15

20.3K 2.1K 133
                                    

"Dokter Rangga."

Rangga yang sedang memainkan Mobile Legend mengangkat kepala ketika mendengar suara Bidan Diah. Koordinator bidan itu tampak kaku. Dia duduk di kursi di depan Rangga tanpa dipersilakan.

"Saya baru dengar kalau Anda memarahi Cinta dengan keras karena masalah dokumentasi," ucap Bu Diah penuh seli-dik.

Mata Rangga melebar tidak senang. Bidan senior yang satu ini tidak pernah bisa dia tangani. Rangga terdiam. Bu Diah tak pernah mengkonfrontasi orang secara langsung seperti ini. Bidan senior itu mungkin tersinggung.

"Dokter, memberikan bimbingan kepada mahasiswa bidan adalah tugas dan tanggung jawab saya bersama tim bidan. Bisakah Anda menghormati kami? Jika anda merasa kurang puas pada anak didik kami, silakan sampaikan kepada saya. Saya yang akan memberikan teguran pada mereka."

Bibir Rangga terkatup rapat. Dia tidak bisa melawan wanita tua yang penuh kharisma ini. Bisa jadi dia yang ditendang langsung dari ruangan ini.

"Saya minta maaf, Bu Diah, saya tidak bermaksud membuat Ibu tersinggung," lirih Rangga akhirnya.

Bu Diah tersenyum kecil. "Jujur saja, Dokter, koas lebih banyak membuat masalah yang membuat sakit kepala. Namun saya tak pernah menegur mereka, karena itu bukan tanggung jawab saya. Saya selalu menyampaikan keluhan kepada Anda. Lalu Anda memanggil mereka di ruangan tertutup, kan? Jadi saya harap Anda melakukan tindakan yang sama seperti yang saya lakukan."

"Saya tahu, saya mohon maaf. Ke depannya saya tidak akan melakukan hal ini lagi." Dalam hati, Rangga menambahkan dia akan memarahi Cinta saat tidak ada orang saja.

"Terima kasih atas pengertian Anda, Dokter," ucap Bu Diah lembut.

Rangga mengelus dada. Syukurlah Bu Diah memaafkannya dengan mudah.

"Dokter tahu kan kalau Cinta ini putri dari Prof Sarwono?"

Rangga menegang. "Tentu saya tahu. Saya sama sekali tidak punya maksud buruk. Hanya mau memberikan bimbingan saja, kok."

"Saya dengar Prof Sarwono sangat menyayangi putrinya, jadi saya harap, Dokter berhati-hati," nasihat Bu Diah dengan senyuman manis penuh racun.

Rangga jadi deg-degan. Cinta nggak bakal mengadu sama ayahnya juga, kan? Kemarin cewek itu sudah mengadu sama kakaknya. Dasar bocah tukang ngadu. Masa dia nggak bisa menyelesaikan masalah sendiri di umur segitu!

Bu Diah memandangi Rangga yang termenung dengan penuh selidik. "Saya agak penasaran, Dokter. Biasanya Anda tidak pernah peduli pada mahasiswi bidan. Kenapa sekarang Anda bersikap begini? Apakah jangan-jangan Anda memiliki motif lain? Nama kalian terdengar sangat cocok di telinga saya. Seperti film lawas."

"Nggaklah!" elak Rangga berlebihan. Dia berdeham-deham lalu menambahkan. "Maksud saya tidak ada motif yang khusus seperti itu."

Tetapi Bu Diah tampaknya tidak percaya.

***

Denyut Jantung Janin, dikatakan normal jika berdenyut 130-150 kali permenit

Vagina Touch, adalah sebuah tindakan untuk memeriksa pembukaan leher rahim

Tanda-tanda vital pasien terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, suhu tubuh, laju pernapasan, dan denyut nadi pasien. Pengukuran ini membantu menilai kesehatan fisik paisen.

***

Up! Nih Guys! Makasih atas komen dan votesnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love And Heart [Republish]Where stories live. Discover now