#42. Pasangan

838 72 1
                                    

Sejak kejadian yang mengemparkan dunia Kpop itu, aku sudah tidak bisa lagi beraktifitas seperti biasa, kini kalau pergi kekampus menggunakan bus aku mulai mengenakan pakaian tertutup atau setidaknya menggunakan masker, karena masih ada fans Yoon kesal yang mencoba menyakitiku.

Walau terdengar seperti kebebasanku telah hilang, tidak semua terasa sangat buruk, salah satunya kini aku dapat dengan bebas pergi bersama Yoon ke berbagai acara yang akan dia kunjungi.

Bahkan kami mulai berkencan keberbagai tempat publik yang belum pernah kami kunjungi, kami bisa nonton bioskop atau sekedar berjalan-jalan menikmati jajanan pasar.

Memang sangat menyenangkan saat kita bisa berkencan di luar rumah, kami juga tidak perlu menutupi diri kami serapat mungkin dan bisa lebih bebas bergerak saat kami bersama.

"Apa kau menyukai flimnya Sunny ?" Yoon menggandengku berjalan keluar dari bioskop.

"Sangat menyenangkan, flimnya sangat bagus Yoon" aku tersenyum kepada Yoon walau masih menggunakan masker.

"Apa kau lapar ?" Yoon melihat sebuah foodtruck di sebrang jalan.

"Apa kita akan kesana ?" aku menunjuk foodtruck itu dengan tanganku.

"Sejujurnya aku sedikit lapar" Yoon menatapku sambil mengelus perut didonatnya.

"Ayoo" aku nenarik tangan Yoon menuju kesana.

Kini aku dan Yoon tidak perlu memikirkan pandangan orang sekitar, saat berkencan diluar memang tergadang banyak orang memperhatikan kami bahkan diam-diam motret kami dengan ponselnya, hingga telah banyak foto kebersamaan kami di social media.

Awalnya beberapa komentar buruk menuju kepadaku karena perasaan fans yang dongkol dan iri, lama kelamaan mereka mulai mendo'akan hubunganku dan Yoon agar langgeng terus, dan tak beberapa orang mengancamku untuk tidak menyakiti perasaan Yoon kedepanya.

***

Hari ini merupakan malam penghargaan musik yang cukup bergengsi di korea, pada sore hari seorang manager menjemputku untuk mengajakku ke sebuah salon. Aku mengenakan gaun panjang berwarna hitam pilihan Yoon dan pihak salon meriasku layaknya seorang artis.

"Wah Sunny, walau warna kulitmu sedikit coklat, tapi kau tampak bersinar dengan gaun ini" Seorang staylis memujiku setelah selesai berdandan.

"Terima kasih sir, ini semua berkat tim-mu yang sangat profesional" aku membungkukan sedikit tubuhku dan berterima kasih pada para staf.

Saat sedang melanjutkan perbincangan kami, tampak seseorang yang sangat menawan tiba menghampiriku

"Sunny...." Yoon terdiam sejenak melihatku bengong "bagaimana kau bisa menjadi semakin cantik ?" dia mulai mendekati dan memegang tanganku.
"Biasanya kau sudah cantik, tapi ini jadi semakin cantik" Yoon menatapku dan mulai bicara terbata-batah.

"Kau jangan seperti itu Yoon, aku malu" aku menunduk malu, dan seketika orang disekelilingku tertawa melihat kami.

"Aku jadi ingin menyembunyikanmu saja, aku takut seseorang akan menculikmu disana" kali ini Yoon malah lebih menggodaku karna geram melihatku yang malu.

Sekali lagi suasana diruangan itu menjadi sangat ramai karna gombalan Yoon yang sukses membuatku salah tingkah didepan banyak orang.

Dari segala acara yang pernah aku kunjungi bersama Yoon, ini adalah kali pertamaku hadir di acara besar dengan karpet merah, kami harus turun dari mobil berjalan cukup panjang melewati wartawan dan fans, setelah itu memberikan salam dulu sebelum masuk kedalam ruangan.

Saat turun dari mobil aku sangat gugup, yang terlihat olehku hanyalah flash kamera dan jalan merah yang ada didepanku.

Begitu pun saat memberi salam, aku hanya bisa tersenyum melihat berbagai kamera yang tertuju padaku sambil menemani Yoon memberi salam kepada wartawan.

"Wah kau luar biasa Sunny" Yoon mengodaku saat kami sudah masuk kedalam ruangan.

