38

2.2K 252 5
                                    

"shhh, dimana ini?"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"shhh, dimana ini?"

Arsalan terbangun dengan keadaan kepala yang masih sedikit pusing. Ia memperhatikan sekeiling ruangannya yang terlihat sangat mewah di kedua matanya.

"Ck, s*alan." Umpat Arsalan sembari memijit pelipisnya pelan.

Tok tok tok

"Tuan muda." Panggil seseorang dari luar ruangannya.

Arsalan menatap pintu dengan corak khas kerajaan itu lekat, "Siapa?" Gumamnya.

"Tuan muda saatnya anda bangun." Panggilnya lagi.

"Ck masuk." Balas Arsalan.

Kriett

"Putra mahkota, yang mulia dan yang lainnya sudah menunggu anda di ruang makan." Ucap seorang pria berpakaian pelayan kerajaan.

Arsalan mengernyit, "Putra mahkota?!"

"Benar, tuan."

Arsalan terkekeh mendengar itu, "Kau bercanda?! Sebaiknya kau bilang pada sosok yang mulia itu, bahwa aku tidak akan pernah mau menurutinya!"

Arsalan menyibakkan selimutnya lalu beranjak dari kasur yang dibilang sangat cukup besar untuk ukuran tubuhnya, "Menginjakkan kaki di ruangan ini saja aku merasa enggan."

"Tuan, jika kau bersikap seperti ini, yang mulia bisa menghukummu." Ucap sang pelayan khawatir.

Arsalan menyentak tangan pelayan itu yang tadi coba menahannya, "Aku tidak peduli!"

Arsalan berjalan tergesa keluar ruangan dengan masih memakai pakaian tidurnya. Ia tidak peduli dengan tatapan – tatapan aneh yang menatap dirinya sekarang, yang terpenting sekarang ia harus pergi dari sini dan menemui ibunya.

Tap Tap Tap

"Tuan tunggu, saya mohon."

Arsalan melirik ke belakangnya, "Jangan mengikutiku!"

Sang pelayan menggeleng keras, "Tidak bisa tuan! Saya mohon berhentilah, ini demi kebaikan anda!"

Arsalan yang sedari tadi berjalan mulai berlari menghiraukan teriakkan dibelakangnya.

"Bodoh sekali jika dia berpikir aku akan menuruti perintahnya!" Dumel Arsalan yang masih berlari untuk mencari pintu keluar.

Sedangkan disisi lain, di ruang makan.

Tok tok tok

"Masuk."

Terlihat seorang prajurit masuk ke dalam ruangan lalu membungkukkan badannya sebelum berbicara, "Yang mulia maafkan saya menganggu kegiatan sarapan anda—"

"Jangan bertele-tele."

Prajurit itu menunduk, "Yang mulia, putra mahkota menolak untuk datang."

Ascar, pria itu menghela napas mendengarnya.

BERANDALOnde histórias criam vida. Descubra agora