19 : Externum

383 77 18
                                    

Externum : Luar

•••

Hai, kalian tim apa?

Yudha Rania

Yudha Wina

Rania Andre

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komentar yaa ❤️

___________________________________________

"Inget ya pesen gue. Lo jangan gampang percaya sama orang di sini. Penampilan luarnya aja yang baik, padahal punya niat terselubung."

Kata-kata Putri terngiang di pikiran Rania. Setelah mengetahui ini adalah kali pertama Rania dan Yudha ke diskotik, Putri memilih untuk open table. Tidak mungkin, mereka join table, bisa-bisa Putri lelah mengurusi dua bayi itu dari strangers. Tujuan Putri datang ke sini adalah ingin bersenang-senang. Terlebih Rania dan Yudha juga tidak keberatan dengan harga yang ditawarkan.

Kini ketiganya duduk di salah satu meja. Rania dan Yudha saling menatap begitu mendapat minuman alkohol, yang kata Putri itu adalah First Drink Charge. Artinya sekali masuk dan membayar tiket masuk, mereka bisa langsung mendapatkan sebotol bir.

"Pernah?" tanya Putri.

Rania dan Yudha sama-sama menggeleng. Putri tertawa, lalu meneguk minuman miliknya.

"Nggak usah kalau nggak mau, buat gue aja," ucap Putri. Kemudian ia meletakkan botolnya, dan berdiri.

"Ran, dance?" ajak Putri.

Rania melirik sekilas ke arah Yudha, keduanya sama-sama tidak tahu harus apa di sana. Mereka seperti anak itik yang hilang.

"Nggak dulu, nanti aja," tolak Rania halus.

"Oke, kalau ke toilet, ajak si Kampret. Jangan sendirian," pesan Putri.

Rania mengangguk.

Putri seperti ratu party, ia tidak takut sama sekali. Bahkan gadis itu sudah meninggalkan jaketnya di kursi, sehingga hanya memakai tank top dan membiarkan bahunya terekspos.

Rania mengamati Putri yang tenggelam bersama orang lain di dance floor. Dance floor yang dilihat Rania tidak seperti lantai ballroom yang biasanya dipakai untuk pesta rekan bisnis ayahnya. Lantai dansa di diskotik jauh lebih kecil, membuat semua orang saling bersentuhan, bahkan dengan orang tidak dikenal sekali pun.

Rania tidak tertarik untuk menari. Ia menatap botol bir yang ada di meja. Alkohol. Ya, gadis itu lebih tertarik dengan minuman memabukkan itu. Kata orang, alkohol bisa membuat kita melupakan masalah. Gadis itu tahu jika minuman itu bisa berbahaya, namun rasa penasaran dan keinginannya mengalahkan rambu peringatan dalam otaknya. Maka gadis itu memegang botol menggiurkan itu di depannya.

Yudha yang melihat Rania akan minum alkohol, langsung mencegahnya. Ia menggeleng kuat ketika gadis itu menatapnya.

"Jangan Ran."

"Kenapa?"

"Dosa."

Rania menyeringai, "Kalau tahu dosa, kenapa ajak gue ke sini?"

Rania menyingkirkan tangan Yudha dari tangannya. Kemudian meneguk cairan berbuih itu. Pahit, getir, manis, itu yang Rania rasakan. Awalnya gadis itu mengernyit, namun begitu mendapat rasa hangat dari minuman itu, Rania mulai bisa beradaptasi dengan rasa pahitnya. Kemudian ia meneguknya kembali.

Yudha merampas botol dari tangan Rania, "Ran. Stop."

"Enak kok, gue masih bisa tahan. Gue masih sadar, siniin." Tangan Rania terulur meminta botolnya kembali.

PRO RE NATA ( END ✔️ )Where stories live. Discover now