11 : Pulvis

395 88 60
                                    

Pulvis : Serbuk

•••

Hai, apa kabar?
Semoga kalian sehat semua yaa..

Chapter kali ini pasti buat kalian penasaran deh sama perasaan Yudha yang sebenernya gimana?

Chapter kali ini pasti buat kalian penasaran deh sama perasaan Yudha yang sebenernya gimana?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Perasaan gue biar gue dan Tuhan yang tahu."

"Readers gue juga pingin tahu kali Yud."

"Vote dulu, nanti gue kasih tahu."

"Baiklaah 😭"

Yuk ramein guys, vote dan komen yang banyak yaa..
___________________________________________

"Hei. Lo semua udah lihat pengumuman di papan?" tanya Vanya di dalam kelas. Mereka sedang menunggu dosen datang di kelas pagi mereka.

"Pengumuman apa?" Rista membalas pertanyaan Vanya dengan pertanyaan lain.

"Rekruitment anggota BEM. Kalian ikut nggak?"

"Ah, males gue sama yang begituan. Politik. Gue aktif di UKM Padus aja." Putri membenahi poninya dengan jari sambil melihat ke arah ponsel yang mati sebagai cermin.

"Lo gimana, Ran?" tanya Vanya lagi.

"Ikut, mungkin."

"Daftar ke divisi apa?" Kali ini Rista yang bertanya.

Rania mengangkat bahu, "Belum tahu. Lo?"

"Gue kemungkinan daftar divisi Kewirausahaan. Lumayan nambah ilmu, bekal buat bikin apotek." Rista menyengir setelah menjelaskan.

"Gue ikut divisi InKom aja. Kan suka ngoceh tuh gue, aktif juga sosmed," sahut Vanya.

Rania salut melihat teman-temannya. Mereka tahu apa yang mereka inginkan. Sementara Rania hanya mengikuti arus. Selama ini hidupnya disetir oleh ibunya.

"Yudha!"

Semua orang di dalam kelas itu menatap Wildan yang muncul di pintu kelas. Siapa yang tidak kenal Wildan? Mantan ketua ospek mereka dulu. Mereka bertanya-tanya, ada masalah apa Yudha dengan Wildan? Mengingat saat ospek, Yudha memang berani melawan senior. Mungkin saja kali ini Yudha bermasalah lagi dengan senior.

Sementara yang dipanggil sedang tertidur dengan posisi duduk. Kepalanya disandarkan ke tas ransel di atas meja. Yudha tidur dengan alasan semalam membuat laporan, sehingga pagi ini sangat mengantuk. Cowok itu duduk di sebelah Rania. Ketika melihat Wildan memanggil Yudha, Rania segera menyenggol lengan Yudha.

"Bangun woy. Itu ada Kak Wildan, nyariin lo."

Yudha yang terkejut karena Rania menyenggol lengannya, segera mengangkat kepalanya. "Dosennya dateng?"

"Bukan. Itu, Kak Wildan cariin lo."

Yudha mengucek matanya yang masih berkabut, dan melihat ke daun pintu. Wildan sudah berdiri menunggu Yudha menghampirinya. Dengan malas, Yudha berjalan menghampiri Wildan di pintu kelas.

PRO RE NATA ( END ✔️ )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora