#5. Rindu

1.3K 117 3
                                    

Sore ini setelah selesai membersihkan kamar dan membuang sampah aku bergegas mandi bersiap diri, malam ini ada perayaan untuk mahasiswa baru angkatanku, bisa dibilang seperti acara keakraban yang diadakan di awal semester.

Berbeda dengan Indonesia, budaya keakraban Korea ini sudah pasti acara minum-minun alkohol sambil saling bercengkrama.

Sebenarnya dari lahir aku adalah seorang muslim, tapi mungkin aku bukanlah muslim yang taat, bagiku yang memilik pemikiran global ada banyak cara untuk berterima kasih dan memohon ampun kepada Tuhan, aku masih mengerjakan sholat seingat dan tergantung keinginanku, tapi tak jarang aku juga meninggalkanya, bagiku yang penting itu sebagaimana tulus aku memohon kepada sang pencipta bukan cara apa yang aku gunakan.

Kaus lengan panjang ketat menutupi leher dan celana panjang serba hitam menjadi pilihan outfitku malam ini, aku juga mengenakan mantel choklat tipis panjang dan merapikan rambutku seadanya, aku berusaha tidak tampil mencolok hari ini tapi semua sirna saat aku bertemu Ji Eun.

Ji Eun mengenakan crop top manis berwarna merah dipadukan dengan celana jins panjang serta rambut ikal yang dengan sentuhan pita manis dibagian belakang rambutnya.

Sesuai dengan dugaanku, semua orang jadi menatap ke arah kami berkat Ji Eun, walau Ji Eun lah yang menjadi perhatian mereka tapi karena aku berada disebelahnya menjadi ikut terlihat oleh mata mereka.

Acara dimulai dengan memperkenalkan nama masing-masing, saat giliranku tiba, aku menjadi sangat gugup tapi Ji Eun memengang tangan dan tersenyum kepadaku sambil berkata "Fitting Eonnie", aku sedikit relax dan bersiap untuk memperkenalkan diri dengan bahasa Korea.

"Hallo Namaku Sunny, aku berkewarga negaraan Indoneasia" aku mencoba berbicara dengan santai sambil tersenyum.

Awalnya ada keheningan beberapa detik, entah kenapa semua bersorak dan mulai menanyakan dengan hangat beberapah hal seperti,

"apa kau orang Indonesia asli?",

"Apa salah satu orang tuamu orang Korea ?",

"Bagaimana kau bisa berbahasa korea selancar ini ?",

walau awalnya gugup aku mulai bisa berkomunikasi dengan baik bersama mereka dan pastinya masih ada Ji Eun yang membantuku.

Ternyata acara minum-minum tidak seburuk seperti yang terlihat di drama, tidak banyak yang benar-benar mabuk dan masih banyak yang mempertahankan kesadaranya hingga akhir.

Kepalaku sangat pusing sepertinya aku sudah hampir mencapai batasku, Ji Eun menepati janjinya menahan diri untuk minum sedangkan aku malah kelepasan minum terus menerus tanpa henti, seorang laki-laki menghampiri meja kami dan jelas aku mengenalnya, di Han Wo Jin salah satu teman kelompok di kelas pertama kuliahku.

"Hei Ji Eun, kau membiarkanya mabuk?" Wo Jin datang dan langsung menyalahkan Ji Eun.

"Tidak, tapi dia tak bisa dihentikan, aku tidak tau kalau kebiasaan minumnya seburuk ini" Jawabnya sambil menepuk punggungku.

"Kau harus mengantarnya pulang sekarang" tegas Wo Jin kepada Ji Eun.

"Tak bisa, aku ada janji bertemu pacarku sepulang dari sini, arahnya berlawanan" Ji Eun memelas dan mengusap2 kepalaku yang sudah terbaring kepala lemas diatas meja.

Mereka terdiam dan berfikir, Wo Jin pun tidak bisa mengantarkanku pulang karena ada pacar yang harus dia jaga, seketika Ji Eun mengambil tasku dan mengeluarkan ponsel, dia memeriksa kontak telvonku.

Selain nomor Ji Eun dan Wo Jin hanya ada 3 nomer Korea lagi dihapeku yaitu Yoon, Laura dan Bibi Kim.

"Eonnie, diantara tiga orang ini siapa yang harus aku telvon ?" Ji Eun mengarahkan layar hp didepan mukaku.

My Yoon is Idol - Min Yoon GiWhere stories live. Discover now