18

8.4K 899 16
                                    

⚠️ Ada beberapa percakapan yang mungkin kurang nyaman untuk dibaca.

***

Arsalan baru saja selesai membersihkan dirinya. Ia akan menemui Allerick setelah ia selesai berpakaian.

"Max, ayah diruangannya?" Mindlink Arsalan pada Max yang berada di luar kamarnya.

"Tuan Allerick baru saja keluar dari kamar nona Queene, tuan." Balas Max melalui mindlinknya.

Arsalan hanya mengangguk walaupun tidak terlihat oleh Max. Ia memutus mindlink nya dengan sang tangan kanan.

"Arsalan, aku sangat penasaran dengan sihir yang kau miliki." Gumam Arsalan sembari mengancingkan pakaiannya.

"Sialan, entah kenapa ini semua membuatku bersemangat! Aku ingin cepat-cepat menjelajahi dunia ini."

"Bukankah menarik jika aku menjadi seorang villain nantinya." Monolog Arsalan.

"Hahahaha....aku bercanda." Arsalan terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

Arsalan memperhatikan dirinya dikaca.

"Kau memang sangat tampan, aku akui itu." Seringai Arsalan.

Ia beranjak dari sana, keluar dari kamarnya dan segera menuju ruangan Allerick dengan Max yang mengikuti dari belakang setelah melihat Arsalan keluar dari kamarnya.

"Max, Kalid dan Sean sedang apa mereka?" Tanya Arsalan.

"Saya melihat tuan muda Kalid dan Sean yang menuju ruangan tuan Allerick juga, tuan." Jawab Max.

Arsalan mengernyit. Ia hanya mengangguk, terus melanjutkan langkahnya hingga sampai didepan pintu ruangan ayahnya.

Tok Tok Tok

"Masuklah." Suara Allerick dari dalam sana.

Kriet

"Kakak!" Ucap riang Sean saat melihat Arsalan yang masuk keruangan Allerick.

Arsalan menoleh mendengar panggilan adiknya, "Bocah ini sebenarnya umur berapa sih?" gumam Arsalan dalam hati sembari melihat gummy smile milik Sean.

Arsalan menghampiri Sean dan mengusak pucuk kepala adiknya. Ia juga menoleh menatap Kalid yang ada disamping Sean dan mengusak kepalanya juga.

"Hentikan.." Kalid menyingkirkan tangan Arsalan yang mengusak kepalanya dengan telinga yang memerah.

"Dia malu?" tanya Arsalan dalam hati.

Ekhmm

Arsalan menoleh, menatap Allerick yang berdehem. Ia hanya mengangkat alisnya satu lalu duduk berhadapan dengan Kalid dan Sean.

Sedangkan Allerick mendengus melihat kelakuan Arsalan.

Arsalan menyilangkan kakinya, ia terlihat sangat santai.

"Jadi?" tanya Arsalan menatap Allerick yang ada di meja kerjanya.

Allerick menghela napas, "Jelaskan."

Arsalan mengangguk. Ia mengerti ayahnya menyuruhnya untuk menjelaskan kejadian tadi.

"Dia mengadu padaku tentangmu dan akhirnya menghinamu." Jawab Arsalan.

"Itu saja?"

"Ya."

Allerick lagi-lagi menghela napas. Mengapa Arsalan santai sekali?

"Ibunya memintaku untuk menghukummu." Ucap Allerick.

Arsalan mengedikkan bahu, "Lakukan saja."

Kalid dan Sean hanya memperhatikan mereka berdua. Sean terkekeh mendengar setiap jawaban singkat Arsalan, sedangkan Kalid mendengus mendengarnya.

BERANDALWhere stories live. Discover now