Chapter 36 : Forgiven

48 4 0
                                        

Kala melirik Anta yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Hal itu membuat dirinya penasaran dan mulai berdehem keras, agar Anta langsung menoleh ke arahnya. Benar saja, Anta terkesiap dan menoleh ke arahnya. "Kau kenapa?," tanyanya.

Kala meliriknya kemudian kembali menatap lurus ke arah jalan raya. "Tenggorokanku gatal...." Sahut Kala dengan santai sambil mengelus lehernya.

"Minum air"

"Nggak mau minum air"

"Terus? Mau permen?"

"Boleh deh"

Anta mengambil sebungkus permen mint di saku celananya. "Untung aja aku bawa." Ujarnya sambil menyodorkan permen itu pada Kala.

"Kamu nggak lihat kalau aku lagi fokus mengemudi?"

Anta telat menyadarinya dan mengatakan , 'sorry ' pada Kala. Dia membukakan bungkusan permen itu. "Udah ku buka bungkusnya, nih makan." Dia menyodorkan kembali permen itu ke Kala. Tangan kiri Kala menarik pelan tangannya yang lagi menyodorkan permen itu, agar mendekat ke mulutnya. Perlahan Kala menggigit permen itu kemudian memasukkannya ke dalam mulut.

"Thanks." Jawab Kala pada Anta sambil mengisap permen mint itu dan matanya masih fokus menghadap ke depan. Jantung Anta tidak karuan saat Kala tadi memegang tangannya. Dia pun berusaha menenangkan hatinya itu dan tidak menatap Kala untuk sementara waktu — selama perjalanan menuju ke apartemen. Sedangkan Kala diam-diam tersenyum karena kejahilannya itu berhasil.

***

Anta terkesima melihat gedung yang sangat tinggi sepanjang perjalanan, setelah memasuki area apartemen luas itu. Dia melihatnya dari dalam mobil, memandang dari kaca depan mobil. Mereka disambut dengan pemandangan taman hijau yang luas — di kelilingi bunga mawar cantik yang mekar dari berbagai warna. Adapun air mancur di tengah-tengah taman itu. Belum sampai disitu saja, matanya tertuju ke arah taman rekreasi yang luas — tidak jauh dari taman bunga itu. Sebelum memasuki area parkir mobil pun, dia melihat ada minimarket, cafe, beberapa pusat kuliner, perbankan dan ATM center yang berderet secara melintang dari kiri ke kanan — sepanjang bangunan apartemen itu.

"Enak yaaa jadi nggak jauh-jauh beli makan dan minuman, tinggal turun aja...."

"Aku seringnya masak sendiri. Jarang aku beli makanan di luar," sahut Kala.

Kala pun memakirkan mobilnya di area yang kosong. Sesudah memakirkan mobilnya, dia dengan segera mematikan mesin mobilnya dan tidak lupa juga untuk melepas safety belt -nya. Dia menoleh ke arah Anta yang sudah melepas safety belt itu. Anta menoleh ke arah Kala yang juga menatapnya. Dia mengernyit dahinya bingung. "What? "

Kala memajukan wajahnya dan menatap Anta dengan serius. "Can I kiss you now? "

Anta langsung terkesiap dan dia menoleh kanan-kiri. Kala tertawa geli dan Anta menatap datar padanya. "Kau ini..."

"Maaf-maaf... aku bercanda"

"Ku kira serius tahu!"

"Jadi mau beneran dicium nih?," tanya Kala dengan senyuman liciknya sambil menaikan kedua alisnya.

"Udah ah! Yuk cepet turun!"

Saat Anta mau membuka pintu mobil itu, pintunya tidak bisa terbuka. "Kala, buka kunci pintunya - "

Ketika dia menoleh ke belakang, Kala memajukan lagi wajahnya dan bagian kepala Anta dipegangnya dengan pelan nan lembut. Bibirnya pun mendarat tepat di bibir mungil milik Anta. Tentunya Anta terkejut dengan apa yang dilakukan Kala padanya, namun dia tidak menolaknya. Dia memejamkan matanya dan membiarkan Kala menguasai dirinya. Ciuman itu semakin dalam sampai mereka bermain lidah, membuat Anta sulit untuk bernapas.

𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]Where stories live. Discover now