17

4.1K 376 4
                                    

Saat renjun sudah berada di kelas, ia sudah di sambut oleh kedua temannya itu. Seperti biasa kedua temannya itu selalu saja menggosip.

"hei, huang. Bagaimana dengan pak jaemin, huh?" goda haechan pada renjun yang akan duduk

"diam, chan" sahut renjun dengan nada malasnya

Junkyu yang belum tau apa yang terjadi hanya bisa merasa bingung. "ada apa?" tanya junkyu, tepatnya pada haechan

"renjun, dia sekarang suka bermanja—hmpp" belum menyelesaikan ucapannya,  haechan lebih dulu di bekap dengan tangan renjun

Renjun hanya mendelik kesal mendengarnya, dia itu hanya masih sedikit malu dengan kedua temannya.

"hei? Aku penasaran" ucap junkyu, dia sangat ingin tau

"tidak penting, kau tak perlu tau" jawab renjun

Haechan yang sedari tadi mencoba melepaskan tangan renjun yang membekap mulutnya itu akhirnya berhasil.

"dia itu sudah mulai bermanja dengan pak jaemin" ucap haechan dengan nada seperti mengejek renjun

"woah, ren? Itu benar?" tanya junkyu menatap renjun

"menurut mu?" renjun sedikit kesal

"bagus bukan? Kau sudah dekat dengan pak jaemin? Jangan malu" ucap junkyu

"benar, lihat telinga mu saja merah, apa kau malu sekarang?" timpal haechan

"tidak" ketus renjun

"hahaha, mau pergi setelah pulang sekolah?" ajak haechan dan junkyu hanya mengangguk menerima ajakan haechan

"aku tak bisa, jaemin hyung tak mengizinkan ku memiliki rencana apapun hari ini"

"sudah memanggil dengan sebutan hyung ternyata" ujar junkyu dengan sedikit tertawa

"dia yang menyuruh! Aku hanya mengikutinya" sanggah renjun cepat

"ei, benarkah?" goda haechan

"chan, kau ingin aku pukul?" kesal renjun

"hahaha, sudah jangan menggodanya. Telinganya sudah cukup merah" ucap junkyu
















——————







Setelah pulang sekolah, renjun harus menunggu jaemin lebih dulu karena jaemin memintanya agar dia pulang dengannya, dan renjun hanya menurut.

Renjun sebenarnya bosan karena menunggu jaemin di dalam mobil, beruntung tak butuh waktu lama, renjun dapat melihat jaemin yang mulai mendekat ke arah mobilnya. 

Jaemin masuk ke dalam mobil dan menggunakan sabuk pengaman.

"pakai sabuk pengaman mu" titah jaemin pada renjun yang belum menggunakan sabuk pengaman

"hmm" renjun hanya bergumam sebagai jawaban namun ia tak melakukan yang jaemin perintahkan

Karena renjun terlalu lama, jaemin mulai mendekat pada renjun.

"eh?" renjun merasa gugup karena jaemin tiba tiba mendekat

"saya bilang pakai sabuk pengaman kamu" ujar jaemin memakaikan sabuk pengaman pada renjun

Renjun hanya diam dan menunggu jaemin menjalankan mobilnya. 









Saat sampai, renjun bingung karena mereka sampai di rumahnya bukan di apart. Namun ia hanya mengikuti jaemin yang kini membukakan pintu mobil untuknya. 

"hyung, kenapa ke rumah ku?" tanya renjun pada jaemin

"kemarin bunda mu menelfon dan dia menyuruh ku untuk membawa mu kemari" jawab jaemin

"apa ada sesuatu?"

Jaemin hanya mengangkat bahunya tak mau menjawab renjun dan mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan rumah renjun.

"hyung! Tunggu aku!" renjun berlari mengejar jaemin yang lebih dulu pergi




Setelah mereka masuk dan mulai menuju ruang keluarga, renjun di kejutkan dengan adanya kakak sepupunya winwin dengan suaminya yuta dan jangan lupa anak mereka shotaro yang sedang di pangku oleh yuta 

"gege!" pekik renjun yang mulai berlari kecil menghampiri winwin dan segera memeluk kakak sepupunya

"hei, adik kecil ku" winwin mengusak surai milik renjun

Sementara jaemin ia hanya tersenyum melihat sisi lain dari tunangannya itu. Ia mulai duduk di sofa single

"kenapa tidak mengabari ku?" ucap renjun

"sengaja, agar menjadi kejutan untuk mu" jawab winwin

"kau tak merindukan ku, renjun?" tanya yuta

"hehehe hyung, kau sekarang lebih tampan" ucap renjun

"memang sebelumnya aku tidak tampan, huh?"

"lebih tampan dari sebelumnya" ujar renjun

"dan... Bayi kecil ini bertambah imut saja" lanjut renjun dengan menggendong shotaro

"kamu juga imut, renjun" celetuk jaemin yang malah membuat renjun kembali menahan dirinya agar tak malu

"aku akan bermain dengan shotaro di kamar ku, dadah!" ucap renjun buru-buru meninggalkan ruang keluarga

"dia malu?" tanya winwin merasa aneh dengan adik sepupunya

"mungkin, ah iya winwin dia adalah tunangan renjun yang pernah bunda katakan pada mu" ucap wedy yang memang sedari tadi ada di situ

"na jaemin, benar?" tanya winwin dan jaemin mengangguk

"aku salut pada mu karena bisa meluluhkan renjun" puji winwin

"benar, setahu ku dia terkadang selalu bersikap seenaknya" timpal yuta yang memang tau sifat renjun

"memang butuh waktu, renjun juga masih sedikit tsundere tapi dia sudah bisa menerima ku. Dia hanya masih sedikit malu" ucap jaemin






















—————


Maaf kalo ada typo

A Good Wife Is Tsundere - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang