27. MIA SELALU SALAH

108K 13.9K 308
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

Sehabis dari mall untuk membeli barang yang ia butuh. Mia kini sudah menginjakan kaki di mansion miliknya.

Gadis itu membuka pintu tak lupa mengucapkan salam, namun tidak ada yang membalas salamnya. Ia berlari kecil seraya membawa barang yang tadi di beli untuk di masukkan ke dalam kamar.

Tiba-tiba.

"Dari mana kamu?"tanya nenek Gia dengan bersekap dada.

"Emm Mia dar–"

Belum selesai gadis itu bicara langsung di potong dulu oleh sang nenek."oh, apa jangan-jangan habis belanja bareng om-om! Dasar jalang!!"

Suara sinis itu di berikan untuk Mia, gadis itu panik menggelengkan kepala reflek matanya melotot.

"E-nggak n–"

"BERANI KAMU MELOTOT DI HADAPAN SAYA HAH?!!"

Mia menunduk takut mendengar bentakan keras itu, sehingga membuat tubuhnya bergetar hebat.

"MANA SOPAN-SANTUN KAMU TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA?! APA KAMU TIDAK DI AJARKAN SOPAN SANTUN!!"

"PANTAS SAJA SEMUA ORANG MERASA JIJIK TERHADAP MU!! KAMU TIDAK PERNAH BISA MENGHARGAI SESEORANG!!"

"Oh iya, saya lupa kalo dia itu jalang."sindir nenek Gia untuk cucu perempuannya.

Jleb!

Perkataan nenek Gia sangat menusuk. Mia semakin menunduk menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Kenapa nenek Gia ketika bicara tidak berfikir dulu? Apakah seseorang yang dia caci, maki itu mempunyai hati yang tidak mudah tersinggung.

Jalang, jalang, jalang. Kata itu selalu neneknya ucapkan ketika bertemu dengannya. Tidak tahu kah kalau Mia yang sekarang orangnya sangat sensitif, sebab dirinya baru pertama kali di perlakukan seperti ini.

"KALO ADA YANG BERBICARA ITU DI DENGARKAN, BUKAN MALAH MENANGIS!"

Mia hanya mengangguk dalam diam, sampai kapan dirinya terjebak bersama nenek tua itu.

"Ada apa ini, kenapa teriak-teriak?"ucap seseorang yang tiba-tiba datang.

Huft.. kenapa gak dari tadi sih datangnya!

"Eh, Zico! Ini nih Adek perempuan kamu siang-siang sudah kelayapan."

Ekspresinya seketika berubah oleh kedatangan Zico di hadapan mereka. Tadi, marah, sekarang menjadi lebih lembut.

"Sifat jalang nya emang tidak bisa berubah, masih kecil saja sudah belanja banyak sama om-om! Ntah mirip siapa sifat dia seperti itu, karna di keluarga Firmansyah tidak ada yang memiliki sifat seperti dia. Jalang kecil!"

Zico sebagai abangnya tersinggung mendengar perkataan yang keluar dari mulut neneknya untuk menghina Mia adik perempuannya.

"Mia kamu ke kamar ya! Biar abang yang urus masalah ini."titah Zico kepada adiknya, Mia pun menuruti untuk pergi meninggalkan mereka berdua, tak lupa ia mengucapkan terimakasih tanpa suara.

Sekarang tinggal tersisa mereka berdua di ruangan itu masih posisi sama, berdiri saling berhadapan.

"Bukannya Mia pergi belanja dengan saya, anda tidak usah mengarang cerita!"kata Zico dingin membuat neneknya bungkam.

"Satu lagi, jangan pernah menyebut adik saya dengan sebutan 'jalang kecil'. Dia bersifat sama seperti itu bukan berarti dirinya jalang."

Nenek Gia sudah kehabisan kata-kata. Dirinya sudah kalah telak dengan cucu laki-laki yang berhati beku itu.

"Tapi Zico, Mia tidak seperti kamu! Dia seperti orang yang tidak di didik dengan baik."

"Saya dengan adik saya jelas beda. Tidak semuanya harus di sama ratakan. Jika anda terus menuntut seseorang dengan sempurna atas kemauan anda sendiri. Itu tidak akan pernah terjadi."

"Karna kesempurnaan hanyalah milik tuhan."lanjut Zico dingin.

"Bahasa kamu sekarang tidak sopan sama nenek! Apa karna kamu sudah di hasut oleh dia sehingga kamu jadi begini."ujar nenek Gia sinis.

"Jangan libatkan adik saya di sini. Saya tidak sopan karna anda sendiri!"

Tatapan zico tajam menusuk. Katakan Zico tidak sopan. Dia tidak perduli! Zico akan sopan ketika orang itu memperlakukan ia dengan baik.

Dari pada amarahnya semakin besar dan tak terkendali, lebih baik cowok itu pergi dari hadapan neneknya keluar mansion.

Nenek Gia menatap kepergian Zico dengan pandangan sulit.

***

Niatnya sehabis pulang dari belanja Mia akan tidur, namun sekarang malah tidak bisa. Dia masih mengingat kejadian tadi.

Gadis itu duduk di kursi belajar sambil melamun, tidak sengaja matanya menemukan setangkai bunga matahari, selembar kertas yang hanya setengah dan tulisan yang tidak rapih.

Isi dari kerta yang di temukan Mia di meja belajarnya.

Jangan mikirin hal yang tidak penting cantik, nanti jatuhnya setres! Ingat kesehatan itu mahal dan tidak bisa di beli dengan uang.

Hari ini boleh sedih, besok-besok jangan lagi...

-Dari seseorang yang menyukaimu-

Setelah membaca tulisan itu tiba-tiba bunyi notifikasi dari ponsel Mia.

+6289×××

Jgn di pkrn trs

Mia
Ini siapa?

Masa dpn lo

Mia
Gaje!

Apa sayang

Mia
Lo siapa sih sebenarnya?
Kenapa tahu semua
tentang kehidupan gue?

Manusia, karna lo jdh gw!

Mia
Gak usah halu!
Jodoh ada di tangan
Tuhan mas, bukan di tangan lo

Gue tahu, tp
Tuhan udh ngasi
clue, kl jdh gw itu lo

Mia
BODOAMAT, TERSERAH!!

Notifikasi dari ponsel Mia terus berbunyi, namun gadis itu mengabaikannya. Malas mungkin meladeni orang tidak jelas.

TBC

MAU BILANG APA SAMA AUTHOR?

SPAM NEXT DI SINI 👉🏻

JANGAN LUPA VOTE ⭐

tandai typo.

TRANSMIGRASI MIA [END]Where stories live. Discover now