46. SEBUAH PESAN

79.6K 10.2K 1.1K
                                    

Hi!

Bertemu lagi kita hehe, jangan pernah bosan untuk vote dulu okei😉❣️

-H A P P Y R E A D I N G-

Dirga memelankan laju motornya dan berhenti saat sudah sampai pada kediaman gadisnya.

"Makasih, Dirga!"ujar seorang gadis bersurai hitam dengan riang seraya turun dari motornya.

Dirga hanya bergumam menatap lekat gadis yang berusaha melepas pengait helm.

Mia menyodorkan helm itu kepadanya. "Mau mampir dulu?"

"Gak,"jawab Dirga menerima helm itu.

Gadis cantik itu mengangguk lucu, ia merasa bingung kenapa cowok itu masih di sini? Dirga yang melihat guratan kebingungan gadisnya pun tersenyum kecil.

"Sini deketan."suara berat itu seperti menuntut. Mia menelan ludah susah payah.

Dirga berdecak pelan kemudian ia menarik lengan gadisnya lembut.

"Hei?"sapa Dirga melambaikan tangan di depan muka gadis bersurai hitam itu yang sedang melamun.

"E-eh, kenapa?"cicit Mia gugup jika berdekatan dengan Dirga.

"Ratu gue enggak boleh nunduk! Tatap mata gue."pinta Dirga mengangkat dagu gadisnya untuk menatap matanya.

Mia yang di perlakukan seperti itu mulai memberanikan diri untuk menatap mata teduh cowok itu.

Bola mata coklat Dirga sangat teduh, sehingga Mia terhanyut dalam mata indah milik cowok itu.

Mata yang selalu memancarkan tatapan tajam itu sekarang berani menunjukan tatapan teduh pada seorang gadis. Dia satu-satunya yang bisa melihat sisi lain dalam diri sosok ketua dragon.

"Jangan pernah tinggalin gue, Mia! Tetep di samping gue apapun yang terjadi nanti." Suara cowok itu sedikit bergetar ketika menyampaikan pesan.

Mia yang merasa tidak tega dengan cowok itu dengan cepat ia memeluknya dan mengelus punggung tegap cowok itu.

Dirga mengeratkan dekapannya dan menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher mulus gadis itu.

"Gue takut lo pergi dari gue!" Dirga akhirnya menumpahkan tangisnya. Ia sangat rapuh sekarang.

Dirga membutuhkan seseorang yang selalu ada di sampingnya. Orangtua? Dirga tak seberuntung Mia dalam kekeluargaan.

Sia-sia jika ia mengharapkan keberadaan orang tuanya. Bertemu saja ia sangat jarang, apa lagi mengharapkan orangtuanya untuk selalu berada di sampingnya.

Satu-satunya harapan yang ia sebut rumah adalah gadis yang berada di dalam dekapannya sekarang.

Egois adalah kata yang Dirga perlukan sekarang. Ia tidak lupa jika Mia adalah tunangan dari musuhnya, namun hatinya tidak bisa bohong kalau ia membutuhkan keberadaan gadis itu.

Dirga takut kehilangan ratunya.

"Udah jangan nangis lagi gue disini di samping lo, gue enggak kemana-mana. Masa ketua geng nangis sih, cengeng banget!"ejek Mia berusaha menghibur cowok itu.

TRANSMIGRASI MIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang