17 : Oculo

334 72 20
                                    

Oculo : mata

•••

Hai, apa kabarnya? Selamat weekend. Semoga weekend kalian seru.

Dapat salam dari Mas Andre

"Apa Thor? Jahat banget gue baru muncul lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa Thor? Jahat banget gue baru muncul lagi."

"Sabar ya, ganteng. Lo cuma second lead di sini 😭"

"Biar pun gue cuma second lead, jangan lupa vote cerita ini yaa."
___________________________________________

Nama Andreas Matthew terpampang jelas di layar ponsel Rania. Pria itu benar-benar tahu kapan waktu yang tepat untuk menghubungi Rania.

Namun, gadis yang tengah bersedih itu tak kunjung membuka pesan dari pengirim. Terakhir kali Rania berbincang dengan Andre, ketika pria itu mengiriminya macaron.

Ia teringat perkataannya beberapa detik yang lalu.

Gue butuh temen cerita. Tapi semua orang sedang berada di atas puncak. Kalau gue cerita, pasti mereka akan merasa nggak enak sama gue.

Rania merenunginya, apakah ia harus bercerita pada Andre? Rania menggelengkan kepala kuat, menolak idenya untuk menceritakan masalahnya dengan Andre.

Sebenarnya teman-teman Rania, bukannya tidak mau mendengar ceritanya atau apa. Mereka sudah memberikan kata-kata mutiara dan mencoba menghibur gadis itu tadi saat di kampus. Namun tetap saja, kata-kata tidak semudah itu menghapus kesedihan. Rania benar-benar merasa gagal dan ditolak. Semua dalam hidupnya terasa tidak berjalan dengan lancar.

Gadis itu melirik ponselnya. Tiga menit. Ia menggunakan aturan tiga menit untuk nanti membalas pesan dari Andre. Kata orang, jangan membalas pesan terlalu cepat jika tidak ingin orang tersebut salah paham. Rania tidak ingin dicap sebagai pemberi harapan palsu. Minimal tiga menit, lalu gadis itu berniat membalas pesan Andre.

Ternyata belum sampai tiga menit aturan waktunya, ponsel Rania kembali bergetar. Kali ini menampilkan panggilan masuk dari orang yang sama. Rania menunggu beberapa detik, baru menjawabnya.

"Halo?"

"Rania, kamu apa kabar?"

"Baik, Mas Andre." Rania sengaja tidak menanyakan kabar Andre, menunjukkan ketidaktertarikan atas kabar pria itu.

"Maaf saya baru hubungi lagi. Beberapa hari kemarin saya ada urusan di luar negeri. Ini saya sedang di bandara, baru saja mendarat. Saya ada oleh-oleh untuk kamu."

Kerutan di dahi Rania terlihat jelas, ia tidak mengerti kenapa Andre bisa teringat untuk membelikan Rania oleh-oleh.

"Oh ya? Terima kasih."

"Saya ke rumah kamu sekarang ya? Kamu di rumah?"

Rania menatap jam dinding di rumahnya. Pukul lima sore, orang tuanya juga belum pulang.

PRO RE NATA ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang