20 : Miscere

382 74 19
                                    

Miscere : Campur

•••

Hai, apa kabar? Selamat membaca yaa

Jangan lupa vote dan komentarnya

___________________________________________

Rania menyengir, "Nggak, Put. Sumpah gue nggak inget apa-apa."

Putri mengembuskan napas kasar lalu melempar Rania dengan bantal yang ada di sana.

"Bagus deh kalau lo lupa. Jadi lo bakal lupa udah ngerepotin gue kemarin. Gue numpang mandi yak!"

Rania mengangguk lalu mengambil handuk bersih di lemari. "Nih handuknya."

Dengan sigap Putri mengambil handuk yang Rania lempar ke arahnya. Gadis itu segera masuk ke kamar mandi. Begitu mendengar suara shower yang menyala, Rania bergegas mengganti pakaiannya. Tidak lupa, ia juga menyiapkan pakaian yang bisa dipinjamkan ke Putri.

Sambil berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, Rania memainkan ponselnya yang sudah di charge, sepertinya oleh Putri.

Ia melihat histori chat dan panggilan. Tidak ada yang aneh. Bahkan tidak ada chat masuk dari Yudha.

Apa dia pulang dengan selamat? Pulang naik apa Yudha setelah nganter gue pulang?

Rania mengganti ke aplikasi galeri foto.

Deg!

Foto apa ini? Rania mengambil foto selfie di dalam mobil, dengan Putri dan Andre yang duduk di depan.

Kenapa bisa ada Mas Andre?

Rania memijat keningnya, berusaha mengingat semuanya. Nihil, ia tidak ingat apa pun. Rania bersumpah, tidak akan mendekati minuman haram itu lagi.

Putri bersenandung setelah keluar kamar mandi. Rambut panjangnya yang basah tergerai dengan indah.

"Ran, gue pinjem hair dryer dong."

"Di laci meja rias."

Putri langsung menghampiri meja rias dan mencari barang yang dimaksud. Setelah mendapatkannya, ia langsung memasang di samping kasur dan mulai mengeringkan rambutnya.

"Kenapa muka lo pucet gitu?"

"Put, ceritain semuanya! Lengkap!"

"Tiba-tiba?"

Rania menunjukkan foto yang baru saja ia lihat kepada Putri. Putri hanya tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa bisa ada Mas Andre?"

"Iya, dia jemput kita semalam."

Rania memukul kepalanya sekali, "Sumpah! Ini otak nggak kerja! Gue nggak inget sama sekali."

"Ya iya lah! Lo kemarin liar banget, Ran."

"Terus, gue yang minta jemput?"

Putri menggelengkan kepala sambil sesekali menyisir rambut dengan jemari, sementara tangan lainnya memegang hair dryer yang menyala.

"Gue yang minta. Kewalahan banget gue kemarin."

"Terus? Yudha ke mana?"

"Pulang duluan."

"Hah? Kenapa?"

"Lo tanya sendiri aja nanti ke orangnya. Gue nggak bisa cerita."

Rania menggenggam ponselnya dengan erat. Ia ingin menanyakan kabar laki-laki itu pagi ini, namun ia berusaha menahan diri.

PRO RE NATA ( END ✔️ )Where stories live. Discover now