PEKABLE - 66

117 17 0
                                    

|Ketika Keane hari pertama menjadi siswa baru di SMA Bina Bangsa|

🎨🎨🎨

"Segitu cinta matinya lo sama gue sampean pindah sekolah ke sini demi ketemu gue?" Vania tertawa sambil memainkan ujung rambut panjangnya yang ikal, sambil menatap intens Keane.

Keane tersenyum menggoda. Dan berjalan selangkah lebih maju mendekati Vania. Mereka kini sedang berada di kelas Vania yang sudah kosong. Semua siswa-siswi sudah pulang, namun mereka masih belum pulang dan malah bercengkrama. Karena sudah lama mereka tidak bertemu lagi dari semenjak kelas satu SMP.

"Ya, selama tiga tahun sialnya gue masih tergila-gila sama lo Van.. Lo kasih pelet apa sih ke gue? Manjur banget." Sahut Keane tertawa.

Ya, mereka dulu satu sekolah dan satu kelas sewaktu SMP kelas satu. Yang di mana masih memakai seragam putih biru. Namun, sayangnya Keane pindah sekolah karena papanya ditugaskan dinas kerja di Bandung.

Lalu tiga tahun kemudian, tepatnya sekarang Keane balik kembali dari Jakarta. Karena papanya sudah siap tugas dinasnya di Bandung. Dan Keane sengaja pindah ke SMA Bina Bangsa, agar bisa satu sekolah lagi dengan Vania, cewek yang membuatnya jatuh cinta. Padahal selama ini, Keane itu playboy di Bandung. Sudah pacaran belasan kali dengan cewek-cewek cantik. Namun, hatinya tetap ada nama Vania.

Karena hanya Vania, yang mampu menaklukkannya. Vania, gadis nekat dan pemberani itu membuat Keane penasaran dan ingin memilikinya seutuhnya.

"Pelet? Gila lo ya. Gue nggak main pelet-peletan kali. Gue aja yang cantik dan mempesona gini, makanya lo tetap gilanya sama gue." Vania memajukan kepalanya pada Keane dan membelai sedikit anak rambutnya cowok itu.

Keane tertawa lagi. "So, sekarang gue udah bisa dong deketin lo lagi. Cuman, gue herannya kenapa Vania yang keren ini bisa suka sama Alcio, ketua kelas sebelah yang nggak ada apa-apanya itu dibandingkan gue?" Keane mencibir.

Vania tertawa lalu menghela napas. Dirinya sendiri pun tidak mengerti mengapa ia sangat menaksir dan tergila-gila pada Alcio. Padahal di depannya sekarang ada Keane yang begitu memuja-mujanya.

"Alcio.. Dia satu-satunya cowok di sini yang paling susah gue taklukkin di sekolah ini. Gue nggak ngerti juga. Gue secantik ini, tapi dia nggak pernah tertarik sama gue. Mukanya datar aja."

Keane tertawa lagi. "Terus dia sukanya sama siapa itu namanya? Key?"

Vania menggerutu kesal. Mendengar nama itu rasanya sangat menyebalkan. "Iya, Key. Alcio biasa memanggilnya dengan sebutan itu. Nama panggilan spesial." Jawab Vania penuh jijik. Lalu ia melanjutkan perkataannya. "Namanya Kenara. Kalau orang-orang biasanya cuman panggil dia Nana. Hanya Alcio yang panggil dia Key."

"Jadi Alcio sama Kenara ini temenan dari kecil? Dan selalu lengket? Selalu bareng gitu?" Tanya Keane lagi penasaran.

"Yup. Entah apa yang Alcio liat ke Nana itu. Cewek cengeng dan yang selalu terlihat bodoh. Baru di bentak atau di lihat dikit, udah takut dan selalu nangis. Kerjaannya nangis aja. Dan Alcio selalu bela dia, jijik gue." Ucap Vania penuh dendam.

Dan hal itu membuat Keane gemas terhadapnya. Cowok itu pun mencubit pipi kanannya Vania pelan. Dan cewek itu melotot padanya. Namun Keane tidak memedulikan hal itu.

Dia malah tersenyum. "Jadi sekarang lo mau gimana? Lo nggak mau coba terima gue, Van? Gue bakalan buat lo jadi cewek yang paling istimewa di dunia ini." Ucap Keane sambil tersenyum genit.

Vania tersenyum dan mencibir. Lalu dia mendorong Keane ke dinding ruangan kelas. Lalu Vania tersenyum tipis. "Lo beneran mau sama gue?"

"Yes, of course darling. I want you so much." Jawab Keane.

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now