29

18.4K 1.5K 37
                                    

"Kalau di luar rumah sakit, jangan panggil aku Dokter."

Cinta mengangkat kepala dan menatap Rangga dengan kebingungan. Apa kenapa tiba-tiba dia nggak boleh manggil Dokter? Padahal Rangga kan emang dokter. "Lalu saya harus panggil apa?"

Rangga tampak terperanjat seolah baru sadar dengan ucapannya sendiri yang tidak masuk akal. Kenapa dia tiba-tiba tidak senang dengan panggilan Dokter itu? Cowok itu berdeham-deham walaupun tenggorokannya tidak gatal.

"Kita kan tetangga dan aku teman Kakakmu. Kamu boleh memanggilku Kakak."

Cinta tampak tercengung. Apa? Kakak? Kenapa tiba-tiba makhluk ini minta dipanggil kakak? Apa maksudnya? Cinta  menggeleng. "Maaf, Anda adalah pembimbing saya, memanggil dengan panggilan seperti itu tidak pantas."

Rangga memberengut tidak senang. Kenapa sih cewek ini nggak mau disuruh manggil kakak doang? Ck! Rangga jadi jengkel.

Bel berbunyi sehingga Rangga bangkit. "Sepertinya g*foodnya sudah datang," ujar cowok itu sembari keluar dari kamar.

Cinta menghela napas sembari memegangi jantungnya yang mendadak berdebar kencang. Ada apa ini? Kok tiba-tiba dia jadi deg-degan? Mungkinkah karena dia masih demam? Pasti begitu, kan? Masak dia deg-degan gara-gara Rangganteng? Itu nggak mungkin!

Cinta berbaring kembali dan menarik selimut. Dia mengingat sebentar mimpinya tadi. Tadi dia mimpi curhat sama kakaknya sambil marah-marah. Tapi sekarang yang ada di kamarnya dan nungguin dia malah si Rangga. Cinta mememinjat keningnya. Ingatannya rasanya terdistorsi karena demam.

Tak beberapa lama kemudian, Rangga kembali ke kamar dengan semangkuk bubur ayam. "Ayo makan dulu," kata Rangga. Dia mengambil meja lipat lalu meletakkannya di depan Cinta dan bubur itu di atasnya.

Cinta bangkit dan duduk bersandar pada ranjang. Gadis itu menggambil sesendok bubur lalu menyuapkannya pada mulutnya. Cinta terperanjat karena rasa panas yang muncul tiba-tiba serasa membakar lidahnya. Hampir saja dia menumpahkan bubur itu ke kasur. Untungnya Rangga dengan sigap menangkapnya.

"Hati-hati dong!" desis cowok itu jengkel.

"Panas!" keluh Cinta sembari menutupi mulutnya dengan telapak tangan.

Rangga berdecak-decak. Dia mengambil segelas air lalu menyodorkannya pada Cinta. Gadis itu menerimanya dengan senang hati. Air yang dia teguk itu membuat rasa nyeri di lidahnya menjadi lebih baik. Namun gadis itu menatap bubur di atas meja lipat dengan trauma.

"Em ... Ini masih panas," ucap Cinta.

Maksudnya dia mau memakan itu nanti kalau sudah agak dingin, tapi Rangga mengartikan kalimat Cinta itu dengan interpretasi yang lain. Cowok itu mengambil sesendok bubur lalu meniupnya dengan telaten dan menyodorkan ke depan mulut Cinta. Cinta melongo, dia tidak menyangka Rangga akan melakukan hal seperti itu.

"Kok diam? Buka mulutmu!" amuk Rangga karena Cinta hanya terbengong-bengong.

Cewek itu kebingungan. Dia tak punya pilihan selain menerima suapan itu. Jantung jadi berdetak lebih cepat dua kali lipat. Ada apa ini? Sebenarnya ada apa? Kenapa kok tiba-tiba Rangga jadi begini? Cinta berusaha memikirkan alasan dibalik tindakan Rangga. Dia mengamati Rangga yang kembali meniup sendok bubur beberapa kali sebelum menyuapkannya pada Cinta dengan telaten.

Apa karena Cinta sedang sakit? Rangga memang terlihat selalu perhatian pada pasien di rumah sakit. Beberapa pasien sampai mengidolakannya dan tidak mau dirawat oleh dokter selain dia. Itulah alasan yang dipikirkan oleh Cinta.

***

Vote dan komen ya guys...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini aku mau live jam 21

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini aku mau live jam 21.00 ya guys. Lumayan bisa dapat diskon 50% dari Shopee klo checkout pas live lho. Semisal kalian nggak beli boleh kok ikutan ngobrol2 aja bareng aku di live. Tonton liveku ya guys...

Love And Heart [Republish]Where stories live. Discover now