PEKABLE - 71

209 13 4
                                    

Kenara menatap ke sekeliling jalanan dengan bingung. Pada sore itu, Alcio mau mengantarnya untuk bertemu dengan orang yang sudah mau mendonorkan matanya. Kata Alcio yang mendonorkan matanya adalah seorang anak lelaki. Jadinya mereka kini mau ke rumah orang tuanya. Kenara mau mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka karena anaknya sudah mau mendonorkan kedua matanya untuk dirinya. Kenara bisa melihat kembali. Sungguh, Kenara ingin sangat banyak bersyukur dan terima kasih kepada mereka.

Akan tetapi, Kenara bingung melihat arah belokannya Alcio berbelok ke Tempat Pemakaman Umum.

"Kita mau ngapain di sini Cio?" Kenara bingung.

Alcio menghela napas penuh berat. Ia tak berani menatap matanya Kenara. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Alcio dari Kenara.

"Ini kan tempat pemakaman. Ngapain kita ke sini? Lo mau ke makam Feri dulu ya? Yaudah boleh deh.. Kita sama Feri dulu." Ucap Kenara. Cewek itu masih merasa hidup begitu tidak adil, dengan kepergiannya Feri yang secara mendadak.

Alcio hanya diam saja. Tak bergeming satu kata pun. Ia hanya fokus mengemudi tanpa mau menjawab Kenara. Sangat berat untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan.

Saat sampai di dalam kawasan pemakaman,  Alcio dan Kenara turun menghampiri makamnya Feri.

Kenara memegang batu nisannya Feri dengan penuh lembut. Setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Ia mengingat Ferilah yang melindunginya dari kecelakaan maut pada waktu itu. Kenara menyesal selama ini tidak sadar dengan Feri yang sering merasa sesak napas. Ia tidak tahu bahwa Feri ternyata sakit parah.

"Fer.. Gue sama Cio nih dateng.. Lo apa kabar di atas sana? Baik-baik aja kan, Fer?" Kenara menangis.

Alcio ikut menangis di sebelahnya Kenara. Lalu Kenara pun berpaling padanya, "yuk Cio, kita pergi. Udah mau lanjut jalan atau masih mau di sini lebih lama dulu?"

Alcio tersenyum sendu. "Ini tempat orang yang donorin mata buat lo, Key.."

Kenara bergeming. Sekujur tubuhnya gemetaran secara langsung. "Maksud lo apa, Cio?"

"Feri yang donorin matanya buat lo Key.. Mata lo ini adalah matanya Feri.." Jawab Alcio menangis. Ia tak kuasa melihat matanya Kenara. Kedua bola matanya cewek itu kini adalah matanya Feri.

Sebelum meninggal, Feri memberitahu permintaan terakhirnya untuk membuat Kenara bisa melihat lagi dengan cara mendonorkan matanya untuk Kenara.

Kenara menangis seunggukkan. "Maksud lo apa, Cio?! Kenapa lo nggak bilang dari awal? Lo bohongin gue lagi..."

Ya, soal masalah Vania. Alcio sudah menceritakan semuanya. Beserta Meylin dan Afifah juga sudah menceritakan semuanya pada Kenara. Dan Kenara juga sudah tahu bahwa Keane mendekatinya karena ini semua rencananya Vania. Dan Alcio sudah berjanji untuk jujur dan tidak membohonginya lagi. Namun, sekarang apa yang ia lakukan?

"Gue nggak sanggup bilang ini ke lo Key.. Maafin gue. Berat Key berat.. Ini semua berat.. Intinya, itu permintaan terakhirnya Feri sebelum dia meninggal karena penyakitnya udah makin parah. Permintaan terakhirnya dia mau donorin matanya buat lo Key.." Alcio menjelaskan semuanya.

Bibirnya Kenara gemetaran. Lalu ia memandang balik batu nisannya Feri. "Fer.. Kenapa lo berkorban begitu banyak buat gue? Lalu lo tinggalin kita semua tanpa beri gue kesempatan buat berterima kasih sama lo.. Ferii...." Kenara menangis makin keras.

Dadanya terasa sesak. Tak mampu menerima semua kenyataan ini.

Alcio memeluk Kenara. Ia berbisik padanya. "Itu karena Feri sangat mencintai lo Key.. Bahkan sampai saat-saat terakhirnya dia berkorban buat lo Key.."

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang