Chapter 14 : Maybe

172 18 0
                                        

Anta memanggil Kala dari kejauhan dan membuat Kala tersadar dari lamunannya. Dia langsung menghampiri Kala yang berada di belakangnya itu. "Kau yang mengajakku kesini kan?! Kenapa kamu malah diam aja? Aku benar-benar heran denganmu!"

"Ma-maaf .... "

"Ada apa? Kau bisa cerita — "

"Nggak ada," jawab Kala langsung dan itu membuat Anta semakin bingung. Dia merasa kalau Kala menyembunyikan sesuatu darinya.

Saat ini, mereka sedang mengelilingi pasar buku itu. Banyak toko yang berjejer dan saling berhadapan serta banyaknya tumpukan buku di dalam toko-toko itu. Bau-bau buku yang baru dan juga yang sudah lama bisa tercium sampai luar pasar tersebut. 

"Kau mau beli buku apa di sini?," tanya Anta pada Kala.

"Aku nggak beli buku"

Langkahnya terhenti dan menatap Kala penuh keheranan. "Terus ngapain kita kesini?!"

"Mungkin kau mau beli buku di sini, jadi aku ajak kamu ke sini deh, " jawabnya dengan santai.

Anta menatap datar padanya. "Ku kira kau yang mau beli buku di sini! Arrghh sudah lah! Beribet aku kalau ngomong sama kamu!"

"Tapi kau benar-benar suka dengan tempat ini kan?" Tanya Kala dengan wajahnya yang dimajukan, begitu dekat dengan wajah Anta. 

Sekilas Anta menatapnya kemudian menoleh ke arah lain. "I-iya sih ...."

Selama mereka menelusuri pasar itu, Anta tidak bisa mengalihkan pandangannya dan selalu menoleh kesana-kemari — melihat toko-toko yang berada di sebelahnya itu. Jujur saja, dia sebenarnya ingin membeli buku di sini, tapi dia ragu apakah uangnya cukup untuk membeli setidaknya satu buku saja.

"Gimana kalau kita masuk ke toko itu?" Tanya Kala sambil menunjuk ke arah toko yang berada di seberangnya. Berbeda dengan toko-toko di sebelahnya yang agak ramai dikunjungi, toko itu tampak sepi. Terlihat juga kakek tua berkacamata, sembari menunggu datangnya pengunjung yang mau datang ke tokonya sambil membaca koran dan sesekali juga menoleh ke arah depan tokonya.

"Boleh aja," sahutnya.

Mereka berdua pun langsung mendekati toko itu. Kakek itu langsung berdiri setelah melihat ada dua anak remaja yang menghampiri tokonya. "Selamat datang," sambut kakek itu. Mereka berdua mengangguk pelan sekali kemudian meminta ijin untuk memasuki toko kakek itu untuk melihat-lihat buku. Ketika diperbolehkan masuk, Anta melihat sekelilingnya dan matanya berbinar-binar melihat rak-rak buku itu. Dia pun langsung mengambil salah satu buku dari salah satu rak tersebut dan melihat judulnya. 

"Gila! Banyak buku lawas di sini!"

"Kenapa emangnya kalau buku lawas?," tanya Kala penasaran.

"Karena langka. Susah kamu menemukan buku-buku lawas di toko buku lainnya karena sudah tidak diterbitkan lagi"

"Ohh ...." Kala pun mengangguk paham. 

Setelah itu, Anta melihat-lihat buku lagi dan dia terlihat sangat antusias. Kala yang melihat hal itu, lansgung tersenyum senang. Tiba-tiba saja Anta berteriak dan membuat Kala serta kakek pemilik toko itu terkejut. Kala pun langsung segera mendekatinya. "Ada apa, Anta?!"

Anta langsung menoleh dan menunjukkan buku yang dipegangnya pada Kala. "Ini novel The Lord of The Rings! Sampul novel terbitan pertama ini kan?! Ini langka banget!!" Serunya sambil tersenyum lebar kemudian dia meloncat-loncat kegirangan. Tingkah Anta itu membuat Kala tertawa geli.

"Udah aku bilang kan kalau kamu pasti suka dengan tempat ini," ujar Kala yang berada di hadapannya. Dia tersenyum dan tiba-tiba saja Anta merasakan degupan jantungnya itu kambuh lagi. Dia pun langsung membalikkan badannya dan Kala tentunya bingung, kenapa Anta setelah menatapnya tiba-tiba saja langsung membalikkan badan. Dia berpikir apa karena kejadian kemarin, membuat Anta merasa canggung padanya? Entah — dia pun juga dibuat bingung akan hal itu.

𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]Место, где живут истории. Откройте их для себя