#41. Hukuman

949 79 0
                                    

Aku lelah memikirkan betapa sulit hidupku setelah ini, di mana orang-orang akan menudingku untuk sesuatu yang tidak aku lakukan.

Sudah lewat 2 hari aku mengurung diri dirumah, aku bahkan terlalu malas untuk menghidupkan lampu yang ada dikamar.

Setelah mendengar suara Yoon, aku menjadi semakin sedih, karena mengingat semua komentar jahat yang tertuju kepadaku, dan mereka semua menyalah kehadiranku di kehidupan Yoon.

Ponselku kembali berdering dan ini untuk kesekian kalinya Molly kakakku menefonku.

"Hallo Sunny, kenapa kau tidak pernah mengangkat telfon ?" Kakakku langsung menyemprotku sesaat setelah aku mengangkatnya.

"Maaf kak, aku terlalu malas memegang ponsel" Aku menjawab sambil terisak sedih.

Molly terdiam sejenak dengan lembut dia mulai bertanya
"Apa kau baik-baik saja ?"

"Tidak kak, aku sungguh takut saat ini" aku menjawabnya sambil memperbaiki perasaanku.

"Apa wanita yang diberitakan itu kau Sunny ? dengan hati-hati Molly bertanya padaku.

"iyah kak, itu aku. Tapi semua berita itu bohong" Aku dengan cepat menjawab pertanyaan Molly.

"Orang tua kita belum tau berita itu, jadi kalau nanti mereka menelfon, angkatlah dan jawab seperti biasa. Kemaren mama hanya menelvonmu dengan firasatnya dan mulai heboh saat kau tak kunjung mengangkatnya" Molly mencoba menceritakan kondisi yang terjadi dirumah.

Aku menceritakan seluruhnya kepada kakakku Molly, dari sejak awal pertemuan kami dan juga hingga kejadiaan kemaren, dan pasti tetap ada yang aku rahasiakan.

Molly cukup terkejut mendengar aku memiliki hubungan dengan artis, dan aku paham betul apa yang sedang Molly pikirkan.

Molly juga bercerita, kemaren seseorang dari teman kantornya yang juga menyukai Kpop memberitau Molly tentang skandal Suga, yang menarik perhatianya adalah wanita yang terseret sangat terlihat mirip denganku, bahkan latar belakangnya mirip membuat kakakku mulai sibuk menghubungiku.

"Apa kau akan putus hubungan denganya Sunny?" Molly bertanya lagi setelah dia juga selesai bercerita.

"Aku mencintainya kak, mana mungkin aku mau kehilanganya" aku menjawab sedikit mengeraskan suaraku.

"Tapi orang tua kita tak akan setuju soal itu, mengakirinya sekarang sepertinya sudah tepat" Molly juga mulai bersitegang disana mengingatkanku.

"Kau belum pernah merasa kehilangan kak, aku tak ingin kehilangan cintaku untuk yang kedua kalinya" aku mulai terisak setelah mengatakan hal itu kepada Molly, dan diapun ikut terdiam di ujung telvon sana.

"Baiklah, untuk sekarang aku akan membantumu. Dengarkan aku baik-baik Sunny" Molly mulai menjelaskan sesuatu padaku.

***

Dari Molly aku mendapatkan informasi kalau setiap foto kini memiliki history pengambilan yang tak akan penah hilang, aku juga teringat saat itu aku sempat menghidupkan alat perekam diponselku, aku sempat lupa karena terlalu sibuk dengan situasi buruk ini.

Dari dulu Molly adalah kakak yang keren bagiku, dia bisa melakukan apa saja. Molly memiliki suami yang baik pekerjaan yang bagus dan juga seorang anak perempuan, hanya saja kadang dia lebih keras kepala dan memiliki temprame yang buruk.

"Noona kau keren sekali, ternyata kau sudah menyiapkan bola untuk dilempar kembali ke pria itu" V langsung memujiku saat kami kembali keruang tunggu.

"Aku bahkan tidak tau apa yang kau siapkan Sunny" Yoon menatapku heran sambil terus menggandeng tanganku.

"Itu bagus Sunny, perkataan dan bukti darimu bisa membantu proses klarifikasi" Pd Nim yang juga ikut kembali memujiku.

My Yoon is Idol - Min Yoon GiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang