Rasa < 15 >

29.2K 1.2K 10
                                    

Sudah seminggu dia berada di rumah, belum ada pertanda jika rumah ini  akan di gusur, wanita itu sudah sembuh dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa lagi

Kata para tetangganya jika hari ini Mereka harus pindah Karena besok rumah Mereka akan di gusur, tapi steva masih dengan tekad nya untuk mempertahankan rumah ini

Hingga keesokan harinya, ada yg mengetuk pintu rumah steva, wanita itu baru bangun tidur. Dengan wajah yg masih muka bantal, wanita itu membuka pintunya

"Kalian lagi" ucap Kaia malas

"Hari ini rumah anda akan kami gusur, walaupun tidak dengan persetujuan dari anda" Kaia menatap tajam kedua pria di depannya

"Gak bisa gitu dong, ini rumah saya, saya berhak melarang kalian" ucap Kaia tajam

"Ini tanah kami, dan anda tidak berhak untuk menolak. Ini cek berisi uang 500jt dan silahkan keluar dari rumah anda"

"Mau kalian ngasih 100m pun saya tidak akan keluar dari rumah ini!" Kaia yg akan menutup kembali pintunya langsung di tahan dan di Tarik paksa oleh kedua pria itu

Kaia di Dorong hingga kepala terbentur batu, wanita itu menangis bukan karena sakit, dia tidak akan ikhlas jika rumahnya di hancurkan, rumah satu-satunya yg selalu ada saat dia berteduh

"Unda hiks" Ghali berlari ke arahnya

Kedua pria itu mengeluarkan semua barang-barang Kaia dan Ghali"kalian gak sopan bgt si hah? Kalian gak bisa ngusir gue gitu aja!" Teriak Kaia

"Unda lumah kita mau di apain hiks" tangis Ghali

Kaia memeluk Putranya"kita pertahankan rumah ini ya"Ghali mengangguk

Saat alat pemberat akan menghancurkan rumahnya, Kaia mencegah mereka Dengan berdiri di depan rumahnya

"Kalian gak bisa hancurin rumah gue" ucap wanita itu tajam

Keadaan Kaia kini sudah berantakan, darah yg sedari tadi mengalir di dahinya, rambut sudah acak-acakan, bahkan bajunya kotor karena tanah

"Minggir dari sana, jika tidak kalian akan ikut kami hancurkan" ucap Pria yg mengendarai alat pemberat itu

Sedangkan satu orng dari kedua Pria itu mengubungi bos Mereka"pak, wanita itu tetap gak mau mengikhlaskan rumahnya"

"Saya akan segera datang" balas pria di sebrang sana

"Nona, pikirkan anak anda jika anda mati. Apa anda tidak memikirkan dia?" Tanya pria itu

Dia menatap Ghali yg berada di gendongannya"kalian, kalian yg tega!" Ucap Kaia

Tak lama sebuah mobil mewah datang dan seorang perempuan keluar dari mobil itu, disusul seorang pria yg keluar dari kursi penumpang

Posisinya kaia membelakangi mereka otomatis Kaia tidak melihat Siapa yg datang, Namun berbeda dengan Raka, pria itu mengerutkan keningnya tatkala melihat bocah yg di gendong wanita yg menentang untuk di gusur

"Pak, perempuan itu menentang untuk di berikan apapun Bahkan dia menghalangi kami" ucap anak buahnya

"Dimana suaminya?"

"Menurut informasi dari beberapa tetangganya, dia tidak memiliki suami. Dia pindah saat sedang mengandung anaknya" entah kenapa perasaan Raka selalu tak karuan jika mendengar seorang wanita yg hamil di luar nikah

"Siapa bos kalian hah? Sehebat apa dia?!" Teriak wanita itu

"Saya bos nya" saat Kaia akan menoleh ke belakang, Raka menjatuhkan ponselnya membuat pria itu harus menunduk ke bawah

"Oh jadi Lo bosnya, kenapa hah kenapa?" Kaia mendorong bahu Raka hingga terjatuh

Saat Raka mendongak, Kaia terkejut bukan main ketika melihat pria di depannya. begitupun Raka, Pria itu menegang tatkala melihat wanita di depannya

Kaia berlari guna menghindari raka, wanita itu berlari meninggalkan rumah nya. Entah apa yg akan terjadi pada rumahnya sekarang, yg terpenting dia bisa menghindari raka

"Kaia tunggu!" Teriak Raka sembari berlari mengejar Kaia

Sedangkan para tetangga Kaia berbisik-bisik membicarakan Wanita itu"kayaknya Kaia punya hutang deh sama pemilik tanah ini" celetuk ibu-ibu Disana

"Tapi sadar gak sih, muka Ghali mirip sama pemilik tanah ini"

"Jangan-jangan pemilik tanah ini ayah nya ghali"

"Pasti Kaia jual diri" sahut ibu-ibu itu

"Heh orang miskin, enak aja Lo bilang sahabat gue jual diri. Nih ya bahkan Kaia lebih kaya daripada kalian. Gara-gara rakanya aja sahabat gue jdi gitu" ucap Monika yg barusaja datang

"Orang miskin aja sombong" cibir Monika

***

Saat Kaia akan memasuki angkot, Raka dengan sigap mencekal lengan wanita itu"lepas!" Wanita itu mencoba untuk melepaskan tangannya dari Raka

Ghali Sudah menangis kencang karena takut akan keduanya, ditambah Kaia juga menangis karena takut jika Ghali di ambil oleh ayah kandungnya

"Aku mohon jangan tinggalin aku kai" Raka memeluk erat Kaia dan Ghali

Sedangkan Kaia, pertahanan Wanita itu sia-sia jika Ghali berada di tangan Raka, pria yg sangat dia hindari Selama beberapa tahun ini

"Ghali" panggil Raka

"Om laka kenapa buat unda nangis hiks" ucap Bocah itu membuat Kaia terdiam, mengapa mereka saling mengenal?

"A-ayah, not om" ucap Raka sembari meneteskan air matanya begitupun dengan Kaia

"Unda?" Kaia Menggeleng

"Jangan dengerin dia, dia bukan ayah kamu" ucap Kaia tajam

"T-tapi unda" lirih bocah itu

"Bukan ghal, dia bukan ayah kamu. Ayah kamu sudah mati" ucap Kaia Sembari menatap tajam ke arah Raka

Raka menggeleng"sebegitu bencinya kamu sama aku kai? Sampe kamu jauhin anak kamu dari ayah kandungnya?!"

Kaia tersenyum miring"lupa?, Kamu yg buang anak kamu sendiri. Dan kamu gak berhak di panggil ayah sama anak aku" ucap Kaia

"Aku mohon Kaia, plis jangan gini. Ghali anak aku juga" lirih Raka sembari berlutut di hadapan Kaia

"Ghali bukan anak ka-"

"Aku mohon jangan gini, aku bakal turutin semuanya yg kamu mau, tapi jangan buat Ghali benci sama aku" mohon nya

"Jangan ambil Ghali dari aku" ucap Kaia pelan dengan suara bergetar

Tbc

"Ayo nikah, dan buang semua rasa itu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo nikah, dan buang semua rasa itu"

R A S A [Selesai]Where stories live. Discover now