#32. Menghargai

898 83 0
                                    

Aku pernah mendengar, bahwa waktu akan sangat cepat berlalu saat kita sedang dipuncak kebahagian, sebaliknya bila waktu akan sangat berjalan lambat bila kita sedang berada di ujung kesedihan.

Aku lupa pernah mendengar kutipan itu dari mana, tapi selama aku menjalani hidupku, itu semua sangat nyata terjadi.

Seperti biasa aku pulang sekitar jam 10 setelah bekerja, seperti pesan Yoon aku harus selalu mengabarinya, walaupun Yoon sendiri kadang juga tidak membalas pesanku.

Aku melihat lokasi Yoon sedang berada dikantor, kami akhirnya sepakat masing-masing harus memegang gps, agar satu sama lain bisa saling menemukan.

Di rumah saat aku baru membuka pintu terlihat sebuah sepatu yang tidak asing di ingatanku.
"Yoon kau ada dirumah ?" aku berteriak sambil melepas sepatuku.

"Yaaaaaa" jawabnya singkat.

"Kau meninggalkan gsp mu distudio ? aku bertanya pada Yoon sambil menuju kekamar untuk meletakan barang-barangku, sambil melihat Yoon yang duduk di sofa sambil mengutak-ngatuk tabletnya.

"Itu tertinggal ditas" Yoon menjawab dengan singkat lagi, sambil terus fokus ketabletnya.

"Yoon kau sedang apa ? bekerjalah distudiamu, jangan dirumah" Aku menghampiri Yoon kesal dan mengacak-ngacak rambutnya.

"Lihat ini Sunny, apa tempat ini terlihat menarik ?" Yoon memperlihatkan padaku gambar villa di sebuah web menyewaan.

"Itu terlihat bagus dan besar, sepertinya lingkunganya terlihat tenang" aku memberi komentar "tapi bukankah villa itu terlalu besar untuk dikunjungi berdua?" dan dengan spontan bertanya kepada Yoon.

"Berdua ?" Yoon langsung melihatku dan tersneyum, matanya membesar, tiba-tiba dia meletakan tabletnya dimeja dan berdiri "Apa yang kau bayangkan Sunny ?" Yoon mulai menggelitikku dan terus mneggodaku.

"Ampun Yoon, tolong hentikan" aku terus mundur untuk menghindari gelitikan Yoon dan akhirnya tertangkap saat tubuhku menyentuh dinding.

"Aaah ternyata Sunny memiliki pikiran yang nakal" Yoon mengangkatku yang kelelah dan mendudukanku di sofa, setelah itu dia mengambil tabletnya lagi.

"Aku kan hanya bertanya, kau jahat Yoon" Aku merapikan pakaianku yang berantakan dan memukul lembut Yoon, tapi Yoon hanya tersenyum dan mengusap-usap kepalaku.

Setelah itu Yoon mengatakan padaku bahwa dia akan memesan Villa disana untuk akhir pekan ini, Yoon berencana mengadakan pesta dengan para member BTS lainya sebagai perayaan sebelum Junkook berangkat wamil, karena bagi mereka berangkat wamil sama saja akan masuk kepintu kedewasaanya.

"Kau harusnya mengatakannya lebih awal Yoon" sambil melipat tanganku.

"Aku baru bertanya sekali, tapi kau sendiri yang sudah menyimpulkan sendiri Sunny" Yoon menatapku dengan tatapan yang membuatku malu karna perkataanku tadi.

"Jadi berapa lama pesta itu berlangsung?" aku mulai mengalihkan pembicaraan sebelun Yoon menggodaku.

"tiga hari 2 malam, kita akan berangkat sabtu malam, ada rekaman yang harus aku selesaikan terlebih dahulu" Yoon menjawab santai sambil mengotak-ngatik tabletnya.

"Kita ?, apa aku juga akan ikut bersamamu ?" aku bertanya memastikan apa yang aku pikirkan.

"Itu sudah pasti, kenapa kau masih bertanya" Yoon tersenyum sambil menatapku hangat.

"Aku fikir ini hanya acara untuk kalian ber7 saja"

"Kami bebas mengajak siapapun, bahkan Junkook saja mengajak pacarnya"

"Apa ? Junkook punya pacar ?" aku yang terkejut mendengar perkataan Yoon sambil sedikit berteriak.

"Hei kenapa kau sangat kaget Sunny ?" Yoon memegang telinganya karna kaget dan bertanya heran padaku.

"Aku hanya tidak percaya, sampai saat ini rumor kencan Junkook saja tidak ada yang dikonfirmasi dengan benar" aku mencoba menjelaskan pada Yoon.

Yoon meletakan tablet dimeja dan duduk menghadapku "Apa setelah mendapatkan aku, sekarang biasmu Junkook?" dan Yoon menatapku kesal.

"Bukan itu, di grub ARMY itu akan menjadi berita terpanas" entah kenapa aku begitu bersemangat dan jiwa ARMYku keluar, sampai akhirnya Yoon menutup mataku dengan tangan besarnya.

"Sunny sadarlah kau sekarang pacarku, kau tidak boleh menjadi ARMY dan menyebarkan informasi pribadi para member nantinya" dengan mata yang masi ditutup Yoon dia mengecup bibirku lembut.

"Yooon" aku berteriak memegang tangan Yoon yang menghalangi mataku.

"Apa kau sudah sadar statusmu Sunny ?" Yoon tersenyum menatapku "Apa aku perlu membuatmu lebih sadar lagi " dan mulai mendekatkan wajahnya lagi kepadaku.

"Baiklah Yoon, maafkan aku" aku mendorongnya menjauh, mengambil lenganya dan bersandar kepada Yoon "Mulai detik ini aku berhenti menjadi ARMY, aku hanya akan menajdi pacarnya Min Yoon Gi"

"gadis pintar" Yoon puas dan mengusap-usap kepalaku.

***

Pagi ini aku janji bertemu Ji Eun didepan perpustakaan, sekalian aku ingin mengembalikan buku karena semester ini telah berakhir.

"Eonnie, kau sudah datang dari tadi ?" Ji Eun tiba setelah berlari kecil.

"Aku baru mengembalikan buku dari dalam" Jawabku sambil mengelus punggung Ji Eun karna dia tampak sesak.

"Baiklah, ayo kita pergi Eonnie" Ji Eun menggandeng tanganku dan kamipun berangkat.

Hari ini aku menemani Ji Eun untuk berbelanja, katanya sebentar lagi adalah perayaan hari jadinya dengan Go Shim yang ke 3, dia berencana membeli baju baru dan juga hadiah untuk diberikan kepada pacarnya, aku senang melihat hubungan Ji Eun dan pacarnya sangat harmonis.

Selama diperjalanan aku menceritakan rencana liburanku di akhir pekan bersama member BTS, dan pasti informasi kalau soal para member yang akan membawa pacar masing-masing tidak aku sebut kepada Ji Eun.

"Bukankah kau juga harus bersiap Eonnie?" Ji Eun bertanya setelah mendengan ceritaku.

"Iya aku bisa packing sehari sebelumnya nanti" jawabku santai kepada Ji Eun.

"Bukan ituuu" Ji Eun terlihat geram dengan jawabanku. "Bukankah kau harus membeli 1 set pakaian dalam baru dan baju tidur" Ji Eun menjelaskan maksud perkataanya.

"Buat apa ?" tanyaku heran kepada Ji Eun.

"Disana kau pasti tidur sekamar dengan pacarmu Eonnie, dan lagi pula tidak mungkin kau hanya akan tidur" Ji Eun melihatku dengan tatapan aneh.

"Kau gila, kami bahkan belum menikah" Aku mengsentil jidat Ji Eun karna kesal.

"Tapi bukankah kau dan dia sudah tinggal serumah saat ini Eonnie? bukankah karna itu aku tidak boleh berkunjung" Ji Eun mengelus sendiri jidatnya dan bertanya penasaran beserta melayangkan protesnya.

"Tidak Ji Eun, Yoon memang menyuruhku tinggal disana, walau dia sering datang tapi dia selalu pulang ke apartemenya atau kembali kekantor, dia tak pernah menginap"

"Waaah benarkah, padahal sudah lewat 100 hari hubungan kalian tapi tidak pernah tidur bersama ?" Aku buru-buru menutup mulut Ji Eun karna suaranya sangat tinggi membuatku malu.

Setelah pertanyaan dan perkataan Ji Eun yang membuatku malu aku jadi terus kepikiran, sudah lewat 4 bulan semenjak kami mulai berpacaran tapi Yoon bersikap sopan kepadaku, walau kadang Yoon suka memelukku erat dan menciumku sampai memainkan lidahnya bahkan memberi tanda, tapi Yoon tidak pernah melakukan lebih dari itu.

Saat dirumah berdua pun kami lebih banyak mengobrol dan bercanda, walau pernah bebeapa kali Yoon tiba2 tertidur dikasur tepat disampingku, tapi Yoon selalu berada di luar selimut sedangkan aku menggunakan selimutku, dia juga hanya memegang tanganku atau mengusap2 kepalaku.

Aku tau betul kebanyak pasangan di Korea akan tidur bersama sebelum mereka menikah, bahkan sering kali terjadi hubungan satu malam

Aku jadi menyadari ternyata Yoon sangat menghargaiku yang memiliki budaya berbeda denganya, aku saja bahkan tidak pernah memikirkanya.

My Yoon is Idol - Min Yoon GiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang