Anta sedang melihat beberapa pesan di LINE nya sembari berbaring di kasurnya. Kadang juga, dia melihat pesan yang dikirim oleh Kala sejak kemarin dan membuatnya merasa bersalah pada Kala. Hal itu karena dia hanya membacanya saja, tapi tidak merespon balik pesan-pesan itu.
Tokk tokk
"Masuk aja," ujarnya dan terlihat ibunya yang membuka pintu itu sambil membawa minuman jamu padanya. Dia berjalan ke arah meja belajar dan menaruh minuman itu di sana.
"Ini ada minuman jamu dan kamu harus minum ya," ujar ibunya.
"Aku kan nggak suka minum jamu, bu"
"Jamu itu sehat, Sena." Sahut ibunya kemudian dia berjalan menghampiri anaknya itu. Dia meraba kening Anta dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menyentuh keningnya. "Ohh sudah mendingan panasnya ~ "
"Ibu, ada-ada aja ... ," ujar Anta sambil tertawa kecil. "Ini kan berkat bye bye fever yang ibu kasi tadi"
"Syukurlah itu bekerja dengan baik" ujar ibunya tersenyum padanya. "Sekarang kamu istirahat saja ya dan ingat minum jamunya"
Anta memutar bola matanya. "Iya-iya"
Setelah ibunya berjalan keluar dari kamarnya, dia merenung sebentar — sebenarnya dia ingin mengatakan mengenai mental illness yang dia alami pada ibunya, tapi dia tidak ingin ibunya khawatir. Awalnya dia mengira penyakitnya ini sudah sembuh, tapi hal itu muncul kembali. Pertemuan tidak terduga yang terjadi kemarin, membuat dirinya mengingat kembali masa lalu itu. Untungnya dia bisa mengatasinya dan bisa menenangkan dirinya, tapi dia justru pergi meninggalkan Kala di rumah sakit itu. Dia merasa bersalah pada Kala — sangat bersalah. Dia pun teringat kembali perkataan dari Mala tadi di sekolah ...
"Kau jangan dekati Kala lagi, Anta!"
"Kau nggak bisa melarang aku untuk dekat dengan siapapun, Mala!"
"Ha?! Apa maksud — "
"Aku nggak akan menjauhinya!"
Dia menghela napas berat ketika mengingat perkataannya itu, membuatnya langsung tersipu malu. "Kenapa aku bisa mengatakan itu secara blak-blakan sih?!"
Tokk tokk
"Ada apa lagi, bu? Masuk a — "
Perkataan Anta terhenti ketika yang membuka pintu kamarnya bukanlah ibunya, melainkan sosok Kala yang masih mengenakan seragam sekolahnya — muncul dari balik pintu itu. Dia terkesiap, panik, dan tanpa pikir panjang — dia langsung menutupi dirinya dengan selimut.
"Anta?"
Tidak ada jawaban dari Anta.
Kala menghela napas berat kemudian berjalan pelan, mendekati Anta yang masih menutupi dirinya dengan selimut. Dia pun duduk di kasur itu dan menghadap ke arah Anta. "Hei, buka dong selimutnya, aku kan nggak bisa melihat wajahmu ... ," pintanya dengan nada yang lembut.
"Nggak mau," sahut Anta dengan nada kecil.
Kala memutar bola matanya. Seketika ide itu terlintas di pikirannya untuk menjahili Anta. Dia pun menarik selimut itu dan Anta spontan terkejut. Anta pun tidak mau kalah, dia juga menarik kembali selimut yang menutupi dirinya itu — agar tidak terbuka sepenuhnya. Tenaga Kala begitu kuat sehingga bukan hanya selimutnya yang berhasil ditariknya, tapi juga Anta yang tidak sengaja jatuh ke pelukannya. Anta mendongak ke atas, melihat Kala yang juga menatapnya.
"Sampai kapan kau melihatku begitu, Anta?," tanya Kala tersenyum padanya. Dia kemudian tersadar dan memposisikan dirinya, duduk bersila di kasurnya.
Dia melirik ke arah lain. "Sudah ku bilang kan jangan menemuiku dulu!"
ESTÁS LEYENDO
𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]
Novela Juvenil[𝗕𝗟 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆!!] Menceritakan tentang dua anak remaja laki-laki yang memiliki masalah pribadi dan mereka tidak sengaja bertemu di kejadian yang tidak terduga. Pertemuan itulah yang menjadi awal dari kedekatan mereka, di mana kedekatan mereka lebi...
![𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/295238341-64-k12012.jpg)