32

3.1K 294 0
                                    

menjelang sore dan terlihat renjun yang tertidur dengan posisi duduknya sedangkan jaemin tidur sembari menenggelamkan wajahnya pada perut tunangannya itu. Hingga beberapa menit kemudian, jaeminpun bangun dan dia melihat pemandangan yang selalu dia lihat sebelum perang dingin mereka. Untung saja sekarang semuanya telah berakhir dan dia bisa bebas memandang dunianya itu. Lalu diapun duduk perlahan dan menggendong renjun secara perlahan agar tunangannya itu tidak terbangun karena sepertinya dia terlihat lelah menjaga jaemin.

Setelah meletakkan renjun di kamar mereka, jaemin kembali keluar dan menuju dapur untuk meminum segelas air diapun melihat buah dari heejin wanita yang sangat mengganggu itu. Lalu membuangnya begitu saja ke tempat sampah dan teringat ucapan tunangannya itu.

"Apa benar pak jeno yang memberitahu alamat apartemen Hyung?"

Jaemin yang mengingat perkataan itu lantas saja menghubungi jeno, sahabatnya itu dan bersiap-siap untuk memarahi sahabatnya itu.

"Hallo?"

"Jeno. Apa maksudmu? Kenapa kau memberitahu apartemenku pada orang lain?" Kesal jaemin

"Apa maksudmu? Aku tidak memberitahu apapun tentang mu sama sekali termasuk alamat apartemen. Aku sekarang saja sedang berada di villa ku sejak dua hari yang lalu setelah mengantarkan mu dan renjun. Aku tidak tau apapun Na. Aku bersumpah tidak memberitahu siapapun soal dirimu. Kalau kau tidak percaya tanya saja haechan. Aku bersamanya sejak tadi. Ah, kalau kau masih tidak percaya juga maka tanyakan pada sepupumu. Tanyakan pada haruto." Kesal jeno lalu diapun mematikan ponselnya. Jaemin memandang bingung ponselnya dan mulai berpikir kenapa wanita jalang itu tau apartemennya.

"Apa mungkin dia mendapatkan alamat apartemen ku dari biodataku? Tapi tidak mungkin, aku kan meletakkan alamat yang lain." Gumam jaemin pelan.


Ting....tong...


Jaemin segera beranjak untuk membuka pintu apartemennya.

Ceklek.

"Haruto? Kemari kau." Ucap jaemin tanpa memperdulikan Jun kyu yang bingung dengan jaemin dan ekhem, kekasihnya itu lalu masuk mengikuti mereka berdua bahkan Jun kyu seperti menyaksikan pertengkaran anak kecil.

"Ada apa ini Hyung. Aku tidak melakukan kesalahan apapun bukan? Bahkan satu sekolah saja tidak tau kalau kau sepupuku." Ucap haruto berusaha melepaskan jaemin.

"Benar juga. Aku mau bertanya padamu. Apa kau memberitahu sih jalang sialan itu tentang alamat apartemen ku?" Datar jaemin sembari menatap tajam haruto tanpa perduli Jun kyu yang kaget pasalnya kekasihnya adalah sepupu jaemin.

"Aku tidak memberitahunya sama sekali. Untuk apa juga? Aku tidak mau melihat Hyung jadi mayat hidup tanpa calon kakak iparku itu. Jadi aku tidak mungkin melakukannya." Kesal haruto.

"Lalu? Kalau bukan kau siapa?" Ucap jaemin menatap haruto.

"Mungkin bukan siapa-siapa pak jaemin, mungkin saja salah satu darimu dan renjun diikuti oleh dosen jalang itu." Ucap Jun kyu begitu saja hingga membuat jaemin dan haruto menatap kearah Jun kyu.

"Akukan hanya berpendapat.' Ucap Jun kyu sembari menunduk karena takut dengan kedua sepupu itu. Hingga suara renjun membuat mereka bertiga mengalihkan atensi mereka.

"Hyung?! Pak haruto? Jun kyu?" Kaget renjun.

"Hai kakak ipar." Ucap haruto tersenyum jahil. Dan renjun merasa sangat bingung lalu berjalan mendekat dan duduk disamping jaemin yang langsung memeluk lengannya dan menyandarkan kepalanya pada bahu renjun.

"Maksud bapak bagaimana?" Bingung renjun.

"Dia adik sepupuku sayang." Ucap jaemin.

"Ne? Kenapa Hyung tak memberitahu sejak lama?" Kaget renjun.

"Hanya tidak mau saja." Ucap jaemin sembari menyamankan kepalanya pada bahu tunangan mungilnya itu.

"Lalu? Kenapa kau kemari juga Jun kyu? Apa kau ada perlu denganku?" Ucap renjun menatap Jun kyu.

"Ti...tidak." gugup Jun kyu pasalnya renjun dan Haechan tidak tau soal Jun kyu dan haruto.

"Dia kekasihku kakak ipar." Ucap haruto santai dan jun kyu yang menunduk.

"Apa?!"














—————

Maaf kalo ada typo

A Good Wife Is Tsundere - ENDWhere stories live. Discover now