Remaja laki-laki itu perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya berada di dalam ruangan di rumah sakit. Dia bisa mengetahui kalau dirinya berada di rumah sakit, karena dia melihat seragam orang-orang yang dari tadi mondar-mandir, kesana-kemari di sekitarnya. Mereka mengenakan seragam perawat dan juga dokter. Suara langkah kaki mereka-lah yang telah membangunkannya. Dia menoleh ke samping, ke arah seseorang yang sedang menelepon. Setelah dia selesai menelepon, orang itu menoleh padanya. "Kau sudah bangun rupanya ... ." Anta segera memasukan ponselnya di dalam tasnya.
Dia perlahan bangun dari ranjang rumah sakit itu sembari memegang kepalanya yang masih terasa sakit. "Hei, jangan bangun dulu!," suruh Anta dengan nada khawatir.
"Aku baik-baik saja kok ... "
Anta menghela napas berat. "Kau sekarang lagi di rumah sakit, tepatnya di ruang UGD. Kau tadi mengalami kecelakaan," ujar Anta. Dia pun menjelaskan kronologinya padanya.
"Begitu ya ... ," ujar laki-laki itu dengan nada pelan.
Sebenarnya Anta ingin menanyakan kenapa laki-laki itu melanggar lalu lintas dan membahayakan dirinya, karena itu juga sepedanya yang menjadi korban. Apakah dia kesal? Tentu saja dia begitu kesal dengan orang yang saat ini berada di hadapannya. Dia pun mengatur napasnya agar kembali tenang. Beberapa saat setelah dia sudah tenang, dia pun memberanikan diri menanyakan tentang sepedanya pada laki-laki itu.
"Hmm mengenai sepedaku — "
"Kala!"
Seorang wanita tiba-tiba muncul dan menghampiri laki-laki itu yang diketahui namanya adalah Kala.
"Ibu ... "
"Syukurlah kamu baik-baik saja ... ." Ujar wanita itu sambil menangis dan mengelus kepala-nya.
Anta sedikit terkejut mendengar laki-laki bernama Kala itu memanggil wanita itu dengan sebutan ibu. Wanita itu terlihat muda sekali. Dia pun memperkirakan usia wanita itu seusia kakaknya. Wanita itu menoleh ke arah Anta dan mengusap air matanya. "Kamu siapa?," tanya-nya.
"Oh saya Anta, tante. Saya yang dari tadi menemani dia di sini"
"Menemani?"
"Saya korban di sini, tante. Anak tante hampir saja menabrak saya," jawab Anta berterus terang.
"Astaga! Apa benar itu Kala?!," tanya wanita itu pada Kala.
"Aku ... "
"Permisi." Ada dua orang polisi datang menghampiri mereka. Mereka menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut. "Untungnya tidak ada korban dari kecelakaan ini — "
"Ada pak!," seru Anta menyela perkataan polisi itu.
Polisi itu mengernyitkan dahinya bingung. "Siapa?"
"Sepeda saya, hancur karena ditabrak oleh mobilnya!," sahutnya kesal sambil melirik ke arah Kala.
"Biar saya yang ganti sepedamu ... ," ujar ibu Kala pada Anta kemudian dia menoleh ke arah polisi yang sedang berada di hadapannya. "Jadi tolong jangan penjarakan anak saya, pak," lanjutnya memohon dengan nada sendu kepada polisi itu.
"Ibu ... "
"Biar ibu yang ngurus, kamu istirahat saja ya," ujar ibunya tersenyum tipis pada Kala.
Anta melihat hal itu merasa iba sekaligus iri. Dia pun mengingat kenangan dirinya bersama ibunya — senyuman, tertawa dan pelukannya biarpun itu tidak akan terjadi padanya lagi. Ibunya sudah meninggalkannya dan memilih untuk pergi dengan laki-laki lain. Dan dengan bodohnya juga, dia menangisi ibu yang tega meninggalkannya itu.
"Pak, benar kata tante ini — jangan penjarakan anaknya, pak," pinta Anta memberanikan diri pada polisi itu.
"Bapak mengerti, tapi hukum tetap berjalan dan dia akan diproses di kantor polisi jika keadaannya sudah pulih. Kau bisa pulang nak, karena sudah memberikan kesaksian." Setelah mengatakan itu, salah satu dari mereka ada yang pergi — mungkin ke kantor polisi dan satunya berjaga di ruang UGD. Wanita itu sedih karena tidak berhasil membebaskan anaknya dari kasus kecelakaan itu.
YOU ARE READING
𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]
Teen Fiction[𝗕𝗟 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆!!] Menceritakan tentang dua anak remaja laki-laki yang memiliki masalah pribadi dan mereka tidak sengaja bertemu di kejadian yang tidak terduga. Pertemuan itulah yang menjadi awal dari kedekatan mereka, di mana kedekatan mereka lebi...
![𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/295238341-64-k12012.jpg)