Rasa < 9 >

26.6K 1.2K 20
                                    

"ini namanya ghali oma" ucap Arkan pada Omanya

"Halo ghali" ghali bersembunyi di belakang Arkan

"Alkan aku takut" cicit ghali

"Gak usah takut, Oma aku baik kok" Sania tersenyum

"Sini sama Oma" ghali dengan takut-takut menghampiri Sania

"Wah ada siapa ini?" Ada dua pria yg menghampiri Sania

"Ganteng siapa namanya?" Tanya arka Daddy nya arkan

"Ghali Dhaniyal lakaia" ucap ghali dengan logat cadel nya

"Lakaia?" Ghali menggeleng

"Lakaia om, om mah budek" ucap ghali membuat semua orang tertawa sedangkan arka mendengus kesal

"Iya lakaia" ghali menggeleng lgi

"Rakaia dad, ghali cadel jdi gak bisa nyebut r " arka ber oh ria saja

"Ibu kamu mana?"  Tanya opa raga

"Unda kelja opa" raga manggut-manggut

"Ayah kamu?"

"Ayah juga kelja jauhhhhhh bgt"

"Pah" Ayudia mengkode mertuanya agar tak melanjutkan ucapannya

"Hiks..meleka bilang aku gak punya ayah, tapi unda bilang ayah kelja jauh bgt mangkanya ayah gak pulang-pulang, aku bukan anak halam kata bunda juga" lanjut ghali membuat mereka menatap iba ke arahnya

"Stt jangan di lanjutin sayang" Ayudia menggendong ghali dan menenangkan bocah itu, membawanya ke kamar Arkan untuk bermain

"Kasian mana masih bocil" gumam arka

"Bang!" Arka terkekeh

"Maaf ma"

"Telpon coba adek kamu buat makan malam disini"ucap Sania

"Ngapain ngajak si kutub, males" kesal arka

"Raka adik kamu" ucap raga

"Iya pa"

****

Hari sudah petang, perasaan Kaia tidak enak karena ghali berada di rumah Arkan, dia ingin menjemput tapi tak tahu rumahnya

Drtt drtt

"Halo?" Kaia mengerutkan keningnya tak ada suara di seberang sana

"Unda ini ghali" Kaia tersenyum akhirnya mendengar suara buah hatinya

"Ada apa sayang hm?"

"Unda ghali boleh Ndak tidul di lumah alkan, disini selu unda" Kaia menghela nafasnya

"Jangan bandel-bandel, nurut sama keluarga nya arkan ya sayang, inget yg bunda nasehatin waktu itu" nasehat Kaia, Takut sang anak berlaku tidak mengenakkan pada mereka

"Iya unda, Babay lopeyu" Kaia terkekeh

"Love you too sayang"

Panggilan telpon mereka terputus, Kaia melihat bintang di langit dengan wajah nya yg nampak gusar

Padahal ghali baik-baik saja, tapi kenapa perasaan nya tidak enak, wanita itu berjalan masuk ke gang sempit dan sampai di rumah kecil nya

Rumah yg menemani nya saat dia terpuruk, yg menjadi saksi betapa hancur nya dia merawat anak, hasil kerja kerasnya dia selama ini

Rumah yg akan segera di gusur pemilik tanahnya, dia berharap semoga tidak jdi di gusur, bagaimana dia tinggal jika di gusur

"Kaia" wanita itu menoleh saat ada yg memanggil nya

"Eh ibu, ada apa ya?" Tanya Kaia

"Tdi ada yg Dateng" ucap tetangga Kaia

"Siapa ya Bu?"

"Asisten pemilik tanah ini, kita semua jdi di gusur 3 bulan lagi" jelas wanita paruh baya itu

Deg

"J-jadi Bu?" Wanita itu mengangguk

"Yaudah ibu pulang dulu, siapin aja buat gusuran, nanti kita dapet uang banyak" wanita itu pergi dari hadapan Kaia

"Bukan masalah uangnya, tapi kenangannya" gumam Kaia sedih

Sedangkan di rumah Arkan, ghali sedang berlarian dengan Arkan, tapi saat ghali berlari dia tak melihat seorang di depannya

Bruk

"Huaaa undaa pantat ghali cakit hiks" Arkan berlari ke arah ghali yg menangis

"Kamu gapapa kan ghali?" Arkan membantu ghali berdiri lalu Arkan menatap tajam orang di depannya

"Om Raka jahat" pekik Arkan

"Ngapa si ini berisik bgt" arka yg baru saja turun melihat ghali menangis

"Daddy marahin om Raka, dia buat ghali nangis" Adunya pada arka

"Dia emang nyeremin ghali, kita makan aja yuk" ajak arka sambil melirik sang adik

Sedangkan Raka merasa bersalah pada bocah lucu itu, dan ada perasaan aneh ketika melihat wajah pria kecil itu

"Kamu udah Dateng ka?" Raka menoleh ke arah mamanya

"Ma" Raka memeluk Sania

"Gimana kerjaan kamu?" Tanya papanya yg berada di sebelah sang mama

"Lancar, aku lagi urus pembangunan di lahan jauh dari kota, ada yg gak mau di gusur" ucap Raka

"Gak kasian Lo, nanti merka tinggal dimana?!" Ucap arka menimpali

"Gue kasih uang" balas Raka datar

"Ck serah, kang pemaksa, egois Lo gak mikir apa!" Raka memutar bola matanya malas

"Udah kenapa jdi ribut kayak gini" ucap Ayudia

"Ayok makan, ghali sama Arkan udah dimeja makan" lanjut wanita itu

Mereka melihat kedua bocah itu sedang tertawa, entah menertawakan apa, mata ghali yg memerah akibat menangis membuat Raka merasa bersalah, padahal jika keponakannya menangis karenanya dia tak akan perduli, tapi ada apa dia sekarang?

"Ghali mau makan sama apa?" Tanya Sania

"Sama apa aja oma" ucapnya sembari menunduk karena sedari tdi Raka menatapnya

"Nih Sama Sop daging, suka nggak?!" Tanya Sania

Ghali mengangguk senang"makasih oma"

Bocah itu makan dengan semangat, dia pertama kalinya memakan daging sapi yg rasanya Sangt enak ini

"Pelan-pelan ghali gak ada yg minta" ucap Arkan

"Alkan ini enak, aku belum makan daging pake ail gini" ucap ghali membuat semuanya tercengang

"Kamu belum pernah makan daging sebelumnya?" Ghali menggeleng

"Unda bilang, kalo unda punya uang bakal beli daging, tapi pas unda udah punya uang, akunya Ndak mau soalnya bunda suka nangis pas aku tidur, aku Ndak mau buat unda sedih" ucap ghali sembari berkaca-kaca

"Kalo aku ketemu ayah pasti aku selalu makan enak" lanjut ghali

Raka yg tdi terdiam langsung mengusap kepala bocah itu"ayah kamu kemana?" Tanya Raka dan hanya mendapatkan gelengan dari ghali

TBC

"Gak akan pernah tahu jika kamu mengabaikannya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gak akan pernah tahu jika kamu mengabaikannya"

R A S A [Selesai]Where stories live. Discover now