Rasa < 24 >

22.7K 1K 2
                                    

"jangan mainin air, kak, itu ih Ghali nya jangan di ajak main dulu" kesal Kaia

Di dalam kamar mandi Raka dan Ghali tak mendengar ucapan Kaia dan terus bermain air yg sudah si isi bola-bola kecil

Kaia yg menahan emosi nya kini Sudah tak tahan lagi, dia menerobos masuk tapi sekarang apa yg dia dapat? Mereka masih belum mandi dan hanya bermain air

"RAKA!" teriak Kaia geram, Pria itu sangat memanjakan Ghali yg tak pernah dia lakukan pada bocah itu. Kaia ingin jika Ghali mandiri dan tidak manja

"Ghali cepet mandi, nanti ke sekolah nya terlambat" marah Kaia

"Maaf unda"

"Kai jangan marahin dia" Kaia menatap Raka marah

"Cepet mandi, kamu mau Ghali telat?" Nyali Raka kini menciut melihat tatapan tajam Kaia

"Iya"

Kaia kembali ke kamar dengan perasaan dongkol, ini karena dia datang bulan yg mood nya ber ubah-ubah, dan Raka juga membuat masalah di pagi hari

20 menit berlalu, Raka dan Ghali kini sudah siap dengan pakaiannya masing-masing, Kaia pun bernafas lega melihat Ghali yg sudah siap dengan seragam sekolah nya

"Unda, ayah mau ngantelin Ghali ke sekolah"ujar Ghali

Kaia mengangguk, wanita itu menggendong anaknya"Ayo turun, tadi aku beli sarapan" ucap Kaia

Di meja makan, Kaia melihat kevan yg tengah makan sembari memainkan ponselnya "makan yg bener" ucap Kaia

Kevan mendongak "aku masuk universitas impian aku kak" Kaia tersenyum

"Selamat ya, kakak bangga sama kamu" Kaia mengelus rambut adiknya

"Selamat kev" ucap Raka

"Om kev, Janan lupa tlaktil Ghali ya" Kevan mengangguk sembari ber tos ria dengan ghali

*Skip

Kini Raka tengah mengantar Ghali ke sekolah, saat pria itu mengantar Ghali ke kelasnya dia tak sengaja cemoohan dari ibu-ibu yg mengantar anaknya

"Iya itu katanya ayah kandung Ghali, perempuan mana yg gak mau sama cowok ganteng gitu, pasti Kaia jual Dirinya deh"

"Di berita nya juga Kaia ngerebut pak raka"

"Kaia kan perempuan murahan"

Raka sudah tak tahan dengan ucapan ibu-ibu itu tapi saat dia akan menegur ibu-ibu itu, Ayudia datang terlebih dahulu dengan tatapan tajamnya

"Kenapa iri ya?" Tanya Ayudia

"Ngomongin adik ipar saya gak akan ngehasilin uang buat kalian, kayak manusia kekurangan yang aja. Inget ya ibu-ibu, sepertinya omongan kalian lebih murahan daripada hidup Kaia" ucap Ayudia marah

"Sekali lagi saya denger omongan gak berguna kalian, siapkan diri kalian buat mendekam di penjara" ucap wanita itu lalu menghampiri Raka

"Udah gapapa, lebih baik kamu ke kantor. Biar Ghali mbak yg jaga" Raka tersenyum

"Makasih mbak" ucap Raka

***

Malam harinya saat Raka Tengah bergulat dengan laptopnya, tiba-tiba pundaknya terasa berat, saat dia menoleh ke sisinya dia melihat Kaia yg tertidur di pundaknya

Pria itu tersenyum lalu menutup laptopnya, dia menggendong Kaia ke kamar. Di kamar sudah ada Ghali yg tidur di kasur

Raka merebahkan tubuh Kaia di sebelah putranya lalu memakaikan selimut. Seperti biasa, dia akan tidur di bawah dan hanya memakai tikar sebagai alas nya

"Good night" sebelum tidur Raka mengecup kening Kaia dan Ghali terlebih dahulu

Disisi lain kevan melihat pergerakan Raka di sela pintu yg tidak tertutup rapat, dia sebenarnya masih tidak ikhlas melihat sang kakak menikah dengan pria yg menghancurkan masa depan nya

"Kevan Harap kakak bahagia" gumam kevan lalu pria itu kembali ke kamarnya

Seminggu telah berlalu, Kevan sudah mengijinkan Kaia untuk tinggal bersama Raka yg apartemen nya tak jauh dari tempat tinggal kevan

Kaia menikmati hari-harinya seperti istri pada umumnya, tapi hal yg belum dia lakukan. Memberikan hak nya kepada Raka

Bahkan Raka kini Masih tidur di sofa atau di lantai, padahal Kaia tidak menyuruh pria itu untuk tidur disana

Sekarang wanita itu tengah berada di depan kantor suaminya, dia ragu untuk masuk. Ditambah seperti nya penampilannya seperti perempuan gelandangan

"Maaf cari siapa ya?" Tanya satpam yg menghampiri Kaia

" pak Raka nya ada?" Tanya Kaia

"Lebih baik anda tanyakan ke resepsionis, saya kurang tahu" ucap satpam itu

Kaia tersenyum"makasih pak"

Saat wanita itu masuk langsung menjadi sorotan para karyawan disana, dan saat Kaia akan bertanya pada resepsionis dia di pandang remeh oleh para karyawan perempuan itu

"Kami gak menerima sumbangan, silahkan pergi" ucap perempuan itu

Kaia menghela nafasnya"saya mau ketemu sama pak raka"

"Pak Raka sibuk, dan...." Wanita itu menatap Kaia dari atas hingga bawah"dia juga sepertinya tidak Sudi bertemu dengan gelandangan"

"Ouh gelandangan? Siapa yg gelandangan?!" Kaia Menoleh ke belakang, begitupun resepsionis wanita itu

"Pak" ucap wanita itu gugup

"Dia yg kamu maksud gelandangan?" Kini sudah banyak karyawan yg melihat perdebatan mereka

"Kamu kalo gak kerja Disini gak bakal jadi gelandangan gitu? Bahkan saya menerima kamu kerja disini karena kamu terlantar di jalanan sana" ucap Raka tajam

"Kak udah" Kaia memegang tangan suaminya

"Kamu gak bisa menghargai orang lain?, Tidak ada rasa simpati di hidup kamu?"

"Kak"

"Diem kai, aku gak akan pernah mengijinkan semua orang nganggap kamu rendah, aku suami kamu dan aku gak rela orang ini nyebut kamu gelandangan bahkan hidup dia seperti gelandangan kalo gak kerja disini" semua orang terkejut mendengar penuturan Raka

"Dan kamu, bereskan semua barang kamu dan pergi dari kantor saya. Dan kamu tidak akan pernah di terima kerja dimana pun"

"Kak, aku gapapa. Kamu jangan berlebihan" ucap Kaia

"Kamu yg gpp tapi hati aku sakit!"

"Pak maaf kan saya, saya salah saya mohon jangan pecat saya" mohon wanita itu

"Saya tidak menerima permintaan maaf kamu" Raka Menarik tangan Kaia menuju ruangannya


Tbc

"Unda nya ghali halus bahagia" cup

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Unda nya ghali halus bahagia" cup

R A S A [Selesai]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora