35

2.7K 266 1
                                    

Di sebuah ruangan yang cukup temaram, Rhory mengumpulkan Dez Generais atau biasa disebut sepuluh jenderal kekaisaran untuk berkumpul bersama membahas rencana mereka selanjutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sebuah ruangan yang cukup temaram, Rhory mengumpulkan Dez Generais atau biasa disebut sepuluh jenderal kekaisaran untuk berkumpul bersama membahas rencana mereka selanjutnya.

"Aku sudah mendengar garis besarnya, jadi bagaimana selanjutnya?" Ucap Jyn Azael, salah satu anggota Dez Generais.

Rhory menatap Jyn, "Aku butuh kekaisaran."

"Ah, mengumpulkan semua raja maksudmu?" Tanya Evander Azael.

"Bukankah ini sangat menyenangkan, aku sungguh tidak sabar." Sahut Ciro Azael si pemilik foxy eyes.

Abaikan rasa tidak hormat mereka pada sang kaisar. Rhory sudah terlalu bosan untuk menegur mereka.

"Sayang sekali aku sudah tidak bisa bertemu anak manis itu." Ucap Calantha Azael, gadis bersurai merah dengan kedua sayap dipunggungnya.

"B-bukannya kita a-akan bertemu dengannya?" Tanya Lalita Azael si gadis mungil bersurai merah muda.

Wushh

Calantha sedikit mengepakkan kedua sayapnya, "Lita, yang akan kita temui bukan anak manis lagi tapi—"

Brak

Valencia Azael menggebrak meja, ia menatap Lalita dengan senyum lebarnya. "Kita akan bertemu iblis Lita!"

"Kalian diamlah!" Ucap D'arcy Azael.

Aeneas menghela napas berat, "Mereka tidak pernah dewasa."

"Kau terlalu memanjakan mereka." Ucap Rhory.

"Ekhm."

Semuanya terdiam begitu mendengar suara deheman.

"Aku akan membahas rencana kita selanjutnya." Ucap Allerick datar menengahi mereka.

Ciro menatap Allerick berbinar, "Duke Agung memang sangat keren." Gumamnya kecil.

"Perhatikan."

Sebuah peta wilayah muncul dihadapan mereka begitu Allerick menggunakan sihirnya.

"Peta wilayah kekaisaran?" Tanya Evander.

"Hm, lebih tepatnya peta yang diciptakan olehnya." Jawab Allerick.

Ciro mengernyit, "Olehnya?"

Evander menyenggol lengan Ciro keras, "Yang dimaksud itu adalah Arsalan." Bisiknya pada Ciro.

Ciro membelalakkan kedua matanya, "Ahh, pantas saja Duke tidak menyebutkan namanya."

"Jelas saja, itukan anaknya." Bisik Evander lagi.

"Ekhmm."

Allerick menatap mereka berdua tajam.

Ciro dan Evander mengalihkan pandangannya dari tatapan Allerick yang menghunus mereka.

BERANDALWhere stories live. Discover now