Chapter 23 : Someone I'd Like to Get Much Closer

141 16 2
                                        

Mereka berdua berjalan berdampingan, meninggalkan halaman belakang itu. Kala ingin mengambil kesempatan untuk meraih tangan Anta yang sedang tidak memegang apapun, tapi dia sekarang masih berada di lingkungan sekolah. Dia takut jika ada yang melihat dan nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman pada Anta. 'Ahh aku ingin sekali memegang tangannya ...,' gumamnya sambil melirik ke bawah — ke arah tangan Anta.

"Kala?"

"I-iya?" Dia langsung mendongak, ke arah Anta yang sedang memanggilnya.

"Nanti, jam berapa kamu akan ke panti?"

"Mungkin seperti biasa"

"Ka-kalau begitu, nanti kamu jemput aku ya," pinta Anta sedikit malu.

"Baiklah." Jawab Kala sambil tersenyum.

Saat mereka berada di halaman depan sekolah, beberapa orang yang berada di sana memperhatikan mereka. Hal itu membuat Anta merasa tidak nyaman dan dia sekilas melirik Kala sembari berjalan berdampingan dengannya. "Kala, aku harus mengambil sepedaku di parkiran sana — ." Dia menunjuk ke arah parkiran yang berada di sebelah kanan dekat pintu gerbang. "Jadi, kamu bisa pulang duluan," lanjutnya.

Kala mengangguk pelan. Dia memperhatikan Anta yang berjalan menuju ke tempat sepedanya diparkirkan. Dia pun memutuskan untuk kembali ke tempat mobilnya diparkirkan yang berada di samping gerbang sekolah. Beberapa orang yang masih di sana melihatnya dan mulai berbisik satu sama lain. Sebelum masuk ke dalam mobilnya, dia menoleh sebentar ke belakang. Dia melihat Anta sedang mengayuh sepedanya — keluar dari dalam sekolahnya itu.

Arah yang mereka lalui berlawanan karena Kala harus mengantar Mala pulang ke rumahnya dan bukan ke apartemennya. Dia ingin memanggilnya, namun dia urungkan niatnya itu dan memilih untuk masuk ke dalam mobilnya. Ketika dia membuka pintu mobilnya, Mala menatap tajam padanya. "Kenapa kau lama sekali?!"

"Bukan urusanmu." Jawabnya sembari memakai safety belt mobilnya.

"Ohh aku tahu, kau pasti tadi nyamperin Anta tercintamu itu kan?," tebak Mala tersenyum licik padanya.

Kala menoleh dengan tatapan tak suka padanya. "Kalau iya kenapa? Nggak suka?"

Mala mendengus kesal. "Aku sudah memperingatimu! Hubungan kau itu nggak akan — "

"Aku juga udah peringati kau, ingat? Kalau Anta adalah orang yang kau bully dulu dan jika ibu tahu — apa reaksinya nanti yaa ~ ?" Kala membalas balik perkataan Mala. Mala terdiam membisu dan menatap kesal padanya sedangkan Kala hanya meliriknya saja. Dia pun dengan segera menghidupkan mesin mobil dan melajukan pelan mobilnya itu. Alasan Kala tidak menghubungi Anta kemarin adalah hal yang tadi dia debatkan dengan Mala. Dia menemukan fakta bahwa Mala pernah membully Anta sewaktu SMP dan dia baru tahu itu kemarin. Tentu saja ibunya tidak tahu akan hal itu karena identitas korban benar-benar ditutupi oleh pihak sekolah dan juga ayahnya Mala.

Dia mengetahuinya karena tidak sengaja mendengar pembicaraan Mala dengan ayah tirinya tentang Anta. Tentu saja, dia sangat marah akan hal itu dan mengancam balik Mala ketika ayah tirinya sudah pergi meninggalkan Mala sendirian di ruang keluarga rumahnya. Ancaman tadi yang dia lontarkan di mobil hanyalah gertakan semata, tentunya dia tidak mungkin mengatakan hal itu pada ibunya — yang ada ibunya akan syok dan jatuh pingsan lagi seperti sebelumnya. Dia harus bertindak hati-hati dalam hal ini, apalagi mengingat kondisi ibunya yang masih belum pulih.

***

Anta sedang bercermin dan memperhatikan penampilannya. Dia tersenyum lebar melihat penampilannya yang menurutnya sudah sempurna. Namun senyuman itu tidak bertahan lama, ketika pintu kamarnya terbuka dan sosok kakaknya, Nala muncul dari balik pintu itu. "Kau mau kemana?," tanyanya.

𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]Where stories live. Discover now