35

6.8K 877 25
                                    


"Sini biar aku yang bawa," kata Rangga sembari merebut semua kantong belanja dari tangan Cinta.

"Kamu baru sembuh, kan? Nanti kamu tiba-tiba pingsan lagi kalau kecapekan."

Cinta tercengung melihat Rangga yang berjalan mendahuluinya. Bagaimana caranya menjelaskan kalau waktu itu dia cuman ketiduran saja dan bukan pingsan? Terlalu memalukan mengakui bahwa dirinya bisa tidur dalam posisi berdiri. Dianggap hampir pingsan sepertinya lebih terhormat.

"Saya baik-baik saja kok, Dokter, saya sudah sehat," ucap Cinta sembari berlari-lari kecil dengan susah payah mengikuti langkah Rangga yang terlampau cepat.

"Aku nggak mau dimarahin lagi sama Nurani. Biar aku aja yang bawa."

Cinta terdiam mendengar ucapan Rangga itu. Ternyata cowok itu cuman takut pada amukan kakaknya dan bukan mengkhawatirkan dirinya. Kenapa Cinta kegeeran sekali sih? Cinta memandangi punggung Rangga dari belakang. Sepertinya Rangga benar-benar menyukainya kakaknya.

"Dokter, saya boleh tanya?" tegur Cinta.

Rangga melirik ke belakang dengan malas. "Apa?"

"Sejak kapan Dokter menyukai Kak Rani?"

Netra Rangga tampak melebar, tampaknya dia benar-benar terkejut karena mendapat pertanyaan tak terduga semacam itu. Jadi Cinta sudah tahu tentang perasaannya pada Rani. Apa Rani yang bilang? Rangga kebingungan. Dia berdeham-deham untuk menyembunyikan rasa gugupnya.

"Entahlah, aku nggak ingat."

"Apa yang membuat Dokter menyukai Kak Rani?" kejar Cinta. Melihat wajah rona di wajah Rangga rasa keponya adi meningkat.

"Memangnya suka itu harus ada alasannya?"

Cinta sampai berhenti mendengar jawaban Rangga. Dia tak menyangka cowok itu cukup puitis juga.

"Sudah berapa kali Dokter ditolak sama Kak Rani?"

Rangga berhenti saking malunya. Bahkan anak ini sudah tahu bahwa dirinya telah berkali-kali ditolak oleh Rani! Rangga ingin mengamuk tapi dia tidak tahu harus memarahi siapa.

Rangga berbalik dan menatap Cinta dengan mata melotot. Berharap kalau dia memasang tampang seram begitu, Cinta akan ngeri dan mengubah topik. Namun sepertinya Cinta sama sekali tidak merasa takut lagi. Dia justru tampak bahagia karena akhirnya menemukan kelemahan Rangga.

"Sebaiknya Dokter menyerah saja. Dokter nggak akan menang sama Kak Erza."

Dahi Rangga mengkerut. Kak Erza? Kak Erza dia bilang? Dia memanggil Erza dengan panggilan kehormatan itu tapi menolak untuk menganugerahkan gelar yang sama padanya? Seberapa dekatnya Cinta dengan Erza sampai mau memanggilnya kakak? Seketika Rangga merasa jengkel.

"Urusi urusanmu sendiri!" geram Rangga.

"Saya bicara begini demi kebaikan Dokter, daripada Dokter terluka. Mending mundur dan cari yang lain, kan? Cewek di dunia ini banyak bukan hanya Kak Rani saja," nasihat Cinta sok dewasa.

"Apa yang membuat kamu berpikir kalau Erza itu lebih unggul daripada aku?" Meskipun nadanya seperti pertanyaan retoris, sebenarnya Rangga sungguh-sungguh bertanya. Dia juga penasaran apa yang membuat Rani selalu lebih memilih Erza ketimbang dirinya yang banyak berkorban ini.

Cinta memegangi dagunya tampak berpikir dengan serius. "Em ... mungkin karena dia pintar tarik ulur."

"Tarik ulur?"

"Iya. Kak Erza suka memberi perhatian, tapi juga memberi jarak. Dia mengejar Kak Rani tapi seperti tidak mengejarnya. Dia seperti dekat tapi juga jauh di saat yang bersamaan. Pokoknya dia jago bikin orang baper. Dokter nggak punya keahlian seperti itu. Dokter nggak akan pernah menang dari dia."

Rangga terdiam sejenak. Memang selama ini dia terlalu mengejar Nurani dengan intens. Apakah kalau dia pakai sistem tarik ulur seperti ini bakal ada yang berubah ya? Dia baru memikirkan strategi semacam ini. Mengapa dia tak pernah memikirkannya?

***
Masih ada kah yang menunggu update cerita ini? Votes dan komen ya guys...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku numpang promo ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku numpang promo ya...

Love And Heart [Republish]Where stories live. Discover now