30

3.7K 333 3
                                    

Hingga hari berganti menjadi malam, jaemin tak melepaskan pelukannya, ia terus memeluk erat renjun yang di sampingnnya, usapan lembut selalu jaemin rasakan.

"hyung, ini sudah malam. Hyung harus makan" ucap renjun

"nanti saja" jaemin menjawab dengan suara yang terkesan lirih dan lemah

Renjun menghela nafas untuk kesekian kalinya, renjun sudah mengajak jaemin untuk makan tapi tunangannya itu tidak mau dan terus saja memeluknya. 

"ini sudah malam, hyung harus minum obat"

Tadi renjun meminta bantuan pada haechan untuk membelikannya obat demam, jika renjun yang pergi membelikannya, jaemin pasti melarangnya dan tak mau melepaskan pelukannya.

"saya tidak berselera, saya cuma mau kamu memeluk saya" ucap jaemin manja

"aku akan memeluk hyung lagi setelah hyung makan"

"tapi—

"makan atau aku tidak akan memeluk hyung?" ancam renjun,  jika ia tidak seperti ini, jaemin akan melewatkan makan malam hanya dengan pelukan.

"baiklah, saya akan makan" pasrah jaemin

Jaemin mendongak, menatap renjun yang juga menatapnya. Setelah itu jaemin kembali menyembunyikan wajahnya pada perut renjun.

"aku akan ke dapur untuk membuatkan hyung bubur" ucap renjun

Renjun berniat melepaskan tangan jaemin yang melingkar di pinggangnya dan beranjak dari kasur.

"saya ikut" jaemin ikut bangun dan menahan tangan renjun

"hyung di sini saja, aku tak akan lama"

Jaemin malah kembali memeluk pinggang renjun dan mendusel pada perut renjun.

"hyung, aku janji tak akan lama"

Jaemin mendongak dengan tatapan yang memelas, terlihat jika jaemin masih merindukan renjun, apalagi mereka telah berperang dingin.

"jangan terlalu lama" perintah jaemin.

Renjun mengangguk dan mengecup kening jaemin, renjun melangkahkan kakinya keluar kamar, meninggalkan jaemin yang terlihat tak rela harus tinggal di dalam kamar



Setelah sampai di dapur, renjun langsung berkutat dengan alat masak, ia dengan telaten membuatkan bubur untuk sang tunangan. 

Saat renjun tengah mengaduk bubur yang ada di panci, nafas panas dapat ia rasakan di lehernya, belum tangan yang memeluk pinggannya erat. 

"renjun" lirih jaemin yang kini menyembunyikan wajahnya di ceruk leher renjun

"hyung? Aku sudah bilang, bukan? Tunggu saja di kamar" ucap renjun yang masih mengaduk bubur dan tangan lainnya di gunakan untuk mengusap tangan jaemin.

"saya mau sama kamu"

"astaga hyung, aku disini bersama mu"

Renjun mulai menyiapkan bubur untuk jaemin, saat sudah siap. Renjun berbalik dengan mangkuk berisi bubur buatannya. 

"sudah selesai, sekarang hyung harus makan"

Setelah renjun berucap, jaemin malah menggendong renjun ala koala, beruntung mangkuk yang renjun bawa tidak jatuh. 

"hyung! Kau masih lemas" tegur renjun

"aku masih kuat untuk menggendong mu" balas jaemin

Renjun hanya merengut tidak suka, jaemin memang keras kepala.

Jaemin menuju meja makan dan mendudukan dirinya disana dengan renjun yang kini ada di pangkuannya.

"suapi saya, renjun" ucap jaemin

"kaki hyung akan sakit karena memangku ku, lebih baik aku duduk di kursi" ucap renjun

"saya melarang, saya mau seperti ini" jawab jaemin

Renjun hanya pasrah dan mulai menyuapi jaemin, perlahan demi perlahan jaemin memakan bubur buatan renjun. Namun jaemin tak menghabiskan bubur buatan renjun. 

"sisa sedikit, hyung. Ayo habiskan" ucao renjun

Jaemin menggeleng, jaemin mengambil mangkuk di tangan renjun dan meletakkan di meja makan, setelahnya jaemin kembali memeluk renjun.

"ayo kembali ke kamar, saya mau memeluk kamu"

"aku akan membereskan dapur dan mengambil minum untuk hyung minum obat. Hyung ke kamar saja"

"sudah biarkan, kita ke kamar saja"

"hyung—

Belum melanjutkan ucapannya, jaemin kembali menggendong renjun dan mulai berjalan mengambil minum untuknya. 

Renjun hanya mengalungkan kedua tangannya pada leher jaemin.



Mereka berdua sudah berada di kamar, hanya saja renjun masih berada di pangkuan jaemin. Renju tengah mengambilkan obat jaemin yang ada di nakas.

"sekarang hyung harus minum obat" ujar renjun sembari menyerahkan obat pada jaemin

Jaemin menerima obat yang di berikan oleh renjun dan segera meminumnya.  Setelah selesai, renjun mengambil gelas dari tangan jaemin dan meletakkannya di nakas. 

"sudah, saya mau peluk" pinta jaemin dengan manja

"baiklah"

Renjun turun dari pangkuan jaemin, ia menyuruh jaemin untuk berbaring di kasur dan di susul olehnya. 

Jaemin mulai memeluk renjun dan menenggelamkan wajahnya di dada renjun, menghirup aroma tubuh renjun yang masih rindukannya

"sekarang waktunya hyung untuk istirahat" perintah renjun

"cium saya"

"huh?"

"cium saya, renjun" jaemin kembali merengek layaknya bayi

Renjun hanya bisa menuruti permintaan jaemin, renjun mencium bibir jaemin pelan.

"lagi" pinta jaemin

"tidak mau" tolak renjun

"ren, lagi"

Renjun tertawa kecil lalu mengecupi seluruh wajah jaemin. Jaemin sangat manja sekarang berbeda dengan jaemin yang menjadi gurunya di sekolah.

"sudah, hyung harus beristirahat" ucap renjun

Jaemin hanya mengangguk membalas ucapan renjun dan mulai menutup matanya.















—————


Maaf kalo ada typo

A Good Wife Is Tsundere - ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora