49 : Revenite

410 59 8
                                    

Revenite : Kembali

•••

Haloo.. dua part terakhir nih!
Semoga kalian suka sama endingnya nanti..

Sambil tunggu up terakhir, boleh baca ceritaku yang lain yaaa..
Star in Wilmington (End)
Kita di Antara Reformasi (End)

Jangan lupa tinggalkan jejak! ❤️

___________________________________________

Cermin panjang itu memantulkan wajah cantik Rania. Rambut pendeknya dibiarkan terurai. Sementara gaun selutut berwarna oranye membalut tubuh mungil gadis itu.

Rania meletakkan helaian rambut di belakang telinga. Ia menghela napas panjang, bersiap untuk bicara dengan Andre siang ini. Gadis berambut biru itu melihat jam dinding di kamar, mungkin sebentar lagi laki-laki itu akan datang untuk menjemputnya.

Suara denting ponsel di atas nakas terdengar sampai ke telinga gadis itu. Rania membuka kuncian ponsel, rupanya ada pesan dari Yudha.

Yudha FF'21
Ran, lo mau ketemu sama
Andre sekarang?
Jangan lupain gue.
Jangan kepincut sama dia.

Rania
Nggak janji ya :)

Yudha FF'21
:(
Ketemuan di mana?

Rania
Ada deh. Nanti lo
nyamperin ke sana.

Yudha FF'21
Just in case, kalau dia
marah terus lo nggak
dianter pulang. Gue lagi
pulang ke Bandung,
jadi butuh waktu buat
ke Jakarta.

Rania
Ada taksi :)

Yudha FF'21
Kalau ada apa-apa
bilang ya. Gue berharap
perasaan lo nggak goyah.

Rania hendak membalas pesan itu sebelum akhirnya ada notifikasi panggilan masuk dari Andre. Gadis berambut biru itu segera menekan tombol hijau untuk menyambungkan panggilan itu.

"Halo, Rania?"

"Iya, Mas."

"Sebentar lagi saya sampai. Siap-siap ya."

"Iya, sudah siap kok."

"Oke. Ini saya masuk ke perumahan kamu."

Setelah itu panggilan terputus. Rania memasukkan dompet dan ponselnya ke dalam tas selempang kecil yang cocok dengan pakaiannya. Kemudian gadis itu turun ke bawah.

Bersamaan dengan injakan anak tangga terakhir, terdengar mobil berhenti di depan rumahnya. Rania bergegas mengetuk pintu kamar Tika, untuk berpamitan.

"Ma, aku pamit dulu ya. Mau pergi sama Mas Andre," ucap Rania begitu Tika membuka pintu kamarnya.

Tika menganggukkan kepalanya. "Jangan lupa kasih tau dia, biar nggak jadi PHP."

Rania tertawa sebentar, tidak mengerti dari mana ibunya itu mengerti istilah PHP alias pemberi harapan palsu.

"Iya, Ma."

Rania berjalan untuk membuka pagar rumah, dengan Tika yang mengekor di belakangnya. Begitu pagar terbuka, Andre ikut turun dari mobil. Laki-laki Prancis itu terlihat menawan seperti biasanya. Dengan kemeja berwarna biru yang cocok dengan kulitnya yang putih. Lengan panjangnya digulung hingga ke siku.

Andre turut berpamitan pada Tika, sekaligus meminta izin membawa Rania pergi. Kemudian, ia membuka pintu penumpang untuk Rania. Setelah memastikan gadis itu masuk mobil, ia masuk dari sisi satunya.

PRO RE NATA ( END ✔️ )Where stories live. Discover now