44

6.1K 905 45
                                    

Rangga melihat Cinta sibuk merapikan obat-obatan di ruang bidan. Hal yang jarang dilakukan oleh mahasiswa lainnya jika tidak diperintahkan. Rangga akui Cinta memang cukup rajin, walau otaknya kosong.

"Kamu tadi ngobrol apa sama Catur di kantin?"

Cinta tampak terdiam, tetapi wajah gadis itu seketika merona. Dia buru-buru buang muka.

"Obrolan biasa antar mahasiswa," dalihnya.

Rangga mencebik. Nggak mungkinlah obrolan biasa bisa bikin muka dia kayak kepiting rebus begitu.

"Aku dengar dia bilang kamu tipenya."

Netra Cinta terbelalak. Rona di wajahnya makin parah. Ternyata Rangga dengar.

"Dia juga tipemu, kan? Jadi kalian jadian?" kejar Rangga.

Cinta menunduk untuk menutupi wajahnya yang malu meski sudah terlambat. "Tidak, ayah saya tidak akan mengizinkan. Lagi pula target partus dan penelitian saya belum selesai. Saya tidak punya waktu untuk pacaran," keluhnya.

Senyuman Rangga terkembang entah mengapa. "Yah, bidan yang nggak bisa bedakan oksitosin dan metergin memang nggak pantes buat pacaran."

Cinta mengerutkan kening dan menatap Rangga dengan tajam. Kurang ajar, orang ini masih mengingat-ingat kebodohannya dulu.

"Seenggaknya ada yang mau sama saya, daripada jomblo gara-gara nggak laku," ketus Cinta.

Rangga melotot mendengar ucapan Cinta itu. Dia menoleh pada gadis itu dengan tatapan tajam.

"Maksudmu aku nggak laku, ha!" geramnya mengerikan.

"Bukan saya yang bilang lho." Meskipun takut, Cinta tetap melawan.

"Kamu sekarang nggak punya rasa takut ya!" amuk Rangga.

"Saya hanya takut pada Tuhan dan orang tua saya," ucap Cinta sok diplomatis. Padahal dalam hati dia deg-degan juga apa yang akan terjadi kalau Rangga murka gara-gara ledekannya.

Rangga mendekatkan wajahnya pada Cinta. Tangan kanannya ditempelkan pada tembok di belakang Cinta sehingga gadis itu terpojok. Cinta terkejut, tapi tak dapat melarikan diri.

"Jadi apa menurutmu Si Teri itu lebih menarik dari aku? Kamu rabun jauh? Coba lihat aku lebih dekat. Memangnya aku ini kurang ganteng apa?"

Cinta tak dapat menjawab. Jantungnya melompat-lompat tidak karuan. Wajah Rangga terlalu dekat. Iya! Iya! Kamu ganteng tapi nggak usah deket-deket gitu! Nggak baik buat jantungku!

"Wa-wajah saja tidak dapat menjadi daya tarik. Kami para wanita lebih suka cowok yang perhatian," ucap Cinta gugup. Secara tidak langsung dia mengakui kalau Rangga cukup tampan.

"Oh ya? Memangnya aku ini kurang perhatian apa? Aku yang merawatmu waktu kamu sakit," tegas Rangga.

"Itu karena Dokter kebetulan tetangga, jadi Kak Rani meminta tolong. Lagi pula Dokter juga bertanggung jawab, kan? Gara-gara Dokter memberi banyak tugas, saya jadi nggak ada waktu buat istirahat!"

"Katamu sudah jadi tugas mahasiswa untuk mengerjakan tugas!"

"Jadi Dokter berharap apa? Saya harus naksir Dokter begitu? Padahal Dokter naksir Kak Rani?" Cinta menyetak dengan jengkel.

Rangga terdiam ketika melihat mata Cinta yang berkaca-kaca. Gadis itu mendorong Rangga menjauh dengan sekuat tenaga. Kenapa dia kayak mau nangis begitu?

"Saya bukan orang bodoh. Saya nggak akan menyukai orang yang nggak akan membalas perasaan saya!" tegas Cinta.

Rangga memandangi wajah gadis itu dengan terpana. Dia bingung harus beraksi bagaimana gara-gara ekspresi sedih Cinta itu.

"Saya tidak akan seperti Dokter yang mengharapkan Kak Rani," tambah Cinta sembari bergegas pergi.

Rangga yang terpaku sesaat baru sadar olokannya ketika gadis itu sudah melangkah keluar dari ruang bidan.

"Hei! Kampret! Kamu ngatain aku bodoh!" umpatnya kesal.

***

Kenalan sama baby-ku Guys...

Alhamdulillah lahir dengan sehat dan selamat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alhamdulillah lahir dengan sehat dan selamat. Yang mau ngasih kado bisa lewat tip karyakarsa ya hehehe.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Buruan klaim vouchernya sebelum kehabisan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Buruan klaim vouchernya sebelum kehabisan.

Love And Heart [Republish]Where stories live. Discover now