Rasa < 35 >

19.8K 825 4
                                    

Kaia menatap ke arah suaminya, apakah dia harus bilang pada suaminya? "Kak" panggil Kaia

Raka menoleh "apa sayang?"

"Ayo pergi" ujar Kaia

"Pergi kenapa kai? Ini udah di rumah loh" ucap Raka bingung

"Papa nyuruh aku pergi kak, pergi ke Berlin buat ngurus perusahaan grandpa" ucap Kaia

Raka terdiam"kamu terima?"

Kaia menggeleng"aku bingung"

Raka mengelus rambut Istrinya"soal aku?" Wanita itu mengangguk

"Aku ikut kamu, kemanapun kamu pergi" ucap Raka

Kaia menundukkan kepalanya "tapi nanti perusahaan Kaka gimana?"

"Aku bisa handle semuanya kai, sampai kapanpun aku gak akan pernah jauh dari kamu. Soal perusahaan, aku akan serahin ke tangan kanan aku" ucap Raka tulus

Kaia meneteskan air matanya"makasih kak" mereka berdua saling berpelukan

"Undaa!" Teriak Ghali

"Apa sayang?" Ghali menatap bundanya

"Liat ini" Ghali menunjuk sikunya yg terluka

"Kenapa lagi hm?" Tanya Kaia

"Jatoh" Kaia Menghela nafasnya

"Duduk disini, bunda ambilin obat dulu" ucap Kaia

Seperginya Kaia, Ghali duduk di sebelah Raka , Ghali menggigit bibir bawahnya karena sang ayah hanya menatapnya tanpa berbicara apapun

"Yah" lirih ghali

Raka  menghela nafasnya "kamu tau kesalahan kamu?" Tanya Raka tegas

Ghali mengangguk "apa coba bilang sama ayah?"

"Ngelepotin unda" cicitnya

Raka mengangguk"lagi?"

"Ndak hati-hati" kini pecah lah tangisan Ghali

Raka memeluk Putranya "jangan di ulang oke?"

Ghali mengangguk, Raka menggendong anaknya sembari menenangkan Ghali. Tapi saat Kaia kembali ke kamar, dia melihat Ghali yg tertidur di gendongan Raka

"Loh kok tidur" ucap Kaia

Raka menoleh "tidur?" Kaia mengangguk

Raka merebahkan Ghali di ranjang "kok cepet Banget" gumam Raka

Kaia duduk di ranjang sembari mengobati siku Ghali yg terluka dengan hati-hati karena takut ghali terbangun

"Kecapean kayaknya dia" ucap Kaia

"Dia nangis?" Tanya Kaia

Raka Mengangguk"di apain?"

"Udah aku tegur sayang, biar dia hati-hati" ujar Raka

"Tapi jangan keras sama anak kak" Raka tersenyum

"Iya sayang"

*Skip

Setelah mengantarkan Ghali ke sekolah, Raka langsung pergi ke perusahaannya karena ada meeting pagi ini.

Di ruangannya, Raka melihat 2 orang laki-laki yg siap menggantikan posisi Eva dari perusahaan nya. Dia tak mau Kaia salah paham atau apalah menyangkut dirinya dan Eva

"Kalian tau kan tugas kalian apa?" Mereka berdua mengangguk

Dia sengaja merekrut 2 sekertaris nya, dia tau jika dia tidak ada disini. Tangan kanannya tidak mungkin bekerja sendiri, jadi dia memutuskan untuk merekrut mereka sekaligus

"Balik ke ruangan kalian, saya akan meeting sebentar lagi" ucap Raka yg di angguki kedua Pria itu

Tak lama setelah kedua Pria itu keluar, pintu terbuka dengan kencang "maksud kamu apa-apaan di Ka? Kamu pecat aku gitu aja?" Ucap Eva tak terima

"Gue gak mau istri gue salah faham gara-gara lo" balas Raka

Eva tersenyum miring"jdi kamu lebih milih dia daripada aku ka? Bahkan aku yg bantu kamu jdi sesukses ini. Tapi emang bener, kalo laki-laki yg udah sukses, pasti lupa sama seseorang yg nemenin dia dari nol " teriak Eva

"Lo? Nemenin gue?" Raka tersenyum miring "siapa Lo?, Lo cuma cewek yg gue temuin waktu kuliah, Lo bukan siapa-siapa gue" ucap Raka

"Satu lagi, Lo yg buat hubungan gue sama istri gue hancur va. lo yg buat gue hampir kehilangan orang yang gue cinta sama anak gue.LO EVA!" Bentak Raka

"Kamu tega ka, kalo aku ngelakuin sesuatu kamu jangan nyesel ka" ucap Eva lirih lalu pergi dari ruangan Raka

Sedangkan di apartemen Raka, ada Ari yg datang dengan Kevan"di bolehin sama Raka?" Tanya Ari

Kaia mengangguk "kak Raka siap bantuin aku pah" Ari manggut-manggut

"Tapi aku kasian sama dia pah, dia sibuk di perusahaannya. Kalo dia ikut aku, dia bilang kalo perusahaan nya bakal dia pantau dari jauh" Ucapnya

"Sebenarnya itu yg papah Takutin dari dulu kai, papah sengaja benci sama kamu supaya perusahaan itu jatuh ke tangan kevan dan kamu gak perlu urus perusahaan itu, tapi grandpa kamu tetap mau kamu yg jdi penerusnya" Kaia Menghela nafasnya

"Pa, aku bakal kesana dan bilang sama grandpa buat serahin semua perusahaan itu ke kevan" ucap Kaia

"Nggak, aku gak mau terima itu semua kak. Aku bakal ikut sama kalian buat bantu-bantu, aku gak mau perusahaan itu jadi milik aku" ucap Kevan

"Tapi kev, kakak gak tau apa-apa tentang perusahaan" ujar Kaia

"Ada bang raka, dia ahli di bidang itu. Kakak beruntung punya suami kayak dia" ucap kevan

"Kev?"

Kevan tersenyum"ini cita-cita kakak kan? Dulu kakak pernah bilang sama aku kalo suatu hari nanti kakak bisa jdi ibu bos, dan sekarang semua itu akan terwujud" ucap Raka

"Sekolah kakak gak tinggi kev, kakak cuma lulusan SMA dan itu juga gak sampai lulus" lirih Kaia

Kevan memeluk kakaknya"kakak bisa" ucap kevan

"Papa udah siapin sekolah buat kamu, nanti disana kamu bakal di ajarin tentang perusahaan sama Felix" ujar Ari

"Felix?" Ari mengangguk

"Dia temen kamu waktu kecil sebelum kita pindah ke Indonesia" ujar pria paruh baya itu

"Dia lulusan terbaik di Harvard, dan kamu bisa tanya-tanya soal perusahaan ke dia, soalnya dia ikut bantu ngurus perusahaan grandpa kamu"

Tbc

"Kita pergi"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita pergi"

R A S A [Selesai]Where stories live. Discover now