28

3.2K 312 6
                                    

Renjun keluar dari kantin dengan wajah datarnya, dia benar-benar sangat cemburu dan kesal pada jaemin, ntah kenapa amarahnya saat ini benar-benar berada di puncaknya. Dia sangat percaya pada jaemin, tapi kenapa jaemin malah menyia-nyiakan kepercayaannya seperti ini.

Renjun pergi ke rooftop untuk menenangkan dirinya, disaat bersamaan heejin, guru yang tadi bersama jaemin malah mendekat dengan wajah liciknya.

"Kau tunangan pak jaemin bukan?" Ucap heejin melihat renjun. Renjun sontak saja melihat gurunya itu dengan tatapan datar karena dia sudah sangat paham sekali. Apalagi guru itu dan kedua temannya hampir sama dengan jalang.

"Kalau ibu sudah tau, kenapa malah menggoda tunangan orang lain?" Datar renjun.

"Karena kau tidak pantas dengan pak jaemin. Saya lebih pantas Huang." Ucap heejin.

"Terserah kata ibu apa, saya tidak perduli. Tapi, ingat yang satu ini. Jangan berharap dengan tunangan saya. Sampai kapanpun saya tidak akan melepaskan pak jaemin. Anda bisa melihatnya. Jadi, berhenti menjadi jalang. Karena pak jaemin tidak suka jalang." Datar renjun  dengan smirknya.

"Jaga perkataanmu Huang?!" Kesal heejin yang akan menampar renjun, tapi dia lebih dulu menahannya.

"Jangan pernah main-main dengan saya Jeon heejin-ssi. Kau sangat menjijikkan." Ucap renjun lalu menepis tangan guru itu dan pergi dari rooftop. Moodnya benar-benar sudah sangat hancur saat ini. Lalu diapun memutuskan untuk membolos saat itu juga. Akan lebih baik jika dia pulang ke mansion orangtuanya dari pada bertemu dengan jaemin.
























Jam pulang sekolah telah berbunyi, jaemin menunggu renjun di lobby. Tapi tak kunjung melihat tunangannya itu sama sekali. Beruntunglah dia melihat Haechan dan Jun kyu hingga dia menghentikan kedua siswa itu.

"Ada apa pak?" Bingung keduanya.

"Apa kalian melihat renjun?" Ucap jaemin cemas. Karena sungguh semua yang dilihat renjun tadi hanyalah sebuah kesalahpahaman tidak lebih.

"Renjun bolos jam pelajaran pak. Sepertinya dia pergi." Ucap Jun kyu.

"Kemana dia akan pergi kira-kira?" Ucap jaemin menatap kedua siswa itu.

"Kami tidak tau pak. Tapi, lebih baik bapak berikan waktu saja untuk renjun agar tenang. Kami sangat mengenalnya, dia hanya butuh waktu." Ucap Haechan lalu tak lama setelahnya jeno dan haruto mendekat.

"Ayo kita pulang." Ucap jeno pada Haechan sedangkan haruto pada Jun kyu.

"Ada apa denganmu jaem? Masih belum berhasil mengatakan yang sebenarnya pada renjun?" Ucap haruto menatap jaemin.

"Hmm. Mungkin aku akan memberikan waktu pada renjun. Aku duluan." Ucap jaemin dengan sangat lesu lalu pergi dari hadapan 4 orang itu.

"Apa kalian tidak tau dimana renjun? Setidaknya biarkan mereka menyelesaikan masalah ini." Ucap haruto.

"Aku yakin renjun ada di rumahnya. Tapi, aku tidak yakin renjun mau bicara saat ini. Lebih baik biarkan renjun tenang dulu." Ucap Haechan.

"Hmm, aku setuju padamu. Lagian, jaemin bukan orang yang akan putus asa. Palingan dia akan membuat Jeon heejin di pecat." Ucap jeno datar.

"Bagaimana mungkin?" Bingung Haechan sembari melihat kearah jeno.

"Nanti juga kalian akan tau. Bukan begitu haruto?" Ucap jeno menatap sahabatnya itu.

"Hmm." Ucap haruto sembari mengangguk.









At. Mansion keluarga Huang.

Renjun masuk dan hanya berdiam diri dalam kamarnya, kata salah satu maid orangtuanya sedang berada di luar negeri. Baguslah pikir renjun karena dia tidak perlu bersusah payah menjelaskan kenapa dia pulang. Dia hanya tidak ingin mengungkit nya.

Diapun langsung membersihkan dirinya dan memutuskan untuk melukis. Sudah lama dia tidak menyentuh alat lukisnya itu, dia juga mengabaikan pesan dan telpon masuk dari jaemin. Dia tidak perduli karena dia masih sangat marah dengan pria Na itu. Biarkan saja dia kelimpungan. Renjun tidak akan perduli sama sekali. Tidak akan.














—————



Maaf kalo ada typo

A Good Wife Is Tsundere - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang