45 : Reconciliationis

402 66 5
                                    

Reconciliationis : Rekonsiliasi

•••

Halo selamat hari Senin. Selamat menjalani minggu ini. Tetap semangat dan jaga kesehatan yaa 🥰

___________________________________________

Rania menggigit ibu jarinya. Pandangannya lurus pada layar laptop yang terbuka. Ada tugas yang harus dikumpul besok. Tugas itu memerlukan banyak referensi, sehingga sejak tadi ia membaca beberapa jurnal dari laptopnya.

Kamar itu hening, hanya terdengar jam dinding yang berdetak. Rania menoleh ke arah jam yang menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit. Sudah waktunya makan malam, Rania tahu orang tuanya belum pulang karena kedua mobil keduanya belum ada di garasi. Sementara Yesi, disibukkan dengan les pelajaran.

Lagi-lagi makan sendiri, batin gadis itu.

Denting ponsel menarik perhatian gadis itu. Diliriknya notifikasi yang muncul di layar ponsel, ada satu pesan dari Yudha. Tanpa membuang waktu, gadis berambut biru itu segera membuka pesan itu.

Yudha FF'21
Ran, di rumah?

Rania
Iya, kenapa?

Yudha FF'21
Keluar bentar dong.

Rania
Hah?

Yudha FF'21
Gue di depan rumah lo.

Rania segera beranjak dari kursinya dan melihat dari jendela, sosok Yudha sedang duduk tenang di atas motor. Di punggung laki-laki itu ada ransel yang biasa dipakai untuk kuliah. Rania berpikir mungkin Yudha datang untuk mengerjakan tugas bersama.

Dengan cepat, gadis itu berlari ke arah cermin, melihat pantulan dirinya yang berantakan. Rambut diikat asal dan beberapa helai rambut menjuntai karena terlalu pendek untuk diikat. Sementara bibirnya kering karena belum minum.

Tanpa berpikir panjang, Rania melepas ikatan rambut dan merapikan surai berwarna biru itu dengan jemari. Lalu memberi bedak tipis di wajah, dan memoles lipgloss berwarna natural agar tidak terlihat pucat. Kemudian ia menyemprotkan sedikit parfum ke leher dan pergelangan tangan.

Beruntung Rania belum memakai baju tidurnya. Tubuhnya masih dibalut kaus berwarna hitam dan juga celana pendek berwarna coklat muda. Setelah merasa siap, Rania turun untuk menemui Yudha.

Senyuman terbit di paras tampan Yudha seiring dengan Rania yang membuka pagar rumah.

"Malam, Cantik," sapanya.

Rania sedikit tersipu mendengar pujian itu.

"Lo dandan ya?" Yudha memperhatikan detail itu. Bibir Rania yang terlihat lembab, serta aroma parfum yang menyeruak dari tubuh gadis itu.

Buru-buru Rania memalingkan wajahnya. "Nggak. Emang gue begini di rumah."

Yudha menarik ujung bibirnya ke atas. Senang rasanya melihat Rania sudah tidak lagi bersikap dingin padanya.

"Ngapain ke sini malem-malem?" tanya Rania berusaha mengalihkan topik.

"Udah makan?" Bukannya menjawab pertanyaan Rania, justru laki-laki itu melempar pertanyaan lain.

"Makan malem? Belum."

"Pas banget." Yudha mengambil kantung plastik yang digantung di motornya. "Bakmi goreng. Suka nggak?"

Rania melihat dua kotak makan di dalam kantung plastik itu. "Iya, suka."

"Sip." Akhirnya Yudha turun dari motor. "Makan bareng boleh kan?"

PRO RE NATA ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang