22

6.7K 815 37
                                    

"Lihat dan dengarkan ini baik-baik Arsalan."

Khrysaor, sebuah nama yang memiliki arti golden sword  yang berarti pedang emas. Sebuah nama yang akan diberikan kepada seseorang yang memang benar-benar pantas mendapatkannya.

"Rhory, kau harus ingat bahwa kau adalah seorang penerus tahta. Ingatlah, nama Khrysaor berada dipundakmu."

"Kenapa aku? Bagaimana dengan kakak?"

"Dia tidak pantas mendapatkannya!"

"Kenapa?"

"Dia kehilangan sebagian jiwanya...."

Anak kecil berumur tujuh tahun dengan rambut merah serasi dengan warna iris matanya itu hanya terdiam. Ia masih belum mengerti semua ini. Mengapa harus dirinya?

"Ayah akan selalu mengawasimu Rhory. Kau adalah harapan Khrysaor."

5 tahun kemudian.

"Pangeran, raja sudah tiada...."

Rhory, ia hanya terdiam mendengarnya. Apa sekarang saatnya?

"Maafkan kakak..."

Rhory menatap sang kakak kosong. Bukankah kau yang seharusnya mengalami ini? Kenapa harus aku? Kenapa?!

Aeneas, seorang lelaki berumur 22 tahun itu menatap sendu adiknya.

Rhory mengepalkan kedua tangannya keras. Darah menetes keluar dari kedua telapak tangannya.

Ia menatap sang kakak yang ada didepannya tajam, "Hanya karena wanita sepertinya kau melanggar perjanjian Khrysaor?!"

Aeneas memalingkan wajahnya, "Kau belum mengerti Rhory..."

"Apa yang tidak dapat aku mengerti kak?! Kau pikir aku bodoh! Karenamu...karenamu aku yang harus naik tahta! Apa kau tahu bagaimana rasanya hah?!"

"Rhory kakak mohon, kakak tidak bisa melepasnya begitu saja..." Aeneas memegang kedua pundak Rhory.

"APA KAU TAHU BAGAIMANA RASANYA MEMBUNUH AYAHMU SENDIRI?! APA KAU TAHU?!" Rhory mencengkram kerah baju Aeneas.

"Kenapa kau tidak mengerti kak....." lirih Rhory.

Aeneas terdiam dengan kedua mata yang memerah.

"Aku hanya diberitahu untuk menjadi penerus tahta tanpa ada persiapan apapun, tanpa diberitahu apa yang harus aku lakukan nantinya dan syarat apa yang harus aku penuhi ketika aku menduduki kursi tahta...." Rhory menatap Aeneas dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya.

"Kau...kau yang sudah dipersiapkan dan tahu semua itu sejak kecil tapi kau justru melepasnya begitu saja! Memberikan semua beban itu padaku yang tidak tahu apa-apa!"

Aeneas berjalan mendekat pada Rhory, ia memeluk erat tubuh adiknya yang bergetar itu, "Maaf, tapi dia sangat berharga bagiku...."

Rhory menggertakan giginya, ia melepas pelukan itu kasar.

"Kau pasti akan menyesal!" Rhory menatap Aeneas penuh dendam dengan darah yang masih mengalir dari kedua tangannya.

10 tahun kemudian.

"Arsalan, Arsalan Zedkiel Khrysaor. Sekarang kau adalah anakku." Ucap Rhory sembari menggendong bayi lelaki berambut hitam dengan kedua iris matanya yang perlahan berubah menjadi merah.

"Darahku perlahan mengalir dalam tubuhmu." Rhory mengusap rambut hitam legam itu lembut.

Cup

"Kiel, anakku yang manis." Rhory mengecup dahi bayi itu lembut.

BERANDALWhere stories live. Discover now