16

8.4K 1K 26
                                    

Kriet

"Tuan? Baru saja saya akan membangunkan anda." Ucap Max ketika melihat Arsalan yang baru saja keluar dari kamarnya.

Arsalan berjalan melewatinya lalu diikuti dengan Max dibelakangnya.

"Ah..Max, apa saja jadwalku hari ini?" Tanya Arsalan sembari terus menatap kedepan.

"Hari ini jadwal anda untuk mengukur kekuatan sihir yang anda miliki tuan." Jawab Max sembari berjalan mengikuti Arsalan dibelakang.

Arsalan sedikit mengernyit, "Untuk apa?" tanyanya.

Raut wajah Max terlihat bingung setelah mendengar pertanyaan tuannya.

"Um..tentu saja untuk mengetahui tingkat kekuatan anda tuan?" Max menjawab dan diakhiri dengan nada bertanya.

Arsalan menghentikan langkahnya dan sedikit melirik Max yang ada dibelakangnya, "Lalu?"

Max mengusap tengkuknya,"Tuan, apa anda sungguh tidak mengerti?"

Arsalan membalikkan badannya menghadap Max.

"Kau pikir aku mengerti? Tentu saja tidak bodoh! Untuk apa juga aku bertanya jika aku sudah mengerti!"

Max terdiam. Ada apa dengan tuannya ini?

"Maafkan saya" Max membungkuk pada Arsalan.

Arsalan mengibaskan tangannya pelan, "Sudahlah, jadi apa maksudnya?"

"Tuan, kekuatan perlu diukur karena dikekaisaran ini memliliki tingkat kekuatan dari tingkat terendah hingga tingkat tertinggi." Max sedikit menjelaskan.

"Aku sudah tahu itu!" Arsalan mendelik.

Max tersentak, "K-kalau begitu mengapa anda bertanya?"

Arsalan menghela napas.

"Maksudku, mengapa hal itu perlu dilakukan?" Geram Arsalan.

Max memiringkan kepalanya, "Untuk pengelompokkan?"

Arsalan menatap tampang bodoh tangan kanannya itu, ia tersenyum miring.

"...."

"Di dunia manapun, kasta selalu tidak terlupakan ya..."

Arsalan membalikkan badannya dan berjalan kembali menuju ruang tempat pelatihan yang sudah diberitahu oleh ayahnya kemarin.

"Tu—"

"Kakak!"

Ucapan Max terpotong begitu saja oleh suara seorang gadis yang memanggil Arsalan dengan sebutan kakak.

Arsalan yang mendengar itu seketika merinding dan mempercepat langkahnya.

Sedangkan Max yang melihat itu dibuat bingung dan mempercepat langkahnya mengikuti Arsalan yang sudah jauh didepan.

"T-tuan! Nona Queene memanggil!" Teriak Max yang melihat Arsalan semakin menjauh.

Max menengok kebelakang dan melihat Queene yang juga berlari mengejar mereka. Ahh bukan, ia mengejar Arsalan yang sudah jauh didepan.

"Kakak! Mengapa kau berlari?!" Queene berteriak.

Arsalan yang sudah didepan sana terus mempercepat langkahnya pura-pura tidak mendengar suara yang memanggilnya.

"Boneka anabelle itu mengejarku?!" Teriak Arsalan dalam hati.

Hosh Hosh Hosh

Queene berhenti dengan napas yang tidak beraturan. Ia melihat Arsalan yang semakin jauh dan menjauh.

"Ada apa dengannya?" Tanya Queene dalam hati.

BERANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang