Chapter 26 : You and I

149 14 0
                                        

Anta sedang memandangi ponselnya, lebih tepatnya dia melihat pesan yang tadi dikirimnya pada Kala. Dia pun kembali teringat kejadiankemarin, di mana dirinya disuruh untuk menjauhi Kala oleh kakaknya. Tentu dia menanyakanalasannya dan ternyata kakaknya sudah mengetahui siapa Kala sebenarnya. Anta terkejut, entah dari mana kakaknya itu bisa mengetahuinya. Dia pun memberanikan diri bertanya lagi pada kakaknya menanyakan dari mana dia bisa tahu, tapi dia justru tidak mau menjawabnya.

"Kamu nggak perlu tahu, Sena. Intinya — kau jauhi dia!"

"Nggak mau," sahutnya.

"Sena!"

"Aku bilang nggak mau ya nggak mau!"

Pertengkaran mereka terdengar sampai ke telinga ibunya yang baru saja keluar dari kamarnya. "Ada apa ini?," tanya ibu mereka keheranan ke arah mereka berdua. Anta menoleh ke arah ibunya kemudian dia berlari dan langsung memeluknya.

"Kakak — dia menyuruhku untuk menjauhi Kala, bu ...."

Ibunya memandangi Nala dengan ekspresi kebingungan. "Kenapa kamu melarangnya?," tanyanya.

"Karena Kala adalah saudara dari orang yang sudah ngebully Sena dulu — !"

Anta melepas pelukannya dan menoleh kembali ke arah Nala. "Tapi kan Kala nggak ada hubungannya dengan itu!," sambungnya dengan nada sedikit kesal.

"Aku belum selesai bicara ya! Dia juga berusaha ngedeketin kamu karena dia suka sama kamu kan?! Hayoo ngaku, Sena!"

"Dari mana kakak tahu kalau Kala menyukaiku?!," tanya Anta balik pada Nala.

"Feeling aja ...," sahut Nala dengan suaranya yang tiba-tiba mengecil.

"Kak, beritahu aku — siapa yang memberitahumu tentang Kala?," tanya Anta lagi dengan nada yang dipelankan. Nala menghela napasnya dan dia mengatakan kalau teman kampusnya lah yang memberitahunya. "Teman kakak?"

"Ya, orang itu — dia ternyata kenal dengan Kala, setelah aku tak sengaja melihat fotonya dengan Kala di background laptopnya"

"Yaa siapa orangnya kak?!"

Nala memutar bola matanya. "Namanya Raphael, dipanggil Rafa. Dia bilang kalau Kala itu adalah sahabat dari adiknya." Anta mengernyit dahinya bingung, yang dia tahu mengenai sahabatnya Kala hanyalah Bastian dan Violet saja. Dia pun berpikir bahwa Rafa itu mungkin kakak salah satu dari mereka berdua.

"Intinya kau nggak boleh dekati dia lagi! Titik!," seru Nala. Dia pun langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya. Anta berdecak kesal kemudian dia memohon pada ibunya untuk membujuk kakaknya itu, tapi ibunya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ibu nggak mau bantu Sena?"

"Bukan begitu, Sena. Lebih baik kamu ikuti aja dulu perkataan Nala. Ibu yakin kakakmu nanti — pasti mau menerima Kala. Jadi, bersabarlah ya ...," ujar ibunya pada Anta.

"Tapi kalau Kak Nala tetap nggak nerima gimana?"

"Baru ibu turun tangan untuk membujuknya," jawab ibunya itu sambil tersenyum ke arah Anta. Dia berusaha agar membuat Anta tidak sedih dengan perkataan dari Nala. Dia paham dan ingin membantu Anta sebagai balas budinya — atas apa yang sudah dilakukan oleh Anta sebelumnya, juga Kala yang pernah membantunya untuk membayar utangnya pada rentenir itu.

"Sekarang kamu ke kamar aja, oke — udah malam." Anta pun mengangguk pelan dan dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi sedihnya itu sambil berjalan linglung menuju kamarnya.

𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]Where stories live. Discover now