26

19.1K 1.9K 130
                                    

Rangga melotot mendengar tuduhan Rani padanya. "Gara-garaku?" protesnya tidak terima. Kenapa dia bisa menjadi faktor penyebab sakitnya Cinta. Memangnya dia virus atau bakteri?

"Cintaku punya daya tahan tubuh yang baik. Dia jarang sakit. Pasti ada variabel stres yang mempengaruhi dan kamulah penyebabnya. Kamu memberi tugas dan revisi terlalu banyak, sampai dia nggak ada waktu buat istirahat. Iya, kan?"

Rangga bergidik sedikit mendengar cara memanggil Nurani adiknya yang sangat alay. Rani yang selama ini dia kenal sangat anggun dan bermartabat ternyata bisa jadi seperti itu. Cowok itu lalu mendecakan lidah.

"Sudah sewajarnya mahasiswa menerima tugas. Masa hanya karena tugas saja sampai stres dan jatuh sakit? Kalau dia selemah itu, artinya dia nggak pantas jadi tenaga kesehatan."

Rani menatap Rangga dengan garang. Rangga memalingkan wajah untuk menghindari mata Rani yang penuh aura pembunuh. Bukannya dia kemarin yang menantang Rangga untuk membully adiknya?

"Cintaku sudah minum obat. Kalau demamnya nggak turun kamu sudah tahu kan harus apa?"

Rani menyodorkan kartu apartemennya pada Rangga. "Aku mau ke rumah sakit sekarang. Cintaku sepertinya belum makan dari pagi. Makanan yang aku siapkan di meja makan sama sekali belum disentuh. Belikan dia bubur ayam di depan komplek yang mudah dicerna. Pastikan dia makan. Pokoknya kalau besok sakit Cintaku tambah parah, kamu mati!" ancamnya.

Rangga memandangi kartu di tangan Rani dan wajah garang residen penyakit dalam itu bergantian. Dia menghela napas lalu dengan terpaksa menerimanya. Rani menunjuk dua matanya sendiri dengan jari telunjuk dan jari tengah, lalu mengarahkan tanda peace itu ke pada mata Rangga, sebagai ancaman. Cewek itu menghilang dari lorong menuju lift.

Rangga berdecak-decak dan bersedekap. Dengan jengkel dia membuka pintu apartemen Rani menggunakan kartu yang diberikan Nurani tadi. Dia masuk begitu saja lalu menuju kamar Cinta. Gara-gara cewek satu ini hidupnya jadi tidak pernah tenang.

Gadis itu terbaring di atas kasur dengan menggunakan piyama. Napasnya tampak tersengal. Beberapa kali dia terbatuk-batuk lalu mengubah posisi. Wajahnya memerah dan penuh peluh. Rangga tertegun melihat pemandangan itu. Kejengkelannya menguap seketika.

Dia tidak menyangka kondisi Cinta seperti ini. Rangga melihat termometer infra red yang tergeletak di atas tumpukan kertas folio di meja belajar. Dia memindai dahi Cinta dan terkejut melihat suhunya yang ekstrim. Gadis ini benar-benar sakit. Sejak kapan?

Rangga tertegun sejenak. Kemarin malam gadis ini hampir pingsan saat sedang observasi pasien inpartu. Dia sampai berpegangan pada Catur. Paginya dia presentasi dengan tidak fokus. Siangnya dia hanya duduk-duduk di ruang bidan sambil mengisi status pasien. Apakah dia sudah sakit dari semalam?

Rangga menghela napas. Pantas saja Nurani sangat marah. Rangga merasa bersalah mengingat bagaimana tadi siang dia menegur Cinta yang dianggapnya bermalas-malasan. Dia sama sekali tidak peka. Mungkin tadi siang sebenarnya Cinta sudah sakit sehingga dia tidak kuat berdiri.

Dia terlalu impulsif pada karakter Cinta. Rangga sebenarnya tahu bahwa Cinta adalah mahasiswi yang cukup rajin. Dia tahu job deskripsi bidan dengan baik. Gadis itu selalu cekatan dan tidak pernah menunggu instruksi dalam bekerja. Memang pengetahuan medisnya masih kurang tetapi skillnya cukup baik. Rangga yang tahu teori adalah kelemahan Cinta, selalu menyerangnya dari segi itu. Karena gadis itu tidak bisa diserang dari segi perasat dan tindakannya yang cukup sempurna sesuai SOP. Sebenarnya Rangga memang sedikit keterlaluan karena suka mencari-cari kesalahan Cinta.

Setelah tersadar dari lamunannya, Rangga menuju dapur, mengambil handuk kecil di gantungan lalu meletakkannya di dalam baskom berisi air. Rangga membawanya kembali ke kamar lalu menggunakan handuk itu untuk mengompres Cinta. Rani bilang Cinta sudah minum paracetamol tadi. Semoga saja gadis itu akan baik-baik saja. Rangga memandangi wajah Cinta yang kemerahan. Rasa bersalahnya jadi semakin besar.

***

Votes dan komen ya guys...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love And Heart [Republish]Where stories live. Discover now