Anta merenungkan perkataan dari Kala itu dan tanpa dia sadari bahwa Hanna sudah memanggilnya beberapa kali. "Sena!" Anta spontan menoleh ke arah Hanna.
"Eh i-iya, ada apa Hanna?," tanyanya.
"Hayoo ngelamunin apa?"
"Ng-nggak ada kok.... "
Hanna menggeleng kepalanya sambil tertawa geli. "Kamu masih lama kan di sini?" Anta mengangguk. "Kebetulan sekali, temani aku main catur ya," pinta Hanna.
"Nggak takut kalah lagi?," ledek Anta pada Hanna. Hanna cemberut dan memanyunkan mulutnya.
"Kali ini aku akan menang ya!," serunya.
Anta tertawa geli dan dia pun menerima ajakan Hanna untuk bermain catur dengannya. Dalam waktu singkat, permainan catur itu selesai dan dimenangkan oleh Anta. "Kalah lagi ... ," ujar Hanna sedih.
"Mungkin kau perlu banyak berlatih." Ujar Anta sembari mengambil beberapa pion tersebut dan memasukkannya ke dalam papan catur itu. Dia pun beranjak dari kursi tersebut. "Kalau begitu, aku ijin pulang ya — "
Anta melihat sekelilingnya. "Oh ya, kemana Bunda Mary? Tadi kan ada ... ," tanya Anta.
Hanna pun ikut memperhatikan sekitar. "Mungkin lagi di dalam ruangannya"
Anta mengangguk pelan. "Oh begitu ... kalau Niko?"
"Latihan, dia kan lagi persiapan lomba taekwondo di Bulan Februari nanti"
"Eh iya-iya ... aku lupa. Oke deh kalau begitu, aku titip salam ke mereka ya," pinta Anta dan Hanna mengangguk pelan. Anta pun berpamitan pada anak-anak panti kemudian pergi menuju tempat sepedanya di parkirkan.
***
Anta membuka pintu rumahnya dan suasana terasa hening nan sepi. Anta berpikir mungkin kakaknya masih kerja kelompok di kos temannya. Dia pun berjalan masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan dirinya. Perkataan Kala yang mengatakan 'sampai jumpa ' itu masih terngiang di pikirannya dan membuat dirinya bertanya-tanya, 'apakah aku akan bertemu lagi dengannya? Semoga aja itu nggak terjadi ....'
"KYAAAA....!!"
Terdengar suara teriakan dari kakaknya, Anta pun langsung beranjak dari kasurnya dan berlari keluar dari kamarnya. "Kakak, ada apa — ?!"
"Kecoa!!," teriak Nala yang baru saja datang dari kost temannya kemudian menjerit ketika dia melihat ada kecoa yang berjalan di bawah meja makan.
"Kak, hanya kecoa sa — ," tiba-tiba saja kecoa itu terbang dan membuat Anta berteriak. Dia spontan langsung menghindari kecoa itu.
"Itu yang membuatku teriak tahuu, kecoa terbang!"
"Kak, kalau kecoa terbang — Sena nyerah deh ...."
Nala pun berlindung di balik badan adiknya itu. "Kau laki dan harus bergaya lakik! Bunuh kecoa itu!," perintah Nala pada Anta.
"Biarpun aku laki pun tetap takut kak! Kecoa terbang itu berbeda — arghhh!!" Anta berteriak ketika kecoa yang tadi hinggap di tembok tiba-tiba saja langsung terbang ke arah mereka.
"Baygon kak! Di mana baygonnya?!"
"Di situ!" Ujar Nala sambil menunjuk ke arah tempat baygon berada — di dalam lemari bufet dekat dengan ruang tamu. Anta pun berjalan menyamping dengan kaki kanan terlebih dahulu melangkah dan tatapannya terus melihat kecoa yang sedang hinggap di tembok.
"Cepat sena ... !," bisik Nala menyuruh adiknya itu untuk segera mengambil baygon itu.
Anta berhasil mengambil baygon itu dan melangkah pelan, mendekati kecoa itu kemudian menyemprot kecoa itu dengan baygon. Kecoa itu terjatuh ke lantai dengan badannya yang terbalik. "Kayaknya dia akan mati perlahan — "
ВЫ ЧИТАЕТЕ
𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]
Подростковая литература[𝗕𝗟 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆!!] Menceritakan tentang dua anak remaja laki-laki yang memiliki masalah pribadi dan mereka tidak sengaja bertemu di kejadian yang tidak terduga. Pertemuan itulah yang menjadi awal dari kedekatan mereka, di mana kedekatan mereka lebi...
![𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/295238341-64-k12012.jpg)