04

5.1K 535 4
                                    

Keesokan paginya, renjun terbangun lebih dulu. Sebenarnya sangat jarang sekali bagi Huang Renjun untuk bangun lebih dulu. Tapi, kebiasaannya saat berada di tempat baru membuatnya mau tidak mau akhirnya bangun. Dan yang membuatnya kaget adalah dia melihat jaemin disebelahnya. Dia kira tadinya hanyalah mimpi ternyata dia benar-benar bersama pak jaemin yang mungkin akan membuat kehidupannya berubah.

Tapi renjun tidak memikirkan panjang kali lebar tentang semua ini. Dia hanya memutuskan untuk bersiap-siap dan pergi ke sekolah. Akan lebih baik dia pergi sendiri dari pada menjadi bahan pembicaraan satu sekolah.



Setengah jam kemudian, jaeminpun bangun dari tidurnya dan dia sudah melihat kalau sebelah tempat tidurnya kosong, dan diapun mulai membersihkan dirinya sendiri. Setelah beberapa menit, jaeminpun keluar dari kamar dan mencari renjun.

"Renjun! Renjun! Kamu dimana?" Teriak jaemin sembari mencari kesetiap sudut apartemen mereka. Tapi, hasilnya nihil karena dimanapun dia tidak menemukan tunangannya itu.

"Kau berani sekali Huang Renjun, mari kita lihat saja apa yang bisa kau lakukan setelah ini." Monolog jaemin lalu diapun segera berangkat ke sekolah.







At. Sekolah.



Renjun masuk dengan wajah tertekuk tanpa memperdulikan semua siswa ataupun siswi yang takut melihatnya seperti itu. Mereka bukan takut dengan wajah renjun, tapi dengan auranya. Mereka bahkan ingin sekali mencubit pipi chubby itu, tapi jika aura anak itu terlalu gelap seperti ini. Maka tidak ada yang berani mendekatinya.

"Ya! Huang! Bagaimana penjelasanmu!" Ucap Haechan yang tiba-tiba datang dan langsung merangkulnya. Untuk kebanyakan siswa-siswi mereka sudah biasa melihat keduanya seperti itu. Lagian tidak ada yang akan berani seperti itu kecuali Haechan. Dan itu membuat mereka iri melihatnya.

"Aku sedang malas membahasnya." Ucap renjun ketus lalu membuka pintu kelas dan semua siswa-siswi yang sekelas dengannya sontak langsung terdiam.

"Ayolah huang. Kau harus menceritakannya." Ucap Haechan menuntut.

"Kali ini apa lagi? Kenapa kau tidak bisa masuk ke kelas ini dengan aura yang ceria?" Ucap Jun kyu kesal pada renjun yang merupakan teman sebangkunya.

"Aku tidak ingin membahasnya denganmu Jun kyu." Ucap renjun datar.

"Haechan?" Sontak si empu berbalik dan menaikkan satu alisnya pada Jun kyu.

"Apa dia di marahi nyonya besar lagi?" Ucap Jun kyu penasaran.

"Lebih dari itu." Ucap Haechan.

"Benarkah?"

"Hmm. Tapi, lebih baik kita ceritanya di rooftop saja nanti dengannya. Hanya dia yang bisa menjelaskan." Ucap Haechan datar lalu diapun langsung berbalik karena bunyi lonceng masuk.

Beberapa menit kemudian, guru asal jepang, watanabe haruto akhirnya masuk.

"Pagi semuanya!"

"Pagi pak." Ucap semuanya serentak kecuali tiga sekawan itu.

"Baik sekarang kita akan mulai pembelajarannya. Dan tugas yang paling penting adalah kalian harus mencari satu orang guru di sekolah ini. Boleh dari tingkat manapun dan ajak berkolaborasi dalam membuat sebuah lagu yang harus kalian nyanyikan dan jangan lupa untuk di videokan. Bapak kasih waktu selama satu bulan. Kalau tidak ada yang mengumpulkan maka bapak akan memberikan nilai 0 pada lapornya." Ucap haruto membuat semua murid mendesah tidak suka dengan tugasnya itu.

"Termasuk kalian bertiga. Mengerti?" Ucap haruto melihat Haechan, renjun, dan Jun kyu yang hanya diangguki oleh ketiganya.

Tak lama setelah itu, bell istirahat berbunyi dan Haechan sontak melihat kebelakang.

"Bagaimana dengan tugas ini? Siapa guru yang akan kalian ajak?" Ucap Haechan menatap keduanya.

"Ntahlah. Yang pasti bukan pak jaemin." Ucap renjun kesal.

"Pak jaemin juga belum tentu mau renjun. Kamu kan tau dia seperti apa? Lagian wali kelas baru kita itu sepertinya sangat sibuk." Ucap Jun kyu.

"Benar. Tapi, mungkin dia akan mau jika itu untuk renjun." Ucap Haechan menggoda.

"Mungkin. Secara renjun terlihat menggemaskan. Pasti banyak guru yang mau." Ucap Jun kyu sembari memandang renjun dari atas sampai ke bawah.

"Kalau begitu aku akan mengajak pak jeno. Lumayan sekalian cuci mata." Ucap Haechan.

"Bagaimana denganmu?" Ucap renjun datar pada Jun kyu.

"Aku tidak tau." Ucap jun kyu sembari mengangkat kedua bahunya.

"Nanti saja di pikirkan ayo sekarang kita ke kantin." Seru Haechan lalu mereka bertiga ke kantin.

Saat dikantin, angkatan kelas 11 itu benar-benar mengerumuni meja guru yang ada di kantin karena pekerjaan dari pak haruto itu. Bahkan banyak dari siswa maupun siswi yang ingin mengajak empat guru tertampan di sekolah itu, pak jaehyun, pak haruto, pak jaemin dan pak jeno.

"Lihat? Mereka bahkan sudah mulai." Cemberut Haechan.

"Sabar ya Haechan." Ucap Jun kyu sembari mengelus bahu sahabatnya itu. Sedangkan renjun hanya menatap malas pada meja tersebut dan tunangannya.

Jaemin melihat renjun dan kedua temannya itu masuk ke kantin lalu tersenyum kecil dan berdiri.

"Maaf ya. Tapi saya sudah dimintai tolong oleh siswa lain. Jadi, saya tidak bisa menerima kalian." Ucap jaemin dan renjun hanya merasa tidak perduli lalu pergi ke mejanya.

"Pak tolong kami saja." pinta salah satu siswa

"Iya pak." ujar siswa lain menyetujui ucapan temannya

"Maaf ya. Permisi." Ucap jaemin lalu mendekat pada meja yang di duduki renjun dan kedua temannya lalu memberikan sekotak susu stroberi karena jaemin tau dari calon mertuanya kalau renjun menyukai buah merah itu. Semua yang ada di kantin memandang kaget dengan pemandangan itu. Kecuali Haechan yang sudah tau hanya belum tau pastinya. Bahkan Jun kyu saja seperti bisa mengeluarkan matanya karena kaget saat ini.

"Jadi? Kapan kita akan mulai tugasmu itu renjun?" Ucap jaemin menatap renjun tepat pada matanya.

"N....ne?"
















_________

Maaf kalo ada typo

A Good Wife Is Tsundere - ENDWhere stories live. Discover now