23. PERTENGKARAN

123K 15.3K 262
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

Ruangan XII IPS 3.

"Baik anak-anak untuk materi Minggu depan, ibu akan membagi 5 kelompok untuk kalian."kata guru tersebut.

Mereka sekelas berdoa supaya satu kelompok sama teman dekat mereka. Jika tidak satu kelompok kan gak enak, gak nyaman.

"Semoga gue sekelompok sama si bos, aamiin!"ucap Tirta dengan tangan menengadah.

"Doa lu gak mungkin terkabul kayanya tir, lu kan sering bohong."timpal Daffa dengan polos.

"Jangan gitu lah, gue gini-gini juga masih nurut sama emak."

"Kelompok ke 4 berisi, Albian, Daffa, Dirga, Jovian, Rico."

"Kelompok 5 berisi, Bara, Chiko, Raffi, Tirta, Zidan, Zico."

"Jangan lupa di kerjakan tugasnya anak-anak. Ada yang di tanyakan lagi?"lanjut guru tersebut.

"Bu, kenapa saya sama teman saya di pisah. Kenapa harus sama mereka? Saya gak mau ya, Bu!"protes Jovian tak terima.

Daffa mendelik sinis."gue juga ogah kali sekelompok sama lo!"

"Gak usah nyaut, gue gak ngomong sama lo."ketus Jovian.

"Lo yang mulai anj-"

Bu guru yang mendengar perdebatan itu mulai jengah.

"Gak usah ribut-ribut, ibu adil ya bagi kelompok untuk kalian! Gak usah protes-protes lagi."

Mereka pun akhirnya pasrah, dan tidak ada yang berdebat lagi.

"BAIK BU!"sahut kompak sekelas.

"Baik anak-anak, ibu akhiri pembelajaran kita hari ini. Selamat siang!"

Guru tersebut meninggalkan kelas, sehingga kelas menjadi ramai untuk membicarakan tentang kerja kelompok itu.

"Kelompok 4, 5 belajarnya di rumah gua aja. Pulang sekolah nanti biar sekalian."kata Rico berpendapat.

"Gue sih YESS!"ucap Raffi.

"Yang lain, gimana?"katanya lagi.

Mereka pun mengangguk menyetujui. Biar gak ribet ye kan. Emang mau di rumah masing-masing?

"Asik, gue bisa ketemu sama neng Mia dong!"seru Tirta mendapati tatapan tajam dari si kembar plus Albian.

Tirta meneguk ludah kasar, dia cari mati tau pawang Mia ganas-ganas. Cowok itu mengangkat jari membentuk peace.

***

Seorang gadis cantik tengah berjalan sendirian menuju perpustakaan, kenapa tidak bersama teman karna temannya sedang makan di kantin.

Ia tidak mau mengganggu waktu makan temannya, dirinya sendiri tidak makan karna masih kenyang.

Sesampainya di perpustakaan untungnya sepi, gadis itu bebas memilih-milih buku untuk di baca. Matanya menatap buku yang menarik perhatiannya.

Di saat ingin mengambil buku yang mau ia baca, tiba-tiba ada seorang gadis manis menabraknya. Sehingga buku yang gadis manis bawa berserakan di lantai.

Bruk!

"Aduh sorry-sorry gue gak liat ada lo!"ucap Mia membungkuk membantu membereskan buku yang gadis itu bawa.

Muka gadis manis itu tidak terlihat oleh Mia karna tertutup oleh rambutnya. Ketika sudah berdiri Mia terkejut ketika tahu siapa gadis itu.

"Lo!"ucap keduanya barengan.

"Ngapain lo kesini, biasanya udah nempel mulu sama pacar gue."kata gadis itu yang tak lain tak bukan adalah Sindi selingkuhan tunangannya.

"Yang sopan lo sama kakak kelas! Suka-suka gue lah, mau gue nempel sama pacar lo juga, gak masalah orang pacar lo adalah tunangan gue."ketus Mia menatap tajam gadis manis itu.

"Sopan sama lo jangan mimpi! Gak tahu malu jadi cewek."

"Jadi gini wujud asli selingkuhan tunangan gue, gue kira polos ternyata lonte!" Mia berujar dengan senyum sinis membuat sang empu mengeram marah."heh lonte bukannya lo yang gak tahu malu, ngerebut tunangan orang aja bangga. Di bayar berapa lo mbak?"

Sindi menjatuhkan buku-bukunya di lantai, melangkah maju untuk menarik rambut Mia, dirinya tak terima mendengar ucapan Mia.

"Lo jalang Mia, lo perebut semua orang yang deket sama gue!"marah Sindi.

GILA RAMBUT BADAI GUE TERNODAI!

Mia kaget ketika rambutnya di tarik kencang."woi, lepasin tangan kotor lo dari rambut gue yang badai! Sampo gue mahal, jangan ngerusak rambut gue anjim!"

"Bodoamat gue gak perduli tentang sampo lo, gue hanya benci lo Mia! Lo perebut, murahan, jalang!"

Sindi mengeluarkan ujaran kebencian kepada gadis itu sambil menjambak-jambak rambutnya kencang. Mia kesakitan, gila aja kalo gak sakit! yang narik aja kaya orang kesetanan.

"Di bilangin ngeyel ah!" Mia langsung memelintir tangan Sindi, lalu menendang lututnya sehingga gadis manis itu jatuh terduduk.

Krek

Dugh!

"Awh, sakit banget, gila lo Mia!"

Sindi memeluk lututnya kesakitan. Ia hampir menangis tendangan Mia tidak main-main.

"Suruh siapa lu budeg, lain kali jangan macem-macem sama gue!"kata Mia sombong sambil mengibaskan rambutnya yang sudah lusuh.

"Sialan, awas lo Mia!"

Gadis cantik itu keluar perpustakaan, niatnya untuk membaca hancur sudah, gara-gara kejadian tadi.

Ia berjalan menghentak-hentakan kaki kesal tak lupa mulutnya berkomat-kamit mengucapkan sumpah serapah kepada Sindi.

Saat sampai di kelas Aileen temannya menatap heran ke arah gadis itu yang sudah mengomel sendiri sebelum masuk kelas.

"Lo kenapa mi, kusut banget tuh muka?"celetuk Aileen kepada Mia.

"Gue ketemu iblis tadi di perpus!"ketus Mia pada Aileen yang bingung.

"Iblis? Iblis siapa?"

Mia menceritakan semua kejadian tadi kepada Aileen, melihat ekspresi Aileen sama persis seperti Mia ia juga sangat geram pada Sindi.

"Oh gitu sifat aslinya, kurang ajar banget dia sama kakak kelas!"

"Gak sopan mulutnya minta di balsem!"geram Aileen ketika selesai mendengar cerita Mia, sampai-sampai ia menggulung lengan baju memperlihatkan ototnya dengan tangan terkepal kuat siap meninju siapa saja.

TBC

spam next disini =

jangan lupa kasih bintang ⭐ aku suka bintang!

see u, dan i love u🌻💚

TRANSMIGRASI MIA [END]Where stories live. Discover now