#23. Penentuan

866 95 1
                                    

Sudah masuk bulan desember, kini sepanjang jalan sudah mulai dihias dengan suasana natal, aku juga telah menyelesaikan semester ini dengan baik.

Selama libur semester aku mulai masuk bekerja dari hari senin hingga sabtu, tapi aku meminta jadwal pulang lebih awal karna aku berencana melanjutkan beberapa hobiku.

Hari ini aku ada janji dengan Min Gu, dengan alasan UAS aku menunda pertemuan terakhirku dengannya, selama itu juga Min Gu tetap menghubungiku dan menghampirimu saat kami sedang berada dikampus.

Kali ini Min Gu yang tiba lebih dulu dilokasi janjian kami.

"Kau sudah dari tadi Min Gu ?" Aku bertanya sambil duduk dihadapanya dan meletakan tasku dikursi sebelah.

tiba-tiba alat pemanggil yang menandakan pesananya jadi bergetar dan sedikit membuatku kaget.

"Aku sudah memesan minuman favoritmu" Min Gu tersenyum kepadaku dan pergi mengambil minumanya.

"Terima kasih" aku tersenyum kepadanya saat dia memberikan ku segelas Frape Green Tea.

"Jadi Sunny, apa kau akan menjawabnya hari ini ?" Min Gu terlihat tidak sabar dan langsung bertanya.

"Sebelum itu. maukah kau mendengar sedikit cerita masa laluku Min Gu ?" aku mencoba bertanya dengan hati-hati

"Aku akan senang bila kau menceritakanya Sunny" Min Gu kembali tersenyum kepadaku.

Aku menceritakan semua seperti apa yang sudah aku ceritakan kepada Yoon, dari ekpresinya Min Gu yang berubah tampak dia sangat kaget dengan infomasi yang aku berikan, bahkan dia menanyakan kembali sesuatu yang sudah aku katakan berulang kali.

Aku tau persis bagi seseorang seperti Min Gu, hal seperti ini akan mempengaruhi kehidupanya, dia pasti akan memikirkan pendapat dan reputasi keluarganya yang hampir semuanya terjun di dunia pendidikan dan hukum.

"Sunny, ini sungguh diluar perkiraanku, aku tidak tau harus berkata apa ?" Min Gu mulai bingung untuk bersikap.

"Aku tau ini sangat rumit, dan aku tidak memintamu untuk mengerti Min Gu, beginilah keadaanku" aku menjelaskanya lagi dengan tenang.

"Sunny, sepertinya aku butuh waktu untuk berfikir"

"Tapi aku ingin menjawab pertanyaanmu waktu itu sekarang Min Gu" perkataanku membuat Min Gu kaget.

"Apa itu penting sekarang Sunny?" Min Gu memandangiku dengan heran.

"Ini penting bagiku Min Gu" aku menatapnya tajam dan siap berkata dengan tegas "aku tidak bisa menjalin hubungan denganmu Min Gu"

"Hah.. kenapa ? kau bahkan tidak memberiku waktu untuk beedifikir Sunny ?" Min Gu terlihat bingung dan mencoba protes kepadaku.

"Karena aku langsung tau jawabanku setelah melihat responmu terhadap ceritaku Min Gu" Aku masih menatapnya tajam dan mantap.

Min Gu terdiam, dia seperti menyadari kalau tanpa sengaja dia telah melakukan sebuah kesalahan yang fatal.

"Min Gu, aku sungguh berterima kasih padamu, selama kita bersama kau memperlakukanku dengan baik" Aku berdiri dan membungkuk kepada Min Gu.
"Maaf aku harus pergi Min Gu, jaga dirimu baik- baik"

Aku berbalik dan pergi meninggalkan Min Gu yang masih terdiam ditempat duduknya, aku tidak berbalik untuk melihatnya lagi, karna mungkin saja aku akan berubah pikiran setelah melihatnya.

Misiku sekarang adalah untuk menyelesaikan segala kesalah pahaman dan juga hubungan yang tak seharusnya.

***

Sejak kejadian di Sokcho aku mencoba mengabaikan Yoon, walau dia terus menghubungiku aku membalas sewajarnya dan tetap tidak mau menemuinya.

Hari ini setelah selesai bekerja Yoon menelvonku berkali-kali, dan sampailah aku dipuncaknya, dengan terpaksa aku mengangkat telvon Yoon.

"Aku sibuk Yoon" jawabku langsung setelah mengangkatnya.

"Aku lebih sibuk darimu, tapi aku masih punya waktu luang untuk menelvon" Yoon membalas kata-kataku kasar.

"Ada apa, cepat katakan" aku langsung menanyakan maksud tujuanya menelvon.

"Datanglah ke rumah, ada sesuatu yang harus kita bicarakan, atau aku akan menemuimu ditempat umum" Sepertinya Yoon kehabisan ide membujukku bertemu dan akhirnya memilih mengancamku.

"Baiklah aku akan kesana" jawabku cepat sambil langsung menutup telfonya.

Hari ini setelah pulang bekerja aku akan mengikuti kelas senam, jadi aku berencana menghampiri Yoon setelah kelas berakhir.

Sekitar pukul 10 malam aku baru tiba dirumah itu, saat aku masuk kedalam telihat Yoon sedang tidur diatas sofa, aku mengambil selimut dan memberikan kepadanya, dan duduk sambil membaca buku di meja makan.

Setelah waktu berlalu, ternyata hari telah berganti dan waktu menujukan pukul 6 pagi, aku tanpa sadar tertidur dimeja saat sedang membaca buku dan Yoon telah memberikan selimut yang dia kenakan kepadaku.

"Kau sudah bangun Sunny, maaf aku tak memindahkanmu karna takut kau akan terbangun" Yoon keluar dari kamar mandi.

"Tidak masalah Yoon, bukankah ada yang ingin kau katakan ?" aku langsung bertanya sambil melipat selimut dan meletakan di atas sofa.

"Aku akan membuatkan kau sarapan terlebih dahulu Sunny" Yoon tersenyum kepadaku dan menuju kedapur.

Aku kesal dengan Yoon yang mencoba menunda-nunda waktu, tapi karena aku perlu mencuci muka akhirnya aku memutuskan untuk ke kamar mandi.

Setelah bersih-bersih aku melihat Yoon telah selesai membuatkan roti lapis bakar dan menyuruhku sarapan, tak bisa dipungkiri masakan Yoon sangat menakjubkan.

Setelah sarapan aku langsung menodong Yoon
"Baiklah katakan sekarang Yoon"

"Sunny, soal perkataanku di sokcho itu..." dia diam sejenak "Aku serius, dan aku sudah merasakanya sebelum kau menceritakan masa lalumu Sunny" Yoon menatapku penuh harap.

"Jadi kau memiliki perasaan lebih dari seorang teman kepadaku Yoon ?" aku bertanya tegas

"iyah Sunny" jawabnya cepat

Sejujurnya aku hampir ingin menangis saat itu, tapi aku mencoba menahan air mataku dan bersikap dingin kepada Yoon.

"Yoon, tak bisakah kita hanya berteman ?" tanyaku singkat, tapi membuat raut muka Yoon langsung berubah.

"Tidak bisa Sunny" Yoon menjawab cepat

Aku berdiri mengambil tasku dan berkata dengan tegas kepada Yoon

"Kalau begitu ini terakhir kali kita bertemu Yoon" aku mendekatin Yoon dan memberikan gantungan kunci miliknya.

Saat aku hampir mendekati pintu, Yoon berteriak sambil memegang tanganku "Tunggu Sunny", dia menarikku kehadapnya,

Yoon melingkarkan tanganya dipinggangku mendekatkan tubuh kepelukanya dan memegang bagian belakang kepalaku dengan tangan besarnya dan dia langsung mendekatkan mencium bibirku.

Yoon melumat bibirku yang terus tertutup, hingga akhirnya dia mengigit bibir bawahku membuatnya bisa mengakses masuk bagian dalam mulutku dengan lidahnya.

Aku terus berusaha memberontak dan memukul Yoon, tapi tenagaku kalah kuat, beberapa saat Yoon berhenti setelah mendapatiku meneteskan air mata, dia memelukku dan berbisik. "Aku mencintaimu Sunny"

Aku sungguh kaget dengan kelakuan Yoon, kini air mata telah mengalir dipipiku dengan deras, aku mendorong tubuh Yoon dan menamparnya, setelah itu langsung berbalik pergi meninggalkan rumah itu.

Selama perjalanan pulang air mataku tak berhenti mangalir, aku terisak sedih dengan hatiku yang juga semakin sakit hari ini, didalam hati aku terus menyalahkan diriku sendiri akan keadaan yang berakhir seperti ini, ini sungguh membuatku lelah.

My Yoon is Idol - Min Yoon GiWhere stories live. Discover now