29

3.4K 325 3
                                    

Telah seminggu renjun dan jaemin mengalami perang dingin. Saat jaemin akan mendekat renjun malah akan pergi menjauh terus seperti itu. Bahkan saat pelajaran jaemin, renjun hanya menganggap pria Na itu sebagai guru bukan tunangan atau apapun yang berkaitan dengannya sama sekali.

Lonceng keluar main telah berbunyi, renjun, Haechan dan Jun kyu sekarang berada di kantin dan telah memesan makanan mereka. Sedangkan jaemin hanya bisa melihat renjun dari jauh membuat jeno dan haruto cukup kaget dengan perubahan jaemin yang benar-benar kacau hanya karena satu orang, Huang Renjun. Sepertinya hidup jaemin benar-benar sudah berporos pada pemuda mungil yang sangat menggemaskan itu.

"Jaem. Sudahlah. Dia tidak akan hilang. Jadi, berhenti memandanginya." Ucap haruto.

"Aku merindukannya." Ucap jaemin lirih.

"Aku tau. Tapi, kau harus bersabar jaem. Dan makanlah dengan benar, selama seminggu ini kau tidak pernah makan dengan benar." Ucap jeno kesal pada sahabatnya itu.

"Aku tidak berselera makan beberapa hari ini." Ucap jaemin yang terus memandang renjun.

"Kau benar-benar. Berikan saja dia susu stroberi seperti biasa. Itu akan membuatmu lebih baik." Ucap jeno.

"Hmm. Kau benar." Ucap jaemin lalu memanggil salah satu siswa untuk memberikan susu stroberi pada renjun.

Sedangkan dimeja ketiga sahabat itu.

"Ren, mau sampai kapan kau perang dingin dengan pak jaemin. Aku jadi kasihan dengannya." Ucap Jun kyu.

"Biarkan saja. Aku tidak perduli." Ketus renjun.

"Tapi, kau kan tau itu hanya kesalahpahaman saja renjun." Ucap Haechan.

"Kau benar. Tapi aku tetap sangat kecewa pada pak jaemin." Ucap renjun datar.

"Aku tau. Tapi, ini saatnya kalian membicarakan semua ini ren." Ucap Haechan.

"Sudahlah. Aku tidak mau membahasnya lagi " Ucap renjun datar. Dan disaat bersamaan salah satu siswa mendekat pada mereka dan menatap renjun dengan tatapan takutnya.

"Maaf sunbae."

"Ada apa?" Ucap Jun kyu melihat juniornya itu.

"Ini saya ingin memberikan susu stroberi ini pada renjun sunbae dari pak jaemin." Ucap siswa itu. Renjun hanya memandangnya datar dan mengambil susu itu dari siswa itu karena dia tidak ingin membuat siswa itu dimarahi oleh jaemin.

"Sudahkan? Makasih " datar renjun dan siswa itu hanya mengangguk lalu pergi sedangkan jaemin tersenyum sedikit karena renjun tidak menolak pemberiannya sama sekali.

"Kau menerimanya juga Huang?" Ucap Haechan.

"Susu ini tidak ada kaitannya dengan ke kecewaanku." Ucap renjun lalu meminum susu itu begitu saja sedangkan kedua sahabatnya hanya menatapnya tanpa minat. Memang Huang Renjun sekali.



















Jam pulang sekolah tiba, akhirnya renjun, Jun kyu dan haechan keluar bersama dan melihat di lobby haruto juga jeno memapah jaemin yang terlihat sangat pucat sekali. Renjun ingin acuh tapi ke khawatirannya lebih tinggi hingga dia langsung berlari begitu saja.

"Kenapa dengan jaemin hyung?" Cemas renjun.

"Dia demam, renjun." Ucap jeno.

"Hmm. Dia juga tidak makan teratur seminggu ini. Untung saja besok hari Sabtu kalau tidak pasti akan membuat kami repot untuk menggantikannya." Ucap haruto.

"Jadi? Akan kalian bawa kemana pak jaemin?" Ucap Jun kyu.

"Ke rumahnya. Jaemin tidak suka rumah sakit." Ucap jeno.

"Tidak. Aku akan pulang bersamanya. Lagian kalau ke mansion jaemin Hyung, orangtuanya tidak ada dirumah. Aku akan pulang ke apartemen. Bisa tolong mengantarkanku?" Ucap renjun.

"Baiklah. Haruto, bantu aku membawa jaemin ke mobilku. Haechan tidak masalah bukan kalau kita mengantarkan jaemin dan renjun lebih dulu?" Ucap jeno menatap kekasihnya itu.

"Hmm." Angguk Haechan.
















At. Apartemen.

Sekarang renjun tengah berjuang menggantikan baju jaemin yang telah basah karena keringat. Walaupun dia sempat merona melihat badan bagus jaemin tapi dia tetap melakukannya agar jaemin lebih nyaman. Setelah berhasil diapun langsung mengambil kompresan dan mengompres jaemin sembari menyelimutinya karena jaemin sangat menggigil sekali.

"Kenapa bisa sampai sakit begini sih. Membuat cemas saja." Kesal renjun pada jaemin yang tertidur. Jaemin seketika membuka matanya dan tersenyum melihat renjun lalu menggenggam tangan mungil itu.

"Renjun, saya bersumpah semua itu hanya kesalahpahaman. Jangan mendiami saya." Ucap jaemin yang hampir mirip seperti rengekan. Membuat renjun mengulum senyumnya.

"aku tau. Sudah Hyung sekarang harus istirahat, Mengerti? Aku tidak akan kemana-mana." Ucap renjun tersenyum sembari mengelus tangan jaemin.

"Tidak mau. Peluk. Aku mau sambil peluk." Ucap jaemin merentangkan tangannya dan renjun mau tidak mau akhirnya ikut berbaring dan memeluk jaemin yang bahkan menyembunyikan wajahnya pada dada renjun dan memeluknya erat sekali seakan-akan tidak mau ditinggalkan oleh renjun. Renjun hanya membalas pelukan tunangannya itu sembari mengelus punggung lebar itu.

"Aku sudah memaafkan Hyung, dan aku juga tau itu kesalahpahaman. Maafkan aku juga karena telah membuat Hyung sakit begini." Ucap renjun yang masih dapat didengar oleh jaemin.

Jaemin hanya mengangguk menanggapi hal itu sembari mengeratkan pelukannya dan semakin menyembunyikan wajahnya pada dada renjun untuk menghirup aroma tunangannya itu. Karena dia sangat merindukannya. Dia tidak ingin semua ini terjadi lagi. Karena dia tidak mau di pisahkan oleh tunangannya. Dunianya itu



















—————


Maaf kalo ada typo yaa

A Good Wife Is Tsundere - ENDWhere stories live. Discover now