#14. Matahari ( Min Gu )

947 79 1
                                    

Sore itu aku bekerja seperti bisa diruanganku, karena ada beberapa tugas mahasiwa yang harus aku periksa, aku melihat ke arah jendela dan bergumam

"Aku masih saja terus bekerja sedangkan diluar hari sangat cerah"

Ku tinggalkan setumpuk kertas yang sedang aku periksan dan berjalan menuju jendela, terlihat pemandangan taman didepan fakultas yang masih ramai dengan mahasiwa, aku membuat secangkir kopi instan dan kembali bersandar disamping jendela untuk menikmati pemandangan sore yang indah.

Fokus mataku tertuju pada sesosok perempuan yang sedang duduk dibawah pohon, dia sedang membaca dan menggunakan earphone ditelinganya disinari dengan matahari sore yang hangat.

Wanita itu terlihat tidak seperti orang korea, membuatku bertanya-tanya,

"Bukankah gedung anak-anak internasional sangat jauh dari sini ?"

Bukan hanya sekali, beberapa kali setelah hari itu aku sering melihat sosok wanita itu disekitar gedung, dan aku juga pernah mendengarnya berbincang lancar dengan bahasa Korea.

Dimataku dia terlihat seperti mahasiswa yang masih muda jadi aku berfikir mungkin saja dia mahasiswa baru pascasarjana, karena tak pernah melihatnya digedung yang sama jadi aku menyimpulkan mungkin wanita itu kuliah di fakultas yang berbeda.

Suatu pagi saat menuju ruangan aku melihat didepan gedung seorang wanita mudah bertubuh kecil yang merupakan teman wanita asing itu sedang berbincang dengan salah satu mahasiswaku, dan setelah kelas berakhir aku memanggil mahasiswa yang bernama Kim Go Shim keruanganku.

"Selamat siang pak, apa benar bapak mencari saya" Go Shim mengetuk pintu kantorku dan izin untuk masuk ruangan.

"Masuklah, silakan duduk" Aku mempersilakanya masuk dan menyuruhnya duduk di sofa.

"Maaf pak, apa saya telah melakukan kesalahan ?" Go Shim tampak gugup dihadapanku.

"Tidak, tapi ada hal pribadi yang ingin saya tanyakan padamu" jawabku sambil tersenyum

"Syukurlah, aku fikir telah melakukan kesalahan" Dia menepuk pelan dadanya dan mengepresikan kelegaan.

"Begini, saya ingin bertanya siapa gadis berbadan kecil yang berbicara denganmu tadi pagi didepan gedung ?" aku langsung bertanya dengan muka serius pada anak itu.

Go Shim terkejud dan terdiam sejenak, dan dia malah balik bertanya padaku "Apa bapak menyukai gadis itu ?"

"Aa.. tidak", aku tertawa kecil mendengar pertanyaanya.

"Kau membuatku kaget pak, karna wanita itu sebenarnya adalah pacarku" sekali lagi Go Shim merasa lega dan mulai malu-malu

"Maafkan aku, apakah pacarmu juga merupakan seorang mahasiswi pascasarjana disini ?" Aku mulai bertanya kembali.

"Benar pak, tapi dia berada di fakultas ekonomi, gedungnya tepat disebelah kita" Go Shim mulai berbicara dengan santai.

"Begini Go shim... " aku terdiam dan menunduk, aku ragu untuk bertanya tapi rasa ingin tauku begitu besar "Wanita asing yang sering bersama pacarmu itu.."

"Maksud anda Sunny ?" Go Shim langsung menyelaku sebelum aku menyelesaikan perkataanku.

"Apa namanya Sunny ?" aku sedikit terkejud dan menatap Go Shim.

"Waaah... apa bapak tertarik denganya ?" Anak itu menatapku dengan senyuman dan sedikit berfikir, "Sepertinya kalian akan terlihat cocok karna perbedaan umur yang tak begitu jauh" Go Shim melanjutkan perkataanya.

"Maksud mu ?" aku bingung dengan perkataanya

Selanjutnya Go Shim menceritakan tentang Sunny kepadaku sejauh yang dia ketahui, anak itu juga menceritakan keseharian Sunny yang cenderung pendiam dan juga sedikit susah bergaul, tapi saat mengobrol denganya dia adalah orang yang ramah hingga semua orang menyukainya.

Lee Ji Eun yang merupakan pacar dari Go Shim adalah sahabat dekatnya, walau perbedaan umur mereka cukup jauh tapi ntah mengapa mereka menjadi saling melengkapi satu sama lain, begitulah aku jadi mendapatkan informasi wanita asing bernama Sunny yang mulai masuk dalam pikiranku sejak beberapa waktu lalu.

Setelah hari itu aku bertanya lagi ke pada Go Shim tentang Sunny, seperti
"Apakah dia sudah punya kekasih ?"

"Apakah dia mau bila aku ajak untuk berkenalan?"

Go Shim sendiri ragu karena sebenarnya Sunny selalu menolak untuk kecan buta dan tidak pernah membalas beberapa pesan singkat bahkan surat cinta yang pernah dia terima, tapi dia dan pacarnya berjanji akan mengusahakanya untukku agar bisa berkenalan dengan Sunny.

Ada satulah yang diceritakan Go Shim yang membuatku sedikir gelisah, dia mengatakan kalau Sunny memiliki seorang teman laki-laki yang selalu datang saat Sunny menelvon dan menjemputnya bila Sunny mabuk setelah pergi minum bersama teman.

Tak ada siapapun dari teman Sunny termasuk Ji Eun yang pernah melihat wajah pria itu, karna dia selalu datang menggunakan masker, topi dan juga pakaian yang tertutup.

Semua orang hanya tau kalau nama teman laki-laki Sunny bernama Yoon, pria itu juga sering terlihat hadir dicafe tempat Sunny bekerja baik sebelum atau sesudah pulang kerja, tapi dari pengakuan Sunny dia dan pria itu hanyalah teman biasa, tak ada hubungan apapun diantara mereka berdua.

Malam itu saat aku sedang bekerja di apartemenku sebuah pesan singkat masuk dari Go Shim

"Selamat malam pak"
"barusan Ji Eun mengabariku"
"bahwa Sunny setuju untuk bertemu dengan anda Lusa"

"Terima kasih atas kerja kerasmu"
"aku akan membalasnya nanti"

"Bisakah kau memperlihatkan soal ujian akhir nanti pak ?"

"Kau mau mati ?"
"aku akan mentraktirmu"

"Aku masih ingin menikah pak"
"tapi baiklah ditunggu traktiranya"

Aku tersenyum senang, akhirnya aku bisa berkenalan dengan gadis itu, walau sempat geram dengan kelakuan mahasiswaku satu ini, tapi berkat dia aku bisa lebih mengenal Sunny.

Setelah itu bukanya lanjut bekerja, aku malah asik memainkan ponselku mencoba mencari reverensi tentang negara asal Sunny dan budayanya.

My Yoon is Idol - Min Yoon GiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang