24 : Usus Cognitus

370 75 12
                                    

Usus Cognitus : Cara pakai sudah diketahui

•••

Hai, apa kabar? Semangat hari Senin.

Jangan lupa vote dan komentar. Selamat membaca 🥰
__________________________________________

Yudha memberi makan ikan cupangnya yang sedang asyik berenang. Kedua mata Yudha terlihat sendu, ia memikirkan kejadian tadi siang. Sejak kejadian itu, ia tidak duduk bersama Rania, dan juga sedikit menjauhi gadis itu.

Sekarang ia berpikir keras, apa sebaiknya ia juga mendengar versi Rania? Karena selama ini yang Yudha lihat, Rania sosok yang tidak akan menyakiti orang lain. Tapi penglihatannya tadi siang, menunjukkan Rania yang mendorong Wina.

Setelah meletakkan makanan ikan kembali ke tempatnya. Yudha duduk di tepi kasur. Laki-laki itu meremas rambutnya karena frustrasi.

"Gue harus tahu siapa yang salah," gumamnya.

Akhirnya Yudha bangkit dari tepi ranjang dan mengambil jaket dibalik pintu kamar. Ia turun ke bawah dan mengendarai motor matic-nya.

Tujuannya sekarang adalah kembali ke kampus. Waktu masih menunjukkan pukul lima sore, belum terlalu petang untuk kembali ke kampus.

Begitu sampai di kampus, Yudha segera berlari ke tangga darurat tempat kejadian itu bermula. Yudha mengingat Wina meminjam ponselnya. Sekarang Yudha membuka kuncian ponselnya dan bertanya-tanya, apa ponselnya dipinjam hanya untuk alasan tertentu?

Yudha melihat history chat di ponselnya. Tidak ada pesan yang dikirimkan Wina untuk mantannya, apa Wina berbohong? Yudha mulai meragukan pernyataan Wina tadi siang.

Mata Yudha mengitari sekeliling tangga dan dinding tangga darurat. Senyumnya terbit begitu melihat benda bulat di pojok dinding.

CCTV!

Laki-laki berambut kecoklatan itu segera berlari menuju pos keamanan. Ada harapan ia akan mengetahui kejadian sebenarnya.

Yudha berhasil sampai di pos keamanan. Tangannya bergerak mengetuk pintu berwarna putih itu. Seorang pria bertubuh tegap, membukakan pintu untuk Yudha.

"Maaf, Pak. Saya mau minta tolong. Boleh saya lihat rekaman CCTV nggak, Pak?"

"Untuk apa?"

"Tadi siang ada insiden kecil pak di tangga darurat ke lantai tiga."

"Tangga darurat? Lantai tiga?"

Yudha mengonfirmasi dengan anggukan.

"Tadi juga ada mahasiswi yang ke sini untuk melihat rekaman CCTV di sana."

"Mahasiswi? Ciri-cirinya gimana, Pak?"

"Orangnya tinggi, putih, cantik. Rambutnya hitam sebahu. Kalau nggak salah namanya Rania," ucap bapak itu setelah berusaha mengingat-ingat.

"Dia sudah lama perginya, Pak?"

"Nggak. Barusan aja pergi."

"Baik, terima kasih, Pak."

Yudha berpamitan dan segera menghubungi Rania. Tak ada jawaban dari gadis itu. Laki-laki itu segera berlari menuju tempat parkir mobil.

Dari kejauhan, ia melihat mobil putih milik Rania. Sementara pemiliknya sudah berjalan dekat dengan mobilnya.

"Rania!" panggil Yudha dengan berteriak.

Gadis berambut sebahu itu menoleh, dan menatap Yudha dengan heran. Sepanjang siang tadi Yudha mengabaikannya, namun sekarang laki-laki itu yang lebih dulu menyapa.

PRO RE NATA ( END ✔️ )Where stories live. Discover now