Seperti bahasa latin yang sering ada pada resep PRN atau PRO RE NATA yang artinya "jika dibutuhkan". Begitulah Yudha, selalu meminta tolong Rania tanpa sungkan. Rania pun tidak keberatan dan selalu menolong Yudha.
Rania yang selalu merasa tidak dibu...
Vote dan komen alhamdulillah, nggak vote dan nggak komen juga gak papa. Yang penting ayo meleyot bersama 🤣🤣
___________________________________________
Rania mengemudikan mobilnya dengan cepat, beruntung rumah sakit tidak jauh dari kampus. Sementara Wina dengan napas tersengal-sengal duduk dengan bersandar di bahu Yudha di kursi belakang.
"Ran, cepetan," ujar Yudha.
"Iya, ini gue juga udah usaha."
Gadis berambut biru itu melihat Yudha dan Wina dari kaca spion tengah. Yudha terlihat sangat panik dan khawatir. Sekarang Rania mengira Yudha memang masih mencintai Wina. Padahal Yudha sudah tidak ada rasa cinta, hal ini murni karena rasa kemanusiaan.
Plang rumah sakit sudah terlihat dekat, sekitar seratus meter lagi mungkin.
"Yud, nanti gue turunin lo sama Wina di depan pintu masuk IGD," ucap Rania dengan pandangan masih fokus pada jalanan di depannya.
"Terus lo?" Yudha merasa tidak enak hati jika Rania langsung pulang, seakan kehadirannya tidak penting.
"Gue nyusul."
Yudha menganggukkan kepala sebagai tanggapan.
Tidak sampai lima menit, mobil putih itu sudah berhenti di depan pintu IGD. Sesuai perkataan Rania tadi, Yudha memapah Wina untuk masuk ke dalam, sementara Rania mencari tempat parkir. Setelah mendapat tempat parkir, Rania mendatangi Yudha di IGD.
"Gimana Wina?" tanya Rania.
Kini, keduanya sedang berada di koridor rumah sakit, tepat di depan ruang IGD.
Yudha mengangguk. Dari wajahnya tersirat kekhawatiran. Jika dipikir, baru kemarin Rania meminta Yudha menjauhinya. Namun sekarang gadis itu yang mengulurkan tangan pertama kali, ia merasa harus menghibur laki-laki yang berdiri di sampingnya itu.
"Ran."
"Hm?" Rania melebarkan matanya, bersiap mendengar apa yang akan dibicarakan oleh Yudha.
"Thanks karena lo mau nolongin Wina. Padahal dia udah jahat banget sama lo."