Anta sedang berbaring di ranjang UKS sembari mengetik pesan di WhatsApp. Dia memberitahu Adit kalau dirinya sedang berada di UKS dan Adit dengan cepat menanyakan kondisi Anta sekarang. Awalnya dia tidak ingin menceritakan kejadian yang dia alami tadi, namun dia terpaksa menceritakannya karena Adit memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Dia mulai menceritakannya dan meminta Adit untuk tidak menceritakannya pada Maya, takutnya Maya akan melakukan hal yang brutal pada kakak kelasnya itu seperti dulu.
Adit 👓
Oke aku paham. Sekarang kau istirahat aja
Oke, thanks ya
Sip 👍
Anta sekarang bisa bernapas lega karena kondisinya yang sudah aman dan sesuai dengan perkataan Randy. Biarpun mereka jarang bertemu dan mengobrol, tapi itu tidak masalah baginya. Ya, karena dirinya lah yang menyuruh Randy dan Laura untuk tetap berada di samping Mala.
"Nak Anta, sudah minum obatnya kan?," tanya salah satu penjaga UKS yang tiba-tiba membuka tirai pembatas itu.
Anta terkejut dan langsung menoleh ke arahnya. "Sudah kok, buk"
"Ya sudah, sekarang istirahat aja ya"
Anta mengangguk. Ya, Anta terpaksa berbohong kalau maag-nya sedang kambuh, padahal dia tidak mengalami gejala maag. Dia pun diberikan obat dan tentunya juga dia tidak meminumnya. Obat itu langsung dimasukkan ke kantung bajunya. Dia merasa bersalah karena berbohong pada ibu penjaga UKS, tapi dia harus melakukannya agar dia tidak diusir dan bertemu dengan kakak kelasnya itu.
Entah kenapa sekarang dia merasa ngantuk sekali, padahal tadi dia sudah cuci muka. Tanpa dia sadari, matanya perlahan menutup dan dia mulai tertidur lelap. Perlahan ingatan tentang masa lalunya, yaitu pertemuan pertamanya dengan Mala muncul kembali.
"Hai ... "
Anta menoleh dan melihat seorang perempuan yang dia ketahui sebagai teman sekelasnya itu menyapanya. Perempuan itu berambut pendek dan mengenakan bando bewarna merah maroon.
"Hai juga"
"Namaku Mala, namamu Antasena kan? Aku boleh nggak memanggilmu Sena?"
"Boleh"
Mala mengulurkan tangannya pada Anta. "Hmm ...."
"Jabat tangan untuk perkenalan. Masa kau nggak tahu?"
"Tahu kok ... hanya aja, kau tahu kan kalau aku anak koruptor dan mereka semua nggak ada yang mau berteman denganku"
"Aku nggak peduli sih tentang itu dan lagian juga bukan kau yang koruptor tapi ayahmu — "
"Ayahku bukan koruptor! Dia dituduh!," bentak Anta yang membuat Mala terkejut. Anta pun langsung tersadar dan menyadari kalau dirinya tidak sengaja membentaknya. "Ma-maaf tadi aku ... "
Mala tersenyum. "Aku tahu kok kalau ayahmu nggak bersalah. Semoga aja kasusnya bisa terselesaikan dan terbukti kalau ayahmu nggak bersalah ya"
"Iya, semoga ... "
Mala menepuk pelan pundak Anta. "Ceria dong! Jangan murung gitu! Gimana kalau kita ke kantin?," ajak Mala tersenyum ramah pada Anta.
Anta mengangguk pelan, dia merasa senang bahwa ada yang mau berteman dengannya. Seiring berjalannya waktu, Anta dan Mala menjadi teman baik dan juga Anta memiliki teman baru yaitu Randy dan Laura yang tidak sengaja bertemu di kantin. Tidak terasa sudah hampir setahun Anta berteman dengan mereka dan sekarang mereka SMP kelas 8. Selama setahun itu, Anta menyadari perasaannya bahwa dia menyukai Mala. Hanya saja, cintanya bertepuk sebelah tangan karena Mala sudah menyukai laki-laki lain. Dia adalah Galih, kakak kelas mereka yang sekarang duduk di bangku SMP kelas 9.
YOU ARE READING
𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]
Teen Fiction[𝗕𝗟 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆!!] Menceritakan tentang dua anak remaja laki-laki yang memiliki masalah pribadi dan mereka tidak sengaja bertemu di kejadian yang tidak terduga. Pertemuan itulah yang menjadi awal dari kedekatan mereka, di mana kedekatan mereka lebi...
![𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/295238341-64-k12012.jpg)