"Apanya ? Rasanya jantungku akan copot saking deg-deganya" aku meremas tangan Yoon yang sedang memegang tanganku.

"tapi tadi kau terlihat baik Sunny, seperti seorang profesional" Yoon mulai memuji-muji diriku sambil berjalan menuju tempat duduk kami.

Sebenarnya saat remaja dulu aku pernah belajar menjadi seorang model, aku melakukan beberapa fashion show dan juga pemotretan, tapi itu tak berlangsung lama karena aku terlalu malas menjaga bentuk tubuhkan, maka dari itu aku cukup familiar dengan catwall dan heals tinggi.

Malam ini baik BTS dan Yoon sendiri masuk diberbagai nominasi, Yoon masuk dalam Nominasi produser tebaik dan juga Rap terbaik, kini kehadiran Yoon didunia musik bukan hanya bersinar cuma sebagai seorang idol, tapi nama pribadinya pun juga sangat terkenal.

Saat Yoon diumumkan menjadi pemenang produser terbaik tahun ini, aku bersorak senang, membuat beberapa orang terkejud disekitarku. Yoon naik keatas dan mulai berbicara.

"Sebelumnya aku ucapkan terima kasih kepada tuhan, para fans yang sangat setia, para teman-teman dan staf yang membantuku dan juga seorang wanita cantik disana yang selalu menyemangatiku" Yoon tersenyum dan menunjukan tanganya ke arahku, membuat sebuah lampu sorot mendatangiku, dan seluruh orang menjadi bertepuk tangan.

***

Karena Yoon hari ini sedikit mabuk, aku mengantar Yoon pulang ke apartemennya ditemain manager, karena aku juga tidak bisa menyetir malam itu. 

Ini kali pertama aku mampir ke apartemen pribadi Yoon, semua fans pasti sudah tau dimana letaknya dan mungkin aku wanita pertama yang benar-benar masuk kedalam.

Sebenarnya aku ingin membawa Yoon pulang ke rumahku saja, tapi mengingat akan diantar manager pulang, aku memilih apartemenya saja.

Aku merangkul Yoon dan membantunya berjalan, saat Yoon mabuk berat dia sering sekali mengomel bahkan berbicara yang aneh-aneh, aku merasa dia seperti orang yang sangat berbeda. 

Apartemen Yoon sangat luas dan bersih, katanya selalu ada orang di akhir minggu yang membersihkanya, tapi karena Yoon sendiri jarang pulang tempat ini jadi benar-benar rapi. Aku menjatuhkan tubuh Yoon di sofa karena akupun sangat kelelahan.

"Yoon, kita sudah diapartemenmu, bangunlah" Yoon langsung tertidur diatas sofa.
"Pria ini, berapa banyak yang kau minum hari ini"
aku yang kesal mulai memukulnya pelan.

Bosan melihat Yoon yang tidur aku berkeliling apartemen, memeriksa setiap ruangan sampai akhirnya aku menemukan kamar tidur Yoon. Kamarnya luas dan didominasi warna hitam, abu-abi dan putih, saat aku melangkahkan kaki masuk kedalam, aku terkaget karna seseorang muncul dari belakangku.

"Apa yang sedang kau lakukan ?" Yoon yang tiba-tiba berdiri dibelakangku membuatku kaget.

"Aku hanya melihat-lihat Yoon" aku memegangi tubuh Yoon yang masih tidak stabil.

Pelan-pelan Yoon maju melangkah pelan membuatku mundur perlahan, dia terus menatapku tajam sambil terus bergerak maju.

"Yoon sadarlah" aku mengoyang tubuhnya sesekali agar dia sadar, tapi kini malah Yoon yang memegang kedua lenganku..

"Aku sadar Sunny" Yoon berjalan sampai aku terpojok di ujung kasur, dan seketika Yoon mendorongku dan menindihku.

"Yoon kau mabuk" aku memegang tanganya dan mencoba menyadarkanya.

"Aku tidak mabuk Sunny, aku sekarang sadar sepenuhnya, dan kini aku bahagia" Setelah itu Yoon langsung menciumku.

Kali ini rasanya sangat berbeda, Yoon yang setengah mabuk lebih agresif dan kasar saat menciumku, bibirnya yang dingin dengan lincah menguasai bibir dan juga perasaanku.

My Yoon is Idol - Min Yoon GiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang