32

4K 508 20
                                    

Tok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tok

Tok

Tok

“Masuklah.”

Aeneas berjalan menghampiri Rhory yang sedang sibuk memandang langit di balik jendela kamarnya, “Sudah saatnya.” Ucap Aeneas.

Rhory menghela napas, ia berbalik menghadap Aeneas. Tatapan Rhory terpaku pada Aeneas, bibirnya  terlihat lebih pucat dari biasanya, keringat mengalir dari pelipisnya dengan kedua tangan yang terkepal. Aeneas yang melihatpun bisa menyadari bahwa ada hal luar biasa yang tidak ia ketahui.

“Apa yang membuatmu segelisah ini?” lirih Aeneas.

“Apa yang terjadi padamu Rhory?” Lanjut Aeneas.

Aeneas menatap Rhory sendu sekaligus tidak mengerti apa yang terjadi. Saat Rhory terbangun pertama kali, ia masih bisa melihat sikap Rhory yang seperti biasanya. Namun seiring berjalannya waktu, sikap Rhory perlahan berubah.

Rhory tersenyum lirih, “Aku mengingatnya.”

Aeneas bisa melihat betapa menyedihkannya Rhory sekarang. Kemana perginya benteng besar itu? Mengapa adiknya menjadi seperti ini?

“Sangat mengerikan.” Ucap Rhory dengan mulut bergetar.

Aeneas berjalan lebih mendekat pada Rhory, ia memegang kedua pundak adiknya erat, “Apa yang sebenarnya terjadi?! Mengapa kau menjadi seperti ini?!” Aeneas mengguncang pundak Rhory keras.

Aeneas memejamkan kedua matanya, “Sudah hampir 10 tahun kau seperti ini Rhory….”

Rhory menatap Aeneas dengan pandangan kosong. Memang benar, selama itulah mereka menunggu Arsalan untuk kembali. Sudah hampir 10 tahun Arsalan tidak kembali pada mereka. Semua rencana yang sudah mereka persiapkan untuk menyambutnya sudah hilang termakan waktu. Bahkan, semua masalah yang seharusnya Arsalan bereskan, mereka yang menyelesaikannya termasuk membunuh Catrine juga empat orang komplotannya. Semua orang beraktivitas seperti biasanya, kecuali Rhory. Selama ini, Rhory terlihat seperti orang yang sedang dihantui sesuatu, pandangannya kosong dan selalu mengurung diri di dalam kamarnya.

“Beritahu aku Rhory.” Lirih Aeneas.

Rhory menatap Aeneas dengan pandangan kosong seperti biasanya, namun ada tatapan takut yang terselip disana, “Selama ini kita menyimpan sesuatu yang sangat mengerikan Aeneas...”

Dahi Aeneas mengkerut, “Apa maksudmu?”

Rhory menatap Aeneas dengan kedua pupil yang terlihat bergetar, Rhory terlihat gelisah.
“S-semua yang kita alami selama ini, s-sebenarnya hanya….”

Aeneas mengguncang badan Rhory begitu melihat kedua mata Rhory yang terlihat sangat gelisah, “Hanya apa?! Beritahu aku?!” ucap Aeneas tidak sabar.

“hanya t-terjadi selama…”

BERANDALWhere stories live. Discover now