18

20K 2.1K 129
                                    

Rangga melempar botol infus D5 ke sampah khusus botol infus dengan penuh emosi. Cinta yang berdiri di sebelahnya hanya menunduk ketakutan. Kali ini Cinta memang benar-benar melakukan kesalahan yang cukup fatal sehingga merugikan pasien.

D5 adalah dekstrosa lima persen. Cairan yang mengandung gula untuk meningkatkan energi meneran wanita melahirkan sehingga biasanya dimasukkan dalam paket obat untuk ibu bersalin. Masalahnya Bu Intan memiliki penyakit diabetes melitus. Kemarin Rangga sudah memeriksa gula darah acaknya yang cukup tinggi. Hari ini dia mau memeriksa gula darah puasa agar dapat menentukan terapi obat yang tepat.

Cinta dengan bodohnya memasang D5 pada infus Bu Intan. Hal itu jelas akan mempengaruhi hasil pemeriksaan gula darah. Padahal wanita itu sudah disuruh puasa selama sembilan jam. Sia-sia saja, gula darah puasa tidak bisa dicek! Orang itu harus puasa minimal delapan jam lagi. Bagaimana Rangga bisa menjelaskan keteledoran ini pada pasien?

"Siapa yang nyuruh kamu ganti infus pasien tanpa meli-hat instruksi dari dokter dulu?"

"Sa-saya minta maaf, Dok, saya nggak tahu kalau pasien mau dicek gula darahnya," pinta Cinta memelas.

"Nggak tahu itu berarti goblok!" hina Rangga. "Seperti saat kamu mengerjakan soal ujian, kamu nggak tahu jawabannya itu berarti goblok, kan?"

Rangga menekankan kata "Goblok" dengan sengaja. Mata Cinta sampai berkaca-kaca. Baru pertama kali ini dia dihina seperti ini. Tapi Cinta tak bisa mengelak karena semua ini memang salahnya.

"Saya minta maaf, Dok, nggak akan saya ulangi lagi," isak Cinta sembari mengusap lelehan air dari matanya.

Rangga berdecak-decak. Dia nggak maksud sih bikin cewek ini menangis gini. Aduh, padahal dia kan sudah janji sama Bu Diah nggak akan menegur Cinta seperti ini lagi, tapi kesalahan cinta memang tidak bisa ditolerir. Rangga mengusap rambutnya ke belakang dengan frustrasi, lalu meninggalkan Cinta sendirian. Tak beberapa lama Catur muncul. Cowok itu mendekatinya dengan prihatin.

"Kamu habis dimarahin lagi sama Rangganteng?" tanya-nya. Sekarang julukan Rangganteng untuk Rangga sudah sangat populer di kalangan mahasiswa.

"Aku denger dia bilang, goblok? Ya ampun, itu dokter kok mulutnya nggak bisa dijaga sih!" umpat Catur.

Cinta menggeleng kuat-kuat. "Nggak, emang aku yang salah. Dia pantes marah," ucap cewek itu sembari terisak-isak.

"Sudah, Cin, jangan menangis," hibur Catur.

***

"Kamu harus mengisi formulir laporan insiden keselamatan pasien!" ketus Rangga sembari menyodorkan setumpuk berkas pada Cinta. "Semua tindakan yang ada di sini harus sesuai dengan SPO. Jangan memberikan terapi sembarangan tanpa melihat rekam medis pasien."

Cinta yang duduk di sebelahnya masih menangis tersedu-sedu. Orang-orang jadi mengasihaninya. Padahal jelas-jelas dia yang salah di sini.

"Jangan nangis terus, kamu bikin aku jadi keliatan kayak orang jahat," dengkus Rangga kesal sekaligus merasa bersalah.

"Maaf, tapi ... air mata saya nggak bisa berhenti," isak Cinta.

"Anak orang kamu bikin nangis kayak gitu," komentar Dini sambil berdecak-decak.

Rangga menggaruk-garuk tengkuk yang tak gatal. Memang sih kalimatnya tadi itu terlalu kejam. Saking emosinya dia sampai mengatai Cinta goblok. Kesalahan yang dilakukan Cinta cukup fatal. Ini adalah KPC. Belum lagi karena yang menemukan insiden ini adalah Rangga, dialah yang harus melaporkannya pada tim keselamatan pasien dan mengisi formulir berlembar-lembar.

"Cintaku sayang!"

Suara manis yang terdengar tiba-tiba membuat bulu kuduk Rangga seketika merinding.

Nurani muncul di ambang pintu ruang bidan sembari membawa tas keresek di tangannya. Netra cewek itu terbelalak ketika melihat kondisi adiknya. Rangga menelan ludah. Mampus!

"Cinta! Kenapa kamu menangis?" ucap Nurani panik sembari menghampiri adiknya.

"Ini dia, nih, Ran, yang bikin dia nangis," tunjuk Dini langsung.

Rangga melotot. Dasar Dini! Kompor banget! Belain dikit, kek! Nggak ada rasa setia kawannya sama sekali.

***

Standar Prosedur Operasional

KPC (Kondisi Potensial Cedera) kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

***

Up! Jangan lupa vote dan komen ya Guys...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love And Heart [Republish]Where stories live. Discover now