12. HUKUMAN

148K 19.8K 821
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

Terik matahari sangat panas, apalagi melihat seorang gadis tengah mendapat hukuman. Berdiri seorang diri di tengah lapangan.

"RAFFI UDAH YA HUKUMANNYA. INI PANAS BANGET LOH!!"teriak Mia kepada ketos menyebalkan itu.

"5 menit lagi, makanya kalo gak mau di jemur jangan bolos."balasnya tak kalah kencang, karna emang jaraknya sedikit jauh.

Mia gadis itu misah-misuh sendiri. Ia sangat lelah, tenggorokan haus. Mau minum es biar seger.

Bel lama banget sih. Gerah nih gu-

KRIINGG... KRIINGG... KRIINGG...

Baru juga di omongin, emang rezeki anak Andre kagak kemana.

"Fi, selesai kan hukumannya? Kalo gitu gua mau kekantin ah!"ujar Mia.

"Iya Mia, lain kali jangan bolos. Inget itu!"kata Raffi. Lalu, cowok itu pergi meninggalkan Mia sendiri di lapangan.

Sebelum Mia melangkah, tiba-tiba tangannya di tarik oleh seorang cowok. Mia panik. Tapi untungnya cowok itu membawanya ke kantin.

Ternyata cowok yang membawa Mia kekantin adalah abangnya, dia Zico. Matanya menelisik kepenjuru kantin. Saat cowok itu menemukan apa yang ia cari. Ia, langsung menarik tangan Mia dan mendudukkan gadis itu di meja kosong.

"Nih minum, kamu pasti haus kan?" Zico memberikan air putih kepada Mia.

Mia menerima pemberian dari abangnya, lalu menegak air itu hingga tandas."makasih bang, lo pengertian banget sih sama adik. Jadi makin sayang deh."

"Mau makan gak? Biar abang yang pesenin."

"Mau!! Tapi Abang yang bayar, ya?"

"Hm, Pesen apa?"

"Bakso sama jus strawberry!"

"Oke."Zico pergi untuk memesan makanan.

Mia tengah duduk manis, sambil melihat murid-murid yang sedang makan. Namun, dia tidak menemukan teman-teman abangnya. Kemana mereka semua.

Dari pada mikirin mereka yang tidak penting. Ia memainkan rambut sambil menunggu abangnya datang.

"Nih pesanannya, cepet dimakan!" Zico datang sambil membawa pesanan mereka.

Mata Mia langsung berbinar menatap bakso yang diinginkannya. Zico senyum tipis, melihat adiknya yang menggemaskan.

"Huaa, makasih Abang."pekik Mia, dibalas anggukan oleh Zico seraya mengusap kepala gadis itu sayang.

Mereka berdua menikmati makanan yang di pesan dengan tenang.

Hingga tiba-tiba, sebuah gebrakan menghentikan acara makan itu. Membuat fokus semua orang teralih pada meja yang di duduki Mia. Sebenarnya gadis itu emosi ketika waktu makannya di ganggu.

"MIA LO KAN YANG BULLY SINDI DI WC?!"bentak Albian penuh emosi dengan tangan terkepal.

Mia langsung berdiri dari duduknya, di ikuti Zico. Apa-apaan ini main nuduh orang sembarangan."jangan fitnah woi! Ingat fitnah itu kejam daripada pembunuhan."

"Tapi, cuman lo yang sering bully Sindi!"serobot Jovian sambil menatap Mia menyalang.

"Kapan gua bullynya anj, gua aja habis di hukum sama teman lo noh, si ketos."ujar Mia.

"Mia dari tadi sama gua!"tambah Zico dingin.

Rico tak menggubris ucapan kembarannya,"sifat lo, masih sama kaya dulu. Gak pernah berubah! Sekali Antagonis tetap antagonis."

Mia melotot, mendengar itu. Ia tidak terima dirinya di sebut antagonis.

"Ngadi-ngadi nih bocah! Gua kan udah bilang, gua gak bully perempuan kesayangan lo pada!"ucap ngegas Mia sambil menatap perempuan yang menangis di pelukan tunangannya.

Emang dari mukanya ada udah keliatan, kalo dia bibit-bibit pelakor.

"Lo-"tunjuk Albian mengarah pada Mia.

"Lo, apa hah?!"tantang Mia maju tak lupa menggulung lengan bajunya seperti preman. Lalu, menghempaskan jari cowok itu.

Mata semua orang membola, sejak kapan Mia berani pada Albian yang notabenenya adalah pujaan hati gadis itu sendiri.

"Jangan mentang-mentang lo adalah tunangan gua, atau ketua geng terkenal. Gua akan takut sama lo!"lanjutnya menatap tajam Albian yang masih dalam mode terkejutnya.

"Oh, lo udah berani sama gua Mia? Besok gua akan batalin tunangan itu."ancaman membuat Mia tersenyum miring.

Hei, dia kira Mia akan takut? Tentu, tidak. Malah itu yang gadis itu tunggu! Membatalkan perjodohan sialan.

"Hahaha, malah ucapan itu yang gua tunggu dari lo, Albian!"kekeh kecil Mia.

Lagi-lagi semua orang yang mendengar ucapan Mia terkejut dibuatnya. Perubahan yang luar biasa, mustahil sekali sebenarnya ucapan itu keluar dari mulut Mia.

"Ya-"

Perkataan Albian terpotong ketika kedatangan teman satunya yang dari ruang OSIS, siapa lagi kalau bukan Raffi.

"Ngapain nih ribut-ribut?"tanya ketua OSIS kita.

"Nih si Mia biasa bully Sindi lagi di kamar mandi."jawab Jovian.

Raffi menyeritkan dahi,"loh Mia kan bolos di rooftop, terus gua hukum deh. Kapan Mia kekamar mandinya?"

Semuanya menoleh pada Raffi, jadi siapa yang bully Sindi?

"Hm k-kak, sebenarnya yang bully aku itu k-kak s-sinta bukan k-kak m-mia."kata Sindi dengan kepala menunduk.

"Kenapa lo gak bilang dari tadi sin?"frustasi Rico.

"K-kalian u-udah narik t-tangan aku, s-sebelum a-ku b-bicara."balas Sindi masih tergagap.

Albian diam di tempat. Jadi dia salah orang. Malu sekali. Jabatan sebagai ketua geng, membuat ia tidak pantas menjadi seorang ketua yang bijaksana.

"Telat lo neng, gua udah kena fitnah abis-abisan!"sewot Mia pada gadis yang masih menunduk.

Membuat seseorang di sana mengepalkan tangan kuat.

TBC

SALAH ORANG NIH? MALU GAK? MALU LAH MASA NGGA!

JANGAN LUPA VOTE, PREN😚💗

TINGGALKAN JEJAK UNTUK PART INI!💃💃💃



















see u!
frozenbiru

TRANSMIGRASI MIA [END]Where stories live. Discover